Part 8

55 18 39
                                    

Jeongin mengambil jaket yg tergantung di balik pintu kamarnya dengan kasar, ia berlari kecil menuruni setiap anak tangga

“ YANG JEONGIN! ” panggil ayahnya dengan nada membentak

Jeongin menghentikan langkahnya sejenak dan melirik sinis pada ayahnya

“ apa? ” ucap Jeongin dingin

“ mau kemana kamu?, gak liat ini jam berapa? ”

“ 23 ” jawab Jeongin tetap dengan nada acuh

“ masuk kamar! ”

Bukannya menuruti perintah sang ayah, Jeongin justru melanjutkan langkahnya menuju pintu keluar.

“ YANG JEONGIN! ”

“ ayah tidak bisakah kau sehari saja tidak memarahiku? ” ucap Jeongin sambil berbalik menatap ayahnya

“ ayah… sudah ku bilang kan, jangan pedulikan aku jika ayah tetap akan menikah dengan wanita jalang itu ”

“ jaga ucapanmu! ” bentak ayah Jeongin

“ apa ayah tidak capek setiap hari bertengkar seperti ini terus?, dan apa ayah tidak pernah berpikir ibu pergi karna siapa?. Aku lihat sendiri kalau wanita jalang itu…. ”

PLAK!

Jeongin memegangi pipinya yg terasa perih, ia tersenyum tipis,

“ liat yah... bahkan sekarang kau berani menampar pipi anakmu sendiri ”

Jeongin menatap mata ayahnya itu dengan intens,

“ sampai kapanpun juga aku tidak akan pernah setuju jika ayah menikah lagi, apa lagi jika ayah menikah dengannya ” lanjut Jeongin sambil berlalu pergi dan tak memperdulikan sang ayah yg tengah memanggilnya.

YAN_I.N
Lu dimana?
read

HHYUNJIN_
Basecamp

YAN_I.N
Café Felix?
read

HHYUNJIN_
Sejak kapan cafenya felix jadi basecamp kita?

YAN_I.N
Ok, gw ngerti
Gw kesana sekarang
read

Jeongin memasukan hp pada saku jaket sambil menaiki motornya dan tidak lupa memakai helm fullfacenya, ia pun langsung melesat pergi keluar meninggalkan kediaman keluarga YANG.

Jeongin melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata rata

“ bangsat! ”

Jeongin sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak keluar, tapi nihil air matanya terus mendesak keluar dan tidak bisa menahannya lagi, Jeongin pun menangis di balik helm fullfacenya itu.

Jeongin menangis bukan karna rasa sakit di pipinya tapi ia menangis karna kecewa pada ayahnya yg telah menghianati ibunya.

Jeongin menyesal telah memanggil ayahnya dengan sebutan HERO karna menurut Jeongin ayahnya adalah pahlawan yg selalu membantunya di saat ia kesulitan, tapi itu hanya lah masa lalu saat ayahnya belum mengenal wanita yg telah merenggut nyawa ibunya.

….

Jeyeon mendorong pintu minimarket dengan kakinya karna kedua tangan Jeyeon di penuhi oleh kantung belanjaan

“ punya adek cowo gak bisa di andelin, ibu juga bisanya nyuruh nyuruh gw mulu ” gerutunya sambil terus berjalan dan berhenti di pinggir lampu lalu lintas.

Sweet noonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang