BAB 2

448 167 237
                                    


Pagi ini Alden duduk di depan warung yang diatasnya terdapat tulisan "Warung Suka Kasih" atau biasa di sebut "Suksih" oleh anak-anak SMA Harapan. Warung yang berada di belakang SMA Harapan ini, merupakan tempat strategis siswa siswi untuk bolos ataupun kabur dari sekolah.

Alden menghisap benda putih yang berada ditangannya, kemudian mengeluarkan asap dari hidung serta mulutnya.

"Woy. Masih pagi udah ngerokok lo, engga baik Al," Ucap Roni yang baru saja datang disusul Jordi di belakangnya

"Alah, lo juga kalau dikasih engga bakal nolak," Ucap Jordi kepada Roni

Roni mendengus "Kan kalau dikasih."

Alden pun menyodorkan kotak rokok kepada Roni, yang dengan senang hati Roni terima

Jordi hanya geleng-geleng melihat tingkah temannya itu

"Lo kenapa?" Tanya Jordi seraya duduk disamping Alden

"Gapapa."

"Lo engga mungkin ngerokok kalau engga ada apa-apa."

Alden menarik nafas, sulit berbohong dengan temannya yang satu ini.

"Bokap."

"Kenapa?"

"Tadi pagi terbang ke Singapore lagi, gue engga masalah si dia mau pergi atau engga. Lagian ada bokap atau engga sama aja kan."

"Terus masalah lo apa?"

"Gue mulai berpikir, kalau selama ini bokap pergi bukan karena urusan kantor. Tapi, karena wanita lain pengganti bunda."

Ucapan Alden membuat Jordi terdiam

"Lo engga boleh suudzon sama bokap lo sendiri."

"Di, lo pikir aja. Gue gatau alasan bunda pergi malam itu apa. Yang gue tau bunda pergi sehabis berantem sama ayah. Semua bisa aja kan?"

"Ngomongin apa si lo berdua? Serius amat," Ucap Roni yang baru keluar dari dalam warung. Setelah menerima rokok dari Alden. Roni memutuskan untuk memesan segelas kopi.

"Biasa," Jawab Jordi

Roni yang mengerti mengangguk paham

"Udah, sekolah aja yuk. Kasian bu Resty udah kangen gue, dua minggu gue cabut pelajaran dia mulu." Ajak Roni

Jordi mengangguk sedangkan Alden membuang puntung rokoknya kemudian bangkit dari duduk

---

Alden,Roni,dan Jordi masuk ke area sekolah dengan candaan yang dilontarkan ketiganya. Ketika ketiganya tertawa, membuat gadis yang mereka lewati menatap speachles seakan baru melihat dewa Yunani tertawa.

Ini bukan lebay. Ketampanan yang ketiganya miliki memang sering membuat perempuan yang melihatnya seakan lupa bahwa mereka masih berpijak di bumi.

"Gue duluan," Ucap Alden tiba-tiba yang membuat Roni dan Jordi mengernyitkan dahi

"Ngapain dia?" Tanya Roni

"Gatau."

"Jangan-jangan Alden mau cabut lagi. Yuk Di, cabut."

Jordi menggeleng "Gue mau belajar, biar punya masa depan cerah. Engga kaya lo suram." Setelah mengucapkan itu Jordi pergi meninggalkan Roni

"Jordi sialan." Umpat Roni

----

"Rain!" Panggil Alden kepada gadis yang berjalan beberapa meter di depannya.

ReinAlden (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang