Bukti

21 2 0
                                    

  Pagi ini adalah pagi yang indah. Selain karena sudah empat hari ini ia berada di rumah tercinta, Sofia juga tak tau mengapa, sejak bangun tidur tadi rasanya ia tak dapat berhenti tersenyum. Gadis itu benar-benar tak tau alasannya, hanya saja feelingnya berkata akan ada sesuatu kabar bahagia hari ini, entah apa itu.

  Setelah menyelesaikan pekerjaan rumahnya, Sofia bersantai di kasur menonton film di laptopnya. Adik perempuannya memilih membaca novel di ruang keluarga.

Tok..tok..tok..  "Assalamu'alaikum." Terdengar sebuah sapaan di depan pintu rumah.

  "Wa'alaikumsalam." Atiya, adik perempuan Sofia membukakan pintu.

  "Abi dan ummi ada, dek?" Tanya seseorang itu.

  "Ada bang. Duduk dulu aja bang, biar Atiya panggilkan." Gadis berusia tiga belas setengah tahun itu mempersilahkan tamunya duduk lalu memanggil orang tuanya.

  Sofia yang mendengar suara itu segera bangkit menuju pintu kamar. Ia seperti mengenal suara itu. Tapi, apakah mungkin??

  Tak lama kemudian orang tua Sofia datang menemui tamu itu. Sofia masih setia berdiri di belakang pintu menguping pembicaraan. Dugaannya tak salah, memang dia lah yang datang ke rumahnya sekarang. Gadis yang sebentar lagi akan berusia sembilan belas tahun itu mengamati setiap pembicaraan dengan perasaan deg-deg-an, karena jujur saja, ia harap harap cemas kali ini. Pemuda itu menceritakan tentang awal kedekatannya dengan Sofia, tentang perjuangan mereka untuk saling menjaga, tentang jarak yang sudah lama mereka hadapi bahkan tanpa adanya komunikasi, dan semua tentang cerita mereka. Sofia mendengarkan semuanya dengan mata berkaca-kaca, ternyata dia tidak berjuang sendirian. Ternyata rindu yang ia sampaikan lewat do'a selama ini juga bertemu dengan do'a orang yang dirinduinya. Gadis itu menyimak semuanya hingga pemuda yang ada dihadapan orang tuanya menyelesaikan ceritanya.

  "Jadi gini Bi, Mi, tujuan Faisal kesini hari ini adalah untuk melamar anak gadis Abi dan Ummi tersebut, Nadira Sofia." Ujar pemuda itu tanpa ada nada keraguan, meski sejujurnya hatinya pun bergemuruh hebat dengan perasaan harap-harap cemas ketika mengatakan itu.

  Sofia yang mendengar itu spontan bersujud syukur. Allah.. Kebahagiaan dan haru itu sangat membuncah dihati Sofia. Penantiannya ternyata tidak bertepuk sebelah tangan, tapi orang yang ia harapkan itu memang masih memperjuangkannya.

  Orang tua Sofia menyerahkan jawaban itu kepada anak gadis mereka. Dan mungkinkah gadis itu menolak setelah penantian panjangnya??

  Pembicaraan hari itu berakhir dengan keputusan bahwa keluarga Faisal akan datang dua hari lagi untuk melamar secara resmi. Faisal mengendarai motornya dengan perasaan penuh haru. Insyaa Allah perjuangannya selama ini tidak sia-sia. Insyaa Allah tak lama lagi gadis yang telah lama bersemayam dihatinya itu akan menjadi miliknya dengan izin Allah.

💗💗💗💗💗

.

.

.

To be continue...

Our Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang