Alden memarkir mobil di samping mobil ayahnya. Ia baru pulang setelah mengantar Reina dan berbincang sebentar dengan Renal.
"Tumben ayah udah pulang," gumam Alden heran.
Alden keluar dari mobil kemudian melangkah masuk kedalam rumah. Sebelum akhirnya suara sang ayah memanggilnya dari depan gerbang.
"Alden!"
Alden menghampiri ayahnya yang sedang berbincang dengan seorang wanita yang Alden taksir umurnya sekitar tiga puluh tahunan.
"Ayah ngapain disini?" Tanya Alden.
"Ini ada tetangga baru pindahan dari Singapore, ayah bantu-bantu sedikit."
Alden mengernyit heran. Sejak kapan ayahnya peduli dengan tetangga? Bahkan anaknya sendiripun sering diabaikan.
"Salam dulu Al," ucap ayah menyadarkan Alden.
Alden menatap wanita itu kemudian menyalaminya.
"Ganteng anaknya, siapa namanya?" Tanya wanita itu
"Alden tan..."
"Panggil aja tante Mara."
Alden hanya tersenyum kemudian mengangguk.
"Keturunan ayahnya jadi ya gini," ucap ayah kemudian tertawa.
Wanita itu ikut tertawa "Bisa aja mas."
Alden hanya menatap bingung keduanya, ia merasa ada yang jangkal.
"Tante juga punya anak seumuran kamu, tapi perempuan. Anaknya lagi nata kamar diatas," ucap tante Mara.
Lagi-lagi Alden hanya tersenyum.
"Yah, tante Mara. Alden kedalam dulu ya," pamit Alden sebelum akhirnya memasuki rumah setelah mendapatkan izin dari keduanya.
***
Pagi hari, Alden baru saja keluar rumah. Kemudian mulai memanaskan mesin mobil, akhir-akhir ini Alden memang lebih sering membawa mobil. Berhubung hujan sering turun jadilah Alden membawa mobil untuk mengantisipasi agar tidak kehujanan.
"Nak Alden," panggilan tante Mara membuat Alden menoleh dan menghampirinya.
"Selamat pagi tante."
Tante Mara tersenyum "Alden, boleh tante minta tolong?"
"Boleh tan."
"Jadi gini, anak tante hari ini pindah ke sekolah kamu. Berhubung tante harus buru-buru ke kantor, juga dia kan belum tau daerah ke sekolah. Boleh ya kalau dia bareng kamu?"
Alden melihat kearah gadis yang sedari tadi berdiri di samping tante Mara. "Iya tante engga papa."
"Makasih ya Alden."
Tante Mara beralih melihat kearah anak gadisnya. "Hati-hati ya Sya, nanti kamu langsung ke ruang tata usaha," ucap tante Mara.
Gadis itu hanya mengangguk kemudian menyalami ibunya.
"Yaudah mama pergi, titip Raisya ya Alden," ucapnya sebelum akhirnya pergi menggunakan taksi.
Alden beralih mengambil mobil di dalam garasi. Setelah mobilnya keluar dengan tepat ia memerintahkan Raisya untuk segera masuk.
"Maaf ya kalau gue ngerepotin," ucap Raisya ketika sudah duduk di samping Alden.
"Iya, engga papa," jawab Alden sebelum akhirnya melajukan mobilnya kearah sekolah.
"Lo kelas sebelas?" Tanya Raisya yang hanya dijawab anggukan oleh Alden.
"Jurusan?"
"Ips."
KAMU SEDANG MEMBACA
ReinAlden (end)
Подростковая литератураReina dan Alden. Dua manusia yang memiliki kisah dan luka di masa lalu. Reina yang menjadi tertutup karena kehilangan cinta pertamanya. Juga Alden yang berusaha mencari tahu penyebab kepergian bundanya. apakah Reina akan membuka hati untuk Alden? Da...