5

4.6K 314 116
                                    

Lo cuek aja gue sayang
Apalagi lo gak cuek?


Bel masuk sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Saat hampir seluruh murid berlari menuju kelasnya masing masing,hanya Sheila lah yang masih santai di samping gerbang belakang dengan es jeruk digenggamnya.

Dia menunggu semua murid benar-benar masuk ke kelasnya masing-masing, agar area disitu benar sepinya.
Setelahnya dia akan memanjat pagar belakang, lalu pergi entah kemana intinya dia BOLOS.

Sunguh indah sekali jika ada sekolah tanpa peraturan.

Kemudian, setelah mengecek area gerbang belakang benar benar sepi. Sheila segera berlari menuju gerbang itu. Dia membuang bungkus es nya disembarang tempat. Lalu keluar dari gerbang itu dengan melemparkan tasnya terlebih dahulu,disusul dengannya yg memanjat gerbang setinggi lebih dati 5m itu dengan lihainya.

"Manjat gerbang setinggi apapun gue lakuin, asal gak panjat sosial aja kek awkayenn"katanya kepada dirinya sendiri.

Dan brugggh

Dia berhasil keluar sampai diluar gerbang dan masih tersungkur diatas tanah.
Sheila bangun sembari menahan sakit dilututnya.Matanya bertemu sepasang mata yang menyejukkan itu.

"Eehh ada Germa, sejak kapan?"tanyanya sembari berbasa basi,karna dia takut ditatap germa dengan tatapan tak karuan.
"10menit lagi kalo lu belum sampai ruang osis, taulah akibatnya"Ancam Germa sembadi memberikan tas Sheila dan langsung pergi meninggalkan Sheila disitu.

"Kenapa gue bisa suka sama cowok cuek kaya dia sih?" tanyanya pada dirinya sendiri sambil berlari kecil menuju ruang osis
.
.
.
.
.

"Mau bolos pelajaran? Hidup lo nggak lengkap tanpa bolos ya?"
Sheila hanya diam menunduk menggerakkan tangannya sembari menggerakan tubuhnya.

"Di sekolah yang bener, seragam kekecilan, rok kebanjiran, sepatu kayak tk, kaos kaki warna pink lagi." Lanjutnya Germa tak habis pikir dengan kelakuan tetangga kelasnya itu.

"Gue gak suka sama penampilan lo" Lanjutnya

"HIDUP-HIDUP GUA, JANGAN NGATUR!" Tegasnya sembari mengulang kata kata Germa seminggu yg lalu ketika telat masuk sekolah.

"Ya gue mau benerin penampilan lo makanya gua ngatur lu biar lo jadi baik" Elaknya.

"Ya terus penampilan yang lo suka kayak gimana?"tanya Sheila terang-terangan.

Germa terdiam sesaat menatap wajah Sheila, lalu dengan cepat kembali membuang tatapannya.

"Yang pasti gak kaya lo sekarang ini,lari 3 kali putaran lapangan sama push up 50 kali jam pelajaran akhir nanti. " Katanya sembari keluar meninggalkan Sheila yang masih menahan sakit di lututnya.

"Pengen gue tonjok tu muka, tapi ganteng" Ucapnya sambil berlari mengelap keringat dikeningnya .
.
.
.
.

Sheila mengelap keringatnya kemudian segera dia berjalan ter engah-engah ke ruang OSIS.bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu siswa siswi SMK DHARMA SAKTI sudah pulang, hanya beberaa murid saja yang ikut ekstra ataupun organisasi yg masih dilingkungan sekolah. Selebihnya hanyalah para manusia pejuang wi-fi saja.

Sheila memasuki ruang OSIS yang ternya sudah ada Germa yang duduk dimeja tengah sembari membaca kitab matematikanya.
Sheila tersenyum sambil menetralkan degupan jantungnya, serta merilekskan deru napasnya.

Sheila tak pernah membenci Germa sekalipun. Meski dia cuek, selalu memberi hukuman sadis. Mungkin ini cinta buta, seakan_akan tak jadi masalah baginya. Jika saja kedua sahabat Sheila.Marsya dan Rina tau pasti mereka akan mengoceh tak jelas. Paling tak jelas sendiri adalah Rina, Rina tak pernah sekalipun menilai Germa dengan penilaian dari sisi yg baik.

"Nungguin gue ya Ger?" Tanya Sheila to the point, sambil melirik teh kotak disamping meja Germa. Tanpa berpikir lama Sheila langsung mengambil dan meneguknya tanpa sisa.

"Gue tau ya lo itu niat banget nungguin gue,khawatirin gue, makanya dibeliin minum sekalian"

"Gue? Nungguin elu? Khawatirin elu? Kapan? Orang yang bening,mapan,berisi aja gue cuekin. Lah elu? Pinter juga nggak, badan kek tutup gelas dilaminating,buat apa gue tungguin? Buang waktu!" Tegasnya lalu pergi meninggalkan Sheila yang masih menilai dirinya sendiri.

"watwat? Tutup gelas? Dilamintaing?" Ucapnya tak percaya sembari melihat tubuhnya,ketika mendengar penuturan Germa.

Gimana? Gimana?
Jangan lupa vote+coment yaww😍
Semoga sukaakk

See u 💞🔜
Ig: anandhitta_

Jurnal SMKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang