BAB 7

179 40 0
                                    

Sabtu malam.

Reina berencana untuk membaca novel yang baru saja ia beli, daripada keluar rumah dan nantinya hanya terjebak ditengah kemacetan lebih baik ia menghabiskan satu novel malam ini.

Kegiatan membacanya terhenti karena ketukan di pintu kamarnya.

"Masuk!" Ucap Reina membiarkan siapapun yang mengetuk pintu itu masuk.

"Maaf non, ada tamu." Ujar Bi Ijah yang setengah tubuhnya masuk ke kamar Reina.

"Siapa bi?"

Bi Ijah menggeleng "Tidak tahu Non, katanya ingin bertemu Non Reina."

Reina mengangguk kemudian beranjak dari atas kasurnya "Yaudah Reina kebawah ya bi."

Bi Ijah hanya mengangguk kemudian kembali ke dapur.

Reina berhenti di ruang tamu, melihat laki-laki dengan setelan kemeja cokelat yang duduk membelakanginya. Reina menegaskan penglihatannya "Alden?"

Laki-laki yang tersadar akan keberadaan Reina menoleh kemudian berdiri.

"Malam Rain," ucapnya sambil tersenyum.

"Lo ngapain kesini?"

"Lo sibuk engga? Gue mau ngajak jalan."

"Hmm... gimana ya, Al."

"Lo engga mau?"

"Bukan gitu tap..." Ucapan Reina terhenti karna seseorang yang baru turun dari tangga memanggilnya.

"Rein! Makan...yuk." Renal menghentikan perkatannya ketika melihat Reina yang sedang berbicara dengan Alden.

Reina dan Alden serempak menatapnya, Renal tersenyum jahil.

Renal menghampiri Reina dan Alden, kemudian merangkul pinggang Reina "Sayang, aku laper makan yuk."

Reina menatap Renal bingung, ada apa dengan abangnya ini? Tunggu, sayang? "Abang gue kesambet dimana?" Batin Reina.

Sedangkan Alden, ia menatap Renal dengan tatapan mengintimidasi juga bingung. "Siapa? Pacar?"

"Apaansi..."

"Iya, aku tahu kamu engga laper. Tapi aku engga mau kamu sakit sayang."

Renal beralih menatap Alden "Eh ada tamu, siapa? Temen kamu?"

Reina yang sadar akan keberadaan Alden ikut menatapnya "Oh, Ini Alden, Alden kenalin ini Renal. Aba..."

"Pacar Reina," potong Renal cepat

Reina dan Alden tersentak kaget. Reina yang merasa abangnya salah minum obat, sedangkan Alden tak percaya bahwa pujaan hatinya sudah menjadi milik orang lain.

"Kayanya gue ganggu, gue pulang ya Rain," ucap Alden datar menatap dua insan di depannya ini kemudian berbalik keluar rumah.

"Eh eh eh Alden. Tunggu!" Ucap Reina kemudian melepas tangan Renal dari pinggangnya dan pergi mengejar Alden.

Reina berdiri di depan pintu menghalangi langkah Alden yang ingin keluar.

Alden menatap Reina datar "Kenapa?"

"Dengerin gue dulu."

"Denger apa? Lo udah punya pacar? Gue udah tau."

Reina menggeleng "Dia bukan pacar gue."

"Terus?"

Belum sempat Reina menjawab suara tawa Renal terdengar mendekat.

Reina memutar bola mata malas "Engga usah ketawa lo."

ReinAlden (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang