****
Disana aku menemukan, keluarga sebenarnya. Dan akhirnya kita dapat bertemu. Layaknya keluarga yang saling merindukan****
"Den Keya mau langsung pulang?" tanya pak Sidi yang tak lain adalah sopir Keya.
Keya menutup pintu mobil sebelum menjawab, "Kita ke rumah Nicky dulu, pak"
"Den Keya yakin mau pergi kesana? Kalau Tuan tahu aden pergi kesana bagaimana?" pak Sidi tampak khawatir mendengar permintaan Keya.
Sedangkan pria itu mendesah mengetahui kecemasan sopirnya "Bapak nggak perlu khawatir papa kan nggak ada disini. Sekarang bisa kan antar saya ke rumah Nicky. Kalau bapak lupa alamatnya saya bisa kok naik taksi"
"Tidak, den. Saya ingat arah jalannya. Saya akan mengantar den Keya kesana" pak Sidi yang sudah takut karena kemarahan Keya yang secara tidak langsung segera menuruti tuan mudanya dan menghidupkan mesin mobil. Lagipula ia bisa langsung dipecat kalau membiarkan Keya naik taksi dan ketahuan papanya.
Keya agak lega mendengar itu, ia menyandarkan punggungnya pada kursi mobil yang ia duduki. Meskipun papanya melarang ia akan tetap menemui Nicky, tidak peduli apapun. Satu hal yang menjadi alasannya saat pulang hanya Nicky, orang yang sangat ingin ia temui hanya sahabatnya itu.
Sekitar 15 menit menempuh perjalanan, Keya sudah tiba di depan rumah Nicky. Untuk beberapa saat ia tidak berniat turun dari mobil. Ia memandangi rumah plasma dengan dominasi warna putih. Selain orangnya, Keya juga merindukan rumah yang penuh dengan kenyamanan itu. Keya tidak sadar mengulas senyum mengingat kenangan beberapa tahun silam saat menghabiskan banyak waktu di rumah Nicky. Ia tidak mau bersikap seperti kemarin. Hari ini ia akan menemui sahabat laki-lakinya.
Sebelum turun dari mobil, Keya memandang pak Sidi dari kaca mobil "Barang-barangnya saya tinggal disini. Kalau bapak mau pulang, pulang aja. Saya nggak bisa memastikan sampe berapa lama saya di rumah Nicky"
Pak Sidi menolehkan kepala ke belakang "Saya akan menunggu den Keya disini"
Keya hanya mengangguk dan segera turun dari mobil. Lalu masuk ke dalam, ia membuka gerbangnya sendiri dan membunyikan bel rumah milik Nicky. Kali ini tanpa pikir panjang.
Dengan tangan gemetar memegang paper bag berisi buku, Keya masih menunggu pintu dibuka, karena tak ada respon dari dalam Keya bermaksud membunyikan bel lagi, namun ia melihat handel pintu bergerak lalu sesaat kemudian terbuka dan menampakkan wanita paruh baya berumur sekitar awal 40an tahun.
Keya mengembangkan senyum kaku melihat wanita itu "Selamat siang, tante"
Wanita yang dipanggil tante oleh Keya terdiam beberapa saat seraya meniti Keya dari ujung kaki hingga kepala "Keya?"
Pria itu mengangguk kuat membenarkan "Iya tante"
"Astaga, kamu tinggi sekali. Tante sampai nggak mengenali kamu" wanita itu menutup mulutnya menyadari perubahan Keya yang sangat drastis. Bagaimana tidak, dulu Keya adalah anak yang masih polos dan lugu. Tapi sekarang sudah tumbuh menjadi seseorang yang mengagumkan dengan bentuk badan proposional dan wajahnya yang tampan. "Ayo masuk, Key. Jangan berdiri disini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise Heart
Teen FictionAlexander Keyaka Harlian. Cowok yang dipanggil Keya itu memiliki banyak hal misteri di hidupnya. Kembali ke lingkungan setelah 2 tahun pergi seperti pecundang. Semua itu untuk kebaikannya, kata Raka, papanya. Bertemu dengan orang-orang asing yang te...