"Ini baju" teriak Mina.
"Itu gaun" seru Shuhua.
Mina keluar dari kamar mandi dengan keluhan pakaian yang diberikan oleh Shuhua terlalu ketat dan sexy.
"Hm.. apa tak ada pakaian lain... ini sangat tidak nyaman" keluh Mina lagi menurunkan bagian paha yang sedikit terangkat.
Mina mendekat kepada Shuhua yang tengah sibuk ditepi kasur.
"Pasti ada pakaian lain"
Shuhua menatap kearah Mina.
"Kau tak bisa mendekati Kai, jika kau berpakaian seperti itu"
"Dia orang tersohor diBrooklyn dan tak ada yang mudah untuk mendekatinya" tambah Shuhua lagi. Namun, tak diubris oleh Mina.
Shuhua menarik pundak kanan Mina dan membawa wanita itu untuk mendekat kepada cermin yang ada dikamar itu. Shuhua mulai menata rambut cokelat kemerahan Mina.
"Sepertinya Jaehyun tidak menyukaiku" gumam Mina menatap dirinya lewat pantulan cermin.
"Begitulah saudaraku itu. Tapi, sebenarnya ia baik dan lembut" sahut Shuhua sibuk mengumpulkan rambut Mina untuk ia kucir.
"Tapi, perbuatannya berbeda sekali dengan Taeyong"
Shuhua mengalihkan pandangannya kearah cermin, namun tak disadari oleh Mina. Ia mulai mengambil sisir penjepit untuk menahan rambut Mina.
"Lihat? Kau cantik" seru Shuhua tersenyum manis kearah cermin.
---
"Haruskah aku berdandan seperti wanita nakal untuk menemukan Ibuku?" Keluh Mina kembali.
"Kau cantik. Benarkan Jae?" Tanya Shuhua ketika ia dan Mina telah keluar dari kamar.
"Iya, dia seperti wanita murahan" jawab Jaehyun berlalu dengan angkuh.
Taeyong menatap sahabatnya itu dengan ekspresi pasrah, kemudian ia mengalihkan pandangannya kepada Mina yang juga menatap kearahnya.
"Kau terlihat cantik"
Mina mengulum senyumnya karena malu sudah dipuji oleh Taeyong.
---
"Tunggu!" Sarkas Mina.
Taeyong dan teman-temannya menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Mina.
"Ada apa Mina?" Tanya Ten bingung.
Mina mengedarkan pandangannya kesekeliling tempat yang baru mereka datangi, lebih tepatnya tempat Kai si pembuat penghalang ingatan yang paling terkenal di kota ini.
"Aku sepertinya mengenal tempat ini"
"Kita harus cepat-cepat masuk" seru Taeyong.
Taeyong mulai mengetuk pintu gerbang yang lumayan besar berwarna cokelat dengan ada ketukan pintu berbentuk wajah singa dengan dominasi warna emas.
Tak lama ada seorang pria terlihat dari ketukan pintu yg tiba-tiba bergerak terbuka dan menatap Taeyong dan teman-temannya. Tak tanggung-tanggung Taeyong langsung mengeluarkan alat pembuat simbolnya dan mulai menggambar sebuah simbol tepat didepan wajah pria tersebut sehingga membuat pria itu seakan terhipnotis. Ten dan Mina terperangah dan saling menatap satu sama lain tak percaya dengan apa yang mereka lihat saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MORTAL INSTRUMENT : CITY OF BONES
FantasyDisaat Mina genap berumur 18 tahun tanpa disangka hal-hal aneh mulai terjadi. Dimulai dari dirinya yang mulai mengingat masa lalu yang seharusnya ia lupakan dan simbol kuno yang dikenal dengan rune symbol yang tiba-tiba selalu ia lihat dan tak senga...