BAB 12

142 14 0
                                    

Reina sedari tadi terdiam, sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia masih memikirkan ucapan Raisya tadi.

"Rain? Lo engga papa?" Tanya Alden yang membuat semua temannya termasuk Angkasa menoleh kearah Reina.

Reina yang tersadar melirik ke sekitarnya.

"Engga papa kok," ucapnya kemudian menaruh botol saos dan mulai memakan siomaynya.

Namun, gerakannya terhenti ketika Alden menarik sendok dan piring siomaynya.

"Lo bisa sakit perut kalau makan ini."

Reina melirik piring siomaynya yang telah dibanjiri saos.

Reina menghela napas, ia terlalu banyak menuang saos.

Alden memberikan piring siomaynya "Makan punya gue aja."

"Lo gimana?"

"Ngeliat lo aja gue udah kenyang, Rain."

"Aduh, gue yang ngeliat lo berdua makin laper," ucap Roni kemudian memakan bakso milik Rere.

"Ini punya gue,kambing." Kesal Rere.

"Eh, sama calon suami engga boleh pelit."

"Ih, kesambet setan apa gue punya suami kaya lo."

Ucapan Rere membuat semua yang ada di meja itu terkekeh.

"Lo engga sakit kan, Rein?" Tanya Angkasa kepada Reina

Alden yang mendengar pertanyaan Angkasa menatap tajam.

"Santai kali Al, keluar tuh mata." Tegur Jordi kemudian tertawa.

Alden hanya mendengus.

Reina terkekeh "Gue engga papa kok, Kas."

"Kalau ada apa-apa jangan sungkan bilang gue."

Reina mengangguk "Siap, Angkasa."

Percakapan keduanya sukses membuat Alden yang berada di depan Reina semakin mendengus kesal.

"Lo kenapa, Al?" Tanya Reina.

"Engga," jawab Alden datar.

Reina menusuk satu siomay kemudian memberikannya ke depan Alden.

Alden menatap Reina tidak mengerti.

"Makan."

Alden membuka mulutnya membuat Reina bisa menyuapi Alden.

Alden yang sadar akan perlakuan Reina tersenyum.

"Engga usah cemburu, gue sama Angkasa engga ada apa-apa."

"Nih Van, Engga usah iri." Celetuk Jordi tiba-tiba sambil menyodorkan sendok berisi nasi goreng ke depan Vania.

Vania memegang tangan Jordi kemudian membaliknya sehingga sendok itu masuk ke mulut Jordi.

"Gue tau lo kode. Makan sendiri, engga usah manja."

Raut wajah Jordi memelas. Pacarnya ini memang galak, namun jika sifat manjanya keluar anak kecil pun kalah manja dengannya.

"Ra, lo engga mau juga?" Tanya Angkasa kepada Ara yang sedari tadi tertawa.

"Ara lo tanya, dari kecil udah biasa ngejomblo dia mah," ucap Vania.

"Gue bukan jomblo. Cuma engga ada yang bisa diajak pacaran," ucap Ara membela.

Memang diantara mereka berempat hanya Ara yang masih mempertahankan status sendirinya. Jangankan mantan, gebetanpun dia tidak punya. Padahal cukup banyak yang mengejarnya.

ReinAlden (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang