Institute

75 3 0
                                    

Taeyong, Mina dan Ten menaiki sebuah kereta api dan berusaha menjauh dari kedua pria anak buah Siwon itu.

"Kenapa kau membunuh kedua polisi itu?" Celetuk Ten tak berhenti menanyakan mengenai kedua polisi yang dibunuh oleh Taeyong.

"Mereka bukan polisi" jawab Taeyong santai. Ten tertawa kecut.

"Lalu, bagaimana dengan mobil mereka itu hm?" Tanya Ten menatap Taeyong kesal. Taeyong menatap dingin kearah Ten.

"Mereka bukan polisi sungguhan" seru Taeyong memberi penekanan dikata terakhir.

Mina hanya diam mendengarkan ocehan kedua pria yang berdiri dibelakangnya saat ini, yang Mina pikirkan adalah bagaimana caranya untuk menemukan Ibunya.

Taeyong membawa Mina dan Ten kesebuah bangunan yang bernama Institut.

"Gedung tua apa ini?" Tanya Ten menatap gedung besar didepannya.

"Ini bukan gedung tua, kau hanya saja tidak bisa melihatnya dengan benar" seru Mina menatap gedung yang dipenglihatannya merupakan istana megah yang menjulang tinggi dan besar layaknya istana pada tahun abad'an.

Taeyong, Mina dan Ten pun masuk kedalam Institut. Pintu gerbang pun tertutup dengan sendirinya dan mulai melakukan penguncian otomatis agar tak sembarang orang bisa masuk namun, tiba-tiba Mina ambruk jatuh, untung saja Ten dan Taeyong berhasil menangkap tubuh Mina.

"Ada apa ini? Siapa orang-orang ini?" Celetuk seorang pria mendekat.

"Yong, tolong Mina" panik Ten.

Taeyong langsung merobek lengan baju Mina yang ternyata disana ada bekas gigitan dari iblis. Kemungkinan gigitan itu terjadi saat paska polisi iblis itu.

"Jadi, inikah yang akan kau lakukan disaat sebenarnya aku telah digigit?" Gumam Mina menatap Taeyong dengan mata sayunya.

"Jika kau bilang, aku akan merobeknya sedari tadi" ujar Taeyong langsung mengambil tongkat pembuat simbolnya dan menusukkannya kelengan Mina yang terdapat gigitan iblis. Mina merasa tangannya terasa terbakar dan saat itu juga ia tak sadarkan diri.

Itulah yang sebenarnya.

---

Mina mulai mengerjapkan kedua matanya, ia mulai menyesuaikan penglihatannya terhadap tempat yang begitu asing untuknya.

"Hey, dia sadar" seru Ten.

Mina mengedarkan pandangannya dan saat itu ia melihat Taeyong menatap dirinya dengan tangan kanannya yang mengusap dagunya sendiri. Mina mulai bergerak, namun lengannya terasa perih. Ia pun melihat lengannya yang terdapat gambaran sebuah simbol. Mina menggerakkan tangan kirinya untuk menyentuh simbol berwarna merah pudar itu.

"Ishhh" ringis Mina perih.

"Aku pingsan dan kalian menatoku, aku kira itu hanya terjadi di vegas" tambah Mina menatap Ten dan Taeyong.

"Itu bukan tato" celetuk Taeyong dingin.

"Itu simbol kuno. Kau bisa menghilang, tahan sakit dan hal lain sebagainya, karena itulah kau bisa melihat Taeyong dan saat kau lapar--" seru Ten.

"Tidak!" Potong Taeyong kepada Ten. Taeyong mengalihkan pandangannya kepada Mina.

"Dia bisa melihatku karena simbol itu tidak mempan pada dirinya" ucap Taeyong. Mina menatap tak mengerti kepada Taeyong.

THE MORTAL INSTRUMENT : CITY OF BONESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang