Mina terbangun dari mimpi indahnya karena, ia merasa ini sudah siang. Ia pun langsung beranjak dari tidurnya dan membuka jendela yang ada didekat kasurnya.
Mina pun mengalihkan pandangannya kearea telapak tangan kanannya. Ia mengernyit bingung, karena tangannya sangat kotor dan dipenuhi dengan bekas crayon. Atensinya pun beralih lagi kesebuah kertas yang memperlihatkan gambaran simbol itu kembali.
Mina berbalik dan melihat sekeliling kamarnya yang dipenuhi dengan kertas-kertas yang bergambar simbol itu lagi. Mina pun lekas-lekas kekamar mandi untuk membersihkan dirinya, selama 15 menit selesai mandi ia langsung memakai pakaian kaos berwarna putih dengan dilapisi kemeja kotak-kotak berwarna merah pudar dan dilengkapi dengan celana jeans biru mudanya.
Mina langsung mengambil beberapa kertas-kertas bergambar simbol tersebut dan memasukkan kedalam tas selempang berwarna krem, kemudian ia langsung keluar dari kamar dan menemukan Ibunya yang tersenyum kearahnya.
"Mina, kau mau kemana?" Tanya Tiffany.
"Aku ingin ke Java Jones bu" jawab Mina seadanya.
"Ibu ada sedikit uang karena sudah berhasil menjual lukisan Ibu. Ibu ingin merayakan bersamamu. Kau juga berulang tahunkan" seru Tiffany tersenyum manis.
"Ibu menjual dengan satu orang pelanggan Ibu itu? Mungkin, iya menyukai Ibu jadi melakukan hal itu" sahut Mina sedikit kesal.
"Kau ingin membahasnya?" Tanya Tiffany santai. Mina memutar kedua matanya jengah.
"Apa maksud Ibu?" Tanya Mina bingung.
"Ten" jawab Tiffany santai.
"Aku dan Ten hanya berteman bu. Aku sudah menganggapnya seperti saudara" sahut Mina ingin membuka pintu, tapi ditahan oleh Tiffany.
"Kau jangan pergi dulu" seru Tiffany menahan Mina.
Brak!
"Astaga" ucap Tiffany terkejut, karena terkejut dengan pintu yang tiba-tiba dibuka.
"Just me" sahut Ten santai. Mina pun melenggang pergi, namun ditahan lagi oleh Tiffany.
"Mina, ada yang ingin Ibu katakan kepadamu" ucap Tiffany lembut kepada Mina.
"Nanti saja kita bicarakan" sahut Mina berlalu pergi.
"Kami pergi Nyonya. Hwang" seru Ten berpamitan.
Tiffany pun menutup pintu kembali dan cepat-cepat masuk kekamar Mina. Ia terkejut dengan kamar Mina yang dipenuhi dengan kertas yang menggambarkan rune symbol kembali.
---
"Lihatlah! Aku tak mengerti kenapa aku menggambar ini" gerutu Mina meletakkan kertas-kertas yang penuh dengan gambar simbol diatas meja.
"Ini seperti simbol-simbol kuno yang pernah aku lihat" seru Ten memperhatikan kertas-kertas diatas meja tersebut.
Mina mengalihkan pandangannya kesekeliling cafe namun, ia melihat pria bersurai merah itu menatap kearahnya dibalik jendela yang tak jauh darinya.
"Impossible" gumam Mina terkejut, ia pun langsung bersembunyi didada bidang Ten.
"Mina, kau kenapa?" Tanya Ten bingung. Mina pun mengalihkan pandangannya kearah lain dan melihat pria itu kembali, namun sekarang ia berlalu lewat dari meja yang ditempati oleh Mina dan Ten tapi masih dengan menatap Mina.
"Tunggu disini" ucap Mina berlalu meninggalkan Ten.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MORTAL INSTRUMENT : CITY OF BONES
FantasyDisaat Mina genap berumur 18 tahun tanpa disangka hal-hal aneh mulai terjadi. Dimulai dari dirinya yang mulai mengingat masa lalu yang seharusnya ia lupakan dan simbol kuno yang dikenal dengan rune symbol yang tiba-tiba selalu ia lihat dan tak senga...