CHAPTER 4 - I Don't Wanna It

34 3 0
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Apa yang ku inginkan tidak bisa ku capai. Apa yang ingin ku ucap tidak bisa ku ungkap. Sebenarnya itu luka.

****

Keya baru saja keluar dari kamar mandi setelah membasuh tubuhnya beberapa menit. Seraya mengusap-usap rambut yang basah dengan handuk, ia mengambil baju di dalam lemari karena sekarang ia sedang telanjang dada.

Namun ketukan pintu kamar berhasil mengalihkan perhatiannya.

"Siapa?" tanya Keya dengan bodohnya. Memangnya ada siapa di rumah selain dia dan bibi, pak Sidi juga. Dia langsung aja melemparkan handuk ke sembarang tempat.

"Ini bibi, den. Tuan sudah pulang, den Keya diminta untuk turun" balas bibi dari luar.

Keya segera mengambil kaos oblong warna putih saat mendengar itu "Sebentar bi aku lagi ganti baju"

"Iya, den" Bibi segera pergi setelah mendengar jawaban Keya.

Sementara Keya cepat-cepat memakai kaosnya dan memakai sandal rumah. Keluar dari kamar dan menuruni tangga untuk menemui papanya yang berada di ruang tengah.

Langkah Keya memelan saat pandangan matanya menangkap seorang wanita yang tengah mengobrol asyik dengan papanya.

"Pa" panggil Keya dengan suara pelan. Ia tidak memandang papanya namun nampak penasaran dengan wanita yang jauh lebih muda dari papanya dengan umur sekitar awal 30an.

"Keya..." om Raka beranjak berdiri saat melihat Keya disana

"Apa kabar anak papa, tidak terjadi apa-apa kan?" ia mengusap-usap kepala anaknya.

"Key?" om Raka memegang kedua pipi Keya saat tatapan anaknya hanya tertuju kepada wanita muda itu.

Keya mengulas senyum tipis memandang papanya.

"Maafkan papa ya, baru bisa pulang" ujar om Raka seraya merapikan rambut Keya yang masih agak basah.

"Iya nggak apa-apa kok" Keya menganggukkan kepala memaklumi papanya "Papa dateng sama siapa?" ia akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

"Oh iya, kenalkan ini tante Shovy. Shovy ini Keya, anakku" om Raka saling memperkenalkan Keya dengan tante Shovy.

"Halo Keya" perempuan dengan wajah kecil dan rambut halus sebahu itu mengulas senyum manis namun Keya memasang wajah datar.

Keya tidak mengerti untuk apa papanya memperkenalkan tante Shovy kepadanya.

"Papa meminta tante Shovy untuk merawat kamu. Kalau nanti papa tidak di rumah tante Shovy yang akan memastikan kondisi kamu. Jadi kekhawatiran papa akan sedikit berkurang" jelas papanya yang membuat Keya terkejut.

Promise HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang