Six💧

1K 129 8
                                    

[ 314 Words ]

***

Sesuai dengan ucapan Yoongi, keesokan harinya, Jihyo pergi ke bukit belakang sekolah.

Dengan menenteng sebuah paper bag berwarna biru, Jihyo duduk di sebuah bangku yang memang sudah disediakan di sana untuk para pengunjung ataupun warga sekitar yang ingin melihat pemandangan indah kota dari atas bukit.

Senyum di wajah Jihyo tak kunjung luntur begitu mengingat hari ini ia akan bertemu dengan Yoongi. Rasanya sudah sejak lama Jihyo tidak  tersenyum seindah dan sebahagia sekarang.

Awalnya, Jihyo berpikir kalau ia sudah melakukan yang terbaik untuk hidupnya. Namun Yoongi berhasil membuatnya sadar, kalau yang ia lakukan selama ini adalah sebuah kesalahan.

Jihyo menyadari kalau hal terpenting dalam hidup itu bukan bagaimana kita mengingat dan mempersiapkan diri untuk kematian. Akan tetapi, bagaimana kita menjalani kehidupan dengan sebaik mungkin tanpa ada penyesalan.

"Semua yang kau lakukan selama ini akan sia-sia jika kau tidak menikmati hidupmu. Tuhan menciptakan dunia supaya kita dapat belajar dan mencari bekal untuk nanti di dunia akhirat yang kekal. Kematian? Biarlah tuhan yang mengurusnya, sebagai makhluknya kita hanya bisa pasrah dan menerima takdir yang sudah digariskan untuk kita."

Perkataan Yoongi itu tiba-tiba terlintas dibenaknya. Perkataan itulah yang seolah menghipnotisnya dan seakan membukakan matanya. Membuatnya sadar dan memberinya kekuatan untuk bisa melangkah perlahan untuk menghapus rasa ketakutannya akan kematian.

Langit mulai gelap, awan-awan bersatu membuat gumpalan yang di detik berikutnya meneteskan air hujan yang semakin lama semakin deras. Jihyo mengedarkan pandangannya, mencari sosok Yoongi yang sejak tadi ditunggunya.

Yoongi tidak mengirim satu pesan pun kepadanya, membuatnya merasakan firasat buruk karena Yoongi bukan orang yang akan melanggar janjinya tanpa alasan yang jelas.

Jihyo masih diam di tempatnya, tak peduli hujan semakin mengguyurnya dengan ganas. Tubuhnya sudah basah kuyup namun tak membuatnya berpikir untuk segera meninggalkan tempat itu.

Bahkan saat posisi matahari telah digantikan oleh bulan pun, Jihyo masih menunggu.

Barulah saat ayahnya menanyakan keberadaannya, Jihyo pergi dari sana dengan perasaan kecewa.

***

Tinggal 2 chapt lagi :)

Yoonghyongies✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang