―――★――――――★―――
★ "Ternyata kau di sini."
Doyoung melangkah memasuki ruangan berisi patung-patung dada, lukisan dan beberapa sketsa kasar yang teronggok, terabaikan setelah kelas kesenian selesai. Ruang kesenian yang terletak di lantai tiga, berada tepat di ujung koridor. Tempat paling luas dengan jendela kaca besar yang memungkinkan cahaya matahari masuk lebih banyak, dan yang pasti lebih sejuk dan nyaman jika dibandingkan dengan kelas lainnya.
Di sana ada Jaehyun, sedang duduk berhadapan dengan kanvas yang berdiri tegak. Tangannya sibuk menggerakkan kuas secara kasar ke atas kanvas putih tersebut.
Melukis.
Salah satu kegiatan yang menurut Doyoung cocok dengan kesan anak baik yang Jaehyun miliki.
Puuk
Fokus Jaehyun kini berpindah pada Doyoung yang memberikan pukulan kecil di kepala dengan lembaran kertas di genggaman tangannya. Bibir tipis Doyoung tampak mencebik, kesal karena merasa diabaikan oleh pemuda berkacamata itu. Bukan hanya sebal karena diabaikan, ada alasan lain juga yang membuat Doyoung ingin sekali mencekik pemuda di depannya itu.
Bisa-bisanya Jaehyun duduk dan melukis dengan begitu santai di ruang kesenian dan membiarkan Doyoung kerepotan karena harus menghadiri rapat kepanitiaan festival sendirian. Bahkan kini pemuda itu hanya mengulas senyum tipis di wajahnya tanpa berkata apapun.
"Ini bahan rapat selanjutnya." Jaehyun meraih lembaran kertas yang Doyoung sodorkan secara paksa padanya. "Lain kali datang juga, dong."
"Maaf, ya, Doyoung."
Tak ada nada penyesalan sama sekali yang Doyoung rasakan dari kata yang dilontarkan Jaehyun. Memang benar Jaehyun berniat mengerjainya. Mendaftarkannya secara sepihak ke dalam jajaran panitia festival sekolah dengan alasan untuk membantu Jaehyun sedangkan orangnya sendiri enak-enakan bersantai seperti ini.
Menurut Doyoung, Jaehyun seperti lari dari tanggung jawab dan memaksa Doyoung untuk mengerjakan semua pekerjaan sendirian. Jaehyun masih bisa tersenyum penuh makna pada Doyoung padahal dalam hatinya sedari tadi Doyoung sudah berniat membunuh Jaehyun kalau dia bisa melakukannya.
"Kau mengerjaiku, kan?" tanya Doyoung.
"Ah, kau cepat tanggap, ya." Jaehyun menjawab seadanya. Tangannya pun kini kembali bergerak untuk membubuhkan warna di atas kanvas.
Benar, kan? Jaehyun sudah mengerjainya. Sejak secara tidak sengaja terlibat dengan Jaehyun, Doyoung selalu merasa kalau hidupnya sudah dipermainkan oleh pemuda seribu wajah itu. Oke, salah Doyoung sendiri juga, sih, karena sudah penasaran dengan sosok Jaehyun. Dan sekarang dia terjebak dalam permainan yang dia buat sendiri. Bisa dilihat Doyoung sedang mengumpati kebodohannya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
About That Jung - JaeDo✔
أدب الهواة「FINISH」 Doyoung terjebak antara rasa ingin tahu dan rasa suka yang mendalam. Tentang rahasia, ciuman, dan cinta. Jaehyun dan seribu topeng yang menutupi wajah aslinya. Remake from Hana-Kimi manga and my previous KimBros fanfiction.