Who is he?

153 8 2
                                    

Mina dan Ten pun berjalan pulang dari tempat penyampaian puisi. Mereka berdua tak sengaja melihat sebuah club yang dipenuhi oleh orang-orang. Mina mengalihkan pandangannya keatas untuk melihat nama club tersebut, namun ia melihat simbol itu kembali.

"Lihatlah simbol itu" seru Mina menunjuk simbol tersebut. Ten mengalihkan pandangannya bingung.

"Simbol? Mana?" Tanya Ten bingung.

"Tunggu, aku ingin menanyakan simbol itu" sahut Mina mendekat kepada penjaga yang sedang memeriksa seorang pria yang memiliki tubuh lumayan kekar. Setelah memerika pria itu, penjaga itu mempersilakan pria tersebut masuk.

"Maaf, itu.. simbol apa?" Tanya Mina. Penjaga melihatnya dengan ekspresi bingung.

"Simbol apa?" Tanya penjaga itu.

"Iya, simbol apa?" Celetuk Ten bingung.

Pria bertubuh kekar itu pun kembali mendekat kepada penjaga dan membisikkan sesuatu ketelinga kiri penjaga tersebut.

"Silakan masuk" ucap penjaga tersebut kepada Mina dan Ten. Mina tersenyum senang kepada Ten.

Mereka berdua masuk kedalam club yang sangat ramai dengan orang-orang yang menari mengikuti irama musik yang dimainkan.

"Aw!?" Seru Mina menabrak orang-orang yang sedang menari.

"Kita harus menyesuaikan diri" celetuk Ten.

Mina dan Ten ikut bergabung dengan orang-orang yang tengah menari dengan serunya.

"Mina, kau ingin minum" ucap Ten sedikit nyaring, karena musik disini sangat kencang.

"Iya, tentu" jawab Mina tak kalah nyaring.

Ten berlalu mengambil minuman untuk dirinya dan Mina, tertinggallah Mina yang tengah asik menari dengan orang-orang disekitarnya, namun matanya teralihkan karena melihat pria kekar yang tadi tengah menatap dirinya. Mina hanya bersikap santai dan tidak terlalu peduli, namun perkiraan Mina salah, pria itu tidak menatap dirinya melainkan tengah menatap seorang wanita yang berpakaian dress putih dengan lengan panjang yang menutupi kedua lengan wanita tersebut.

Mina pun mengikuti pria dan wanita itu, ia melihat wanita itu turun dari tangga kecil dan mulai mendekat kepada pria kekar yang tengah menunggunya. Mina melihat pria itu mengelus pipi kiri wanita itu lalu beralih keleher wanita tersebut.

Mina membulatkan kedua matanya ketika melihat gelang berwarna perak yang berada dipergelangan tangan kanan wanita tersebut bergerak turun kebawah dan berubah menjadi sebuah ular. Pria itu pun sedikit membuka dress bagian bahu kanan wanita tersebut dan seketika itu pria itu langsung menjauh, namun ditarik oleh wanita itu menggunakan gelangnya yang berubah menjadi ular.

Mina membulatkan kedua matanya kembali, ketika melihat dua orang pria yang berpakaian hitam. Namun, matanya lebih terfokus kepada laki-laki yang berpakaian hitam dengan tudung yang menutupi rambut merahnya. Pria itu juga sedang memegang sebuah pedang bening yang terbuat seperti dari es, pria itu mengelus bagian tajam dari pedang tersebut. Tapi, tiba-tiba pria itu langsung melayangkan pedangnya keleher pria kekar tersebut, lalu menikam perutnya tanpa rasa belas kasihan.

"AKHHHHH" teriak Mina membuat laki-laki bersurai merah itu menatapnya. Semua orang disana juga mengarahkan tatapan aneh kepada Mina.

"Mina, ada apa?" Tanya Ten panik.

"Kau tak melihatnya?" Seru Mina panik.

Pria bersurai merah itu menatap Mina dengan dalam, namun bisa dilihat matanya yang tadinya normal sekilas berubah menjadi mata berwarna abu-abu kebiruan yang terang, kemudian pria itu berlalu pergi dengan wanita bertongkat ular dan satu teman prianya lagi.

---

"Aku sungguh-sungguh melihatnya Ten!" Gerutu Mina

"Mina, kau tahukan ditempat seperti ini mereka mengeluarkan gas udara yang membuat kita enjoy" sahut Ten santai.

"Kau kira aku menghirup udara yang berbeda!?" Kesal Mina langsung masuk ketaksi yang sudah berhenti tepat didepan mereka berdua.

---

Mina masuk kerumah dengan pelan-pelan karena jam sudah menunjukkan tengah malam. Saat masuk, ia melihat Ibunya yang tertidur pulas disofa panjang kesukaannya. Mina pun mendekat dan membenarkan selimut sang Ibu. Setelah itu Mina melenggang pergi menuju kamarnya, namun ia tak menyadari bahwa Ibunya sudah terbangun dari tidur nyenyaknya dan menatap dirinya saat menuju ke kamar.

THE MORTAL INSTRUMENT : CITY OF BONESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang