About Future (2) | Sequel 3

3.5K 498 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










―――★――――――★―――






Mature Content untuk chapter ini.

Mohon dengan sangat untuk kebijakannya.






―――★――――――★―――










★ Doyoung tahu bahwa dirinya sudah benar-benar menjadi seorang munafik. Bahkan dia sendiri bertanya-tanya mengapa harus mengambil tindakan yang tidak sesuai dengan kata hatinya. Doyoung jujur saat mengatakan kalau sekarang perasaannya sudah benar-benar di ambang batas. Muak menunggu sesuatu yang tak pasti akan kembali ke pelukannya. Namun sekarang, saat apa yang ditunggu telah hadir di hadapan, tersuguhkan secara cuma-cuma tanpa harus mengemis meminta, Doyoung malah memilih untuk melenggang pergi bersama egoisme yang menggelayut di sudut kepingan hati.









Jaehyun meminta agar bisa kembali merengkuh Doyoung.

Jaehyun mengemis untuk bisa kembali mencintanya.

Jaehyun kembali hanya untuk dirinya.

Namun Doyoung terlalu egois untuk membiarkan semua itu terjadi.









Tidak ada minuman apapun tersentuh oleh ujung lidahnya kemarin malam. Sisa setengah bungkus batang nikotin Ia tinggalkan di atas meja kelab malam bersama Jaehyun yang terpaku menatap kepergiannya. Doyoung tak mungkin menenggak butiran aspirin hanya untuk meredakan pusing yang mencengkeram kuat kepalanya, bisa-bisa dia tertidur dan melewatkan jam mengajar.




Harusnya aku izin tidak masuk saja tadi, pikirnya. Sialnya, mengapa pikiran itu baru terlintas saat sekarang sudah berada di tengah-tengah jam kerjanya. Bodoh sekali.




"Sialan!"




"Apanya yang sialan?"




Sosok Jungwoo tiba-tiba muncul di samping, membawa sebuah buku dan menarik kursi untuk ditempatkan di depan Doyoung yang sedang memijat pelan pelipisnya.

"Obat penenangku," bisik Jungwoo.

"Untuk apa?"

Jungwoo menarik pelan jas putih Doyoung untuk merogoh sakunya, mencari keberadaan obat penenang yang memang selalu Doyoung simpan di sana. Tangan putihnya bergetar, Doyoung akhirnya tahu mengapa Jungwoo menanyakannya.

"Tugas presentasi?" tanya Doyoung sambil menarik tangan Jungwoo dari salam sakunya. "Tidak seharusnya kau bergantung pada obat itu, Jungwoo."

"Tapi aku butuh, Pak Guru Kim Dongyoung..."

About That Jung - JaeDo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang