Selembar bajumu tergantung di balik pintu kamarku.
Di sana masih melekat sisa-sisa harum tubuhmu,
dan parfum khas kepunyaanmu sejak dua pekan lalu.
Aku yakin itu.
Sebab tak sekali pun aku memindahkan letaknya.
Ia bertengger di tangkai kedua dari sisi kiri,
sejak Sabtu kedua di bulan Juni.
Aku membiarkannya berdiam diri setiap hari,
tak perlu dicuci, karena aku menganggapnya
sebagai perwakilanmu yang seakan abadi.
Lantas tak ingin ditinggal pergi.
Sehingga pada suatu dini hari terasa rindu dan sepi,
aku ambil baju putih bertuliskan "I Love Bali" itu,
kemudian aku hidu tanpa henti.
Harum tubuh dan parfummu,
yang bersembunyi di sela-sela jalinan benang
menjadi semacam pengantar tidur.
Ia mengantarku terlelap sampai pagi,
saat suatu dini hari terasa rindu dan sepi.
-20 Juni 2012-
YOU ARE READING
DOSA HINA
PuisiSajak ini tidak pernah indah, karena hidup penuh sesak dengan salah.