book three: Iris (Mark/Mina)

43 10 0
                                    

And all I can taste is this momentAnd all I can breathe is your lifeAnd sooner or later it's overI just don't wanna miss you tonight- Goo Goo Dolls

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

And all I can taste is this moment
And all I can breathe is your life
And sooner or later it's over
I just don't wanna miss you tonight
- Goo Goo Dolls

°°°

"Halo?"

Mark, masih dengan pandangan buram dan kepala yang berdentam-dentam berusaha mengerjap untuk membuat pandangannya lebih jelas. Ketika matanya berhasil beradaptasi dengan cahaya terang di sekelilingnya, ia berteriak kencang lalu bangun dengan tiba-tiba, yang mana membuat kepalanya beradu dengan pemilik kepala yang berjarak demikian dekat darinya.

"KAMU???? SIAPA???" Mark beringsut mundur sambil telunjuk terarah pada gadis berbaju tradisional itu. Kenyataan bahwa ia baru saja terbangun di tempat asing sementara hal terakhir yang ia ingat adalah dirinya yang nyaris terbunuh di tengah hutan karena diburu oleh para pembunuh bertopeng membuat kepalanya semakin sakit. Belum lagi seorang gadis tiba-tiba menyapanya kasual seolah ini adalah situasi paling normal yang bisa dihadapi seseorang.

"Mina!" Gadis yang sama mengacuhkan ketakutan Mark yang begitu jelas dan berjalan mendekat. Hidungnya mendekati wajah Mark kemudian mengendusnya pelan. "Mmmhmmm... baumu memang selalu enak."

Apa.

Mark refleks membaui tubuhnya sendiri lalu mengernyit karena ia tidak mencium bau apa pun di sana. Yang mana membuatnya tersadar kalau di tubuhnya sudah tidak ada lagi luka-luka atau darah yang mengering dan bajunya sudah berganti dengan baju sederhana yang bersih dan wangi.

Sebentar.

"K-kenapa aku di sini? Siapa yang mengganti bajuku? D-darahku? Lukaku?"

"Kau diserang pemburu semalam." Gadis bernama Mina menatapnya prihatin. Kali ini ia tidak menakuti Mark dengan melakukan gerakan aneh. Sebaliknya, ia melipat kakinya dan duduk sopan di depan Mark, menahan diri untuk tidak menggesekkan tubuhnya ke samping tubuh Mark untuk menandai bau tubuh Mark.

"Aku ingat sampai sana," Mark merespon tidak sabar. "Setelah itu?"

"Aku membawamu kemari." Mina beringsut mendekat dan memajukan kepalanya. "Aku menyerang mereka semua dan menggendongmu di punggungku kemari. Sendirian. Mereka berhasil melukai bahuku. Kamu mau lihat?" Mina bersiap membuka pakaiannya untuk memamerkan lukanya tapi ditolak dengan teriakan oleh Mark ("--TIDAK! AKU PERCAYA! TOLONG!") "puji aku. Aku anak baik."

Apa?

Ketiadaan reaksi dari Mark membuat Mina cemberut. Pipinya menggembung dan bibir bawahnya melengkung maju. Hal tersebut membuat Mina sadar bahwa Mark sama sekali awam soal puji-memuji dan Mina sudah pasti harus berinisiatif. Diambilnya tangan Mark dan membawanya ke dekat tengkuknya.

A Book of Ninety-nineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang