Dipagi yang cerah tengah asik seorang wanita yang berumur sudah kepala 3 sedang mengangkat beberapa barang perlengkapan barunya untuk melukis.
"Tolong bantu aku membawa Easel dan kertas itu Han" seru wanita itu membawa kanvas yang cukup besar masuk kerumahnya.
---
"Iya, kita harus merayakannya" jawab seorang wanita muda sambil meletakkan ponsel ditelinga kanannya.
"Tidak, aku tidakkan berbohong kepadanya. Aku hanya tidak akan bilang" seru wanita itu berjalan kearah dapur dan duduk dikursi yang didekat jendela kiri didapur tersebut.
"Haii.." sapa seorang wanita mendekat kearah dapur.
"Hai bu" jawab wanita muda itu asik menggambar di stinky note berwarna putih seperti kertas biasanya. Wanita yang disebut Ibu itu mendekat kepadanya.
"Ten?" Tanyanya.
"Dia bilang padaku telepon aku" seru wanita itu kepada Ibunya sambil terkekeh. Ibunya pun tersenyum dan menjauh untuk mengambil beberapa barang dilemari.
"Hai, mina" sapa laki-laki yang membawa barang-barang lukisan milik Ibunya.
"Hai, luhan" sapa Mina riang.
"Oke, oke. Aku akan bersiap-siap dulu" tambah Mina berlalu menuju kamarnya.
Ibunya pun mendekat untuk melihat apa yang digambar oleh Mina. Ibunya terkejut, karena Mina menggambar sebuah rune symbol kuno itu kembali, ia langsung merobek stinky note tersebut dan menunjukkannya kepada Luhan. Luhan melihat itu dengan wajah yang sulit diartikan, berbeda dengan Ibu Mina ia langsung menggenggam stinky note tersebut hingga hancur ditangannya dengan wajah yang memperlihatkan kecemasan.
Mina kembali kedapur untuk mengambil stinky note yang disana ia ada menulis sebuah nomor dan sebuah gambaran rune symbol, namun ia bingung karena stinky notenya sudah tidak ada.
"Ibu.. itu" tunjuk Mina bingung dengan stinky note yang baru beberapa menit lalu ia isi dengan nomor telepon dan sebuah gambaran rune symbol sudah hilang entah kemana.
"Kau mau kemana?" Celetuk Ibunya mendekat kepada Mina.
"Aku akan melihat puisi bersama Ten" jawab Mina santai.
"Kau harus pulang tepat waktu dan jangan pulang terlambat" seru Ibunya kepada Mina.
"Oh ayolah bu. Aku sudah besar" sahut Mina sedikit kesal dengan Ibunya.
"Aku tahu. Pulanglah tepat waktu" ucap Ibunya sekali lagi, namun penuh penekanan. Mina menatap Ibunya pasrah dan melenggang pergi.
"Aku pergi" seru Mina.
"Kau harus memberi tahunya Tiffany" celetuk Luhan.
"Aku akan memberi tahunya jika sudah siap" jawab Tiffany santai, namun wajahnya masih terlihat cemas.
"Mina sudah siap. Kau yang belum siap" sahut Luhan menatap Tiffany dengan cemas. Tiffany menatap Luhan dengan ekspresi cemas yang semakin terpampang nyata diwajah cantiknya.
---
Ten dan Mina tengah menonton pertunjukkan puisi yang harusnya menyenangkan, namun malah semakin membuat mereka bosan.
"Kepedihan.."
"Siksaanku..."
"Oke, aku sudah tak tahan mendengarnya. Aku akan memesan coffe" seru Ten berlalu memesan coffe.
Mina menghembuskan nafasnya kasar dan menatap Ten yang berada ditempat pemesanan coffe, ia melihat ada wanita berambut pirang yang menatap Ten dengan senyuman cantiknya. Mina terkekeh dan melihat Ten juga membalas senyuman kepada wanita cantik berambut pirang tersebut. Ten pun kembali dengan membawa dua cangkir coffe.
"Sepertinya wanita cantik berambut pirang itu menyukaimu" celetuk Mina tersenyum kepada Ten.
"Ayolah, aku sedang menunggu seseorang" sahut Ten santai.
"Who?" Tanya Mina sambil menaburkan krim espresso kepermukaan coffe yang berbusa.
"Entahlah" jawab Ten santai, lalu bertepuk tangan karena penyampaian puisinya telah selesai.
Mina tidak ikut bertepuk tangan karena asik menatap krim espresso yang menampilkan gambaran rune symbol yang ia gambar distinky note saat dirumahnya. Ia pun mengambil cangkir coffe tersebut lebih dekat dan menatap gambaran rune symbol yang ia buat sendiri dengan krim espresso tadi.
"Kenapa aku menggambar simbol ini terus?" Runtuknya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MORTAL INSTRUMENT : CITY OF BONES
FantasyDisaat Mina genap berumur 18 tahun tanpa disangka hal-hal aneh mulai terjadi. Dimulai dari dirinya yang mulai mengingat masa lalu yang seharusnya ia lupakan dan simbol kuno yang dikenal dengan rune symbol yang tiba-tiba selalu ia lihat dan tak senga...