Lisa kini berdiri di depan ruangan Yang Sajangnim. Perasan gugup bercampur takut beradu jadi satu. Pada akhirnya, ia tetap mengetuk pintu kemudian masuk kedalam ruangan setelah bosnya mengijinkannya untuk masuk.Baru saja selangkah masuk kedalam ruangan ini, hawa panas langsung saja menyapa dirinya. Kegugupan dan perasaan takutnya tadi bertambah dua kali lebih banyak.
"Kau tau Lisa apa yang kulakukan dulu demi dirimu?" Mendengar suara berat itu Lisa lebih merasa takut. "Duduklah."
Lisa mengikuti instruksinya untuk duduk di sofa yang kini tepat berhadapan dengan kepala agensinya itu.
"Aku membebaskanmu dulu, Lisa. Tapi itu dulu sebelum kau debut, kau bukan siapa-siapa. Aku masih bisa menolongmu. Tapi untuk saat ini, aku tak bisa membantumu membersihkan namamu dari skandal ini."
Lisa kaget mendengar penuturan Yang sajangnim. "Maksudmu?"
"Kita akan mengkonfirmasi jika kalian berpacaran."
"Kenapa begitu? Aku tak punya hubungan apapun dengannya Sajangnim." Lisa menolaknya dengan terang-terangan.
"Lalu apa yang akan kau katakan pada media? Kalian hanya berteman setelah foto-foto kemesraan kalian tersebar seperti itu?" Lisa menelan ludahnya dengan susah payah. Dirinya sendiri juga bingung harus melakukan apa.
"Kami sudah berbicara dengan agensinya. Dan semua sekarang tinggal tergantung dirimu, Lisa." Yang sajangnim menatap Lisa dengan penasaran sedangkan yang di tatap hanya diam tak merespon apapun. "Jadi apa keputusanmu?"
Lisa menatap kedua mata bosnya itu dengan pasti. Seolah tak akan ada rasa penyesalan atas keputusannya. "Katakanlah kami hanya berteman."
Yang Hyun Suk kaget mendengar keputusan anak asuh itu. Lisa memang tak pernah berubah, cara berpikirnya sulit untuk di prediksi. "Banyak yang akan mengolok-olok namamu sekarang Lisa. Kau ingin mereka sebut murahan? Berciuman padahal tak memiliki hubungan apapun?"
"Kami tidak berciuman!" Lisa menyentak. Senyum diwajah Yang Hyun Suk lebih melebar.
"Ternyata kau memang tidak berubah."
"Katakanlah pada media gambar itu hanya sebuah editan," ucap Lisa berusaha kembali tenang meskipun sebenarnya perasaannya sudah tak bisa di kendalikan.
"Itu terlihat sangat nyata untuk dikatakan sebuah editan."
Lisa menghela nafas gusar berdebat dengan bosnya tak ada gunanya. Ia tetap akan kalah.
"Aku penasaran." Lisa menatap Yang hyun suk juga dengan penasaran setelah kata-kata itu keluar dari bosnya. "Apa dia masih peduli padamu."
Mendengar kata-kata itu perasaan Lisa menjadi tak karuan. Ia juga penasaran apa Jungkook masih peduli padanya atau tidak.
"Apa dia pernah menghubungimu?" Lisa menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan itu. "Rupanya dia sudah melupakanmu dan kenangan kalian."
Perasaan Lisa semakin tersayat mendengar kata-kata itu. "Apa maksudmu membicarakannya?"
"Aku hanya ingin kau sadar, Lisa. Kau bukan gadis 18 tahun lagi. Lupakanlah dia dan ikuti kata-kataku. Demi nama baikmu dan demi karirmu," ucap Yang hyun suk yang semakin melembut. Lisa masih saja keras kepala.
"Aku tak ingin berbohong demi karirku. Dan aku sudah melupakannya sajangnim." Lisa berdiri hendak keluar dari ruangab namun ia berhenti sejenak dan menatap bosnya itu lagi. "Lakukanlah sesuai mauku, sajangnim. Aku tau kau tau kelemahanku, tapi, aku tak mau melakukan apa yang kau inginkan. Jika kau tetap melakukan sesuai kehendakmu, kau akan tau apa yang akan ku lakukan padamu dan agensi ini," ucapnya kemudian meninggalkan ruangan bosnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky I'm Having You!
FanfictionWalaupun badai bisa memisahkan kita, aku tetap merasa beruntung memilikimu. Aku ingin mencintaimu hari ini, hari ini rasanya tidak cukup. Aku ingin mencintaimu besok, besok pun rasanya tidak cukup. Aku ingin mencintaimu lebih lama, aku ingin bersama...