Sorry, I Just Worried

2.4K 173 9
                                    

Da Rae terduduk lemah di dekat pantai, setelah Renjun memutus sambungan telfon. Dia lega setelah mengetahui jika Jeno kembali ke Seoul.

Da Rae panik bukan main saat dia sudah tidak menemukan Jeno duduk ditempatnya, jaket dan tasnya juga tidak ada. Hanya satu ketakutan Da Rae, Jeno akan mencoba melakukan hal-hal nekat. Da Rae mencari Jeno kesana kemari sebelum dia menyadari jika mobil Jeno juga telah menghilang. Da Rae menelfon kakaknya tapi dia sama sekali tidak mengangkat telfon Da Rae. Hingga satu orang yang dia pikirkan adalah Renjun.

Da Rae tidak marah Jeno melupakannya, dia sudah melihat berita dan dia tahu Jeno pasti dalam keadaan panik sehingga melupakan jika dia pergi bersama dengan Da Rae. Jeno pasti semakin disalahkan oleh orang tua Su Ah karena kehidupan anaknya terekspos media bahkan fans Jeno mulai mencaci maki Su Ah karena tidak tahu diri padahal dia akan bertunangan.

"Lee Da Rae!" Da Rae menoleh dan mendapati Renjun baru saja turun dari mobilnya. Da Rae otomatis berdiri dan seketika tidak bisa berpikir setelah Renjun menariknya masuk ke dalam pelukkannya dengan sangat erat.
Da Rae bisa merasakan nafas Renjun yang tidak teratur bahkan detak jantungnya yang berpacu begitu cepat.

"Renjun-ah" Renjun justru semakin mengeratkan pelukkannya. Renjun terlalu khawatir, dia takut jika Da Rae akan mengalami kesulitan karena sedang sendirian di tempat yang jauh dari rumahnya.

-

"Kenapa kau membawaku kemari?" tanya Da Rae bingung. Renjun bukannya mengantarnya pulang dia justru mengajak Da Rae pulang ke apartementnya.

"Kau harus makan. Aku akan memasakkan sesuatu untukmu" Renjun tersenyum tipis lalu turun dari mobil. Da Rae hanya menurut pasrah, Renjun sudah menjemputnya jadi dia harus menuruti keinginan Renjun.

"Aku akan membuatkanmu Nengmyeon. Kau suka kan?"

"Tentu saja. Itu menu wajib ketika musim panas" kata Da Rae antusias sambil duduk didepan meja dapur. Dia menopang dagunya sambil memperhatikan Renjun memasak.

"Tapi... Apa yang akan terjadi pada Jeno dan Su Ah? Mereka akan baik-baik saja kan?" Renjun menghentikan tangannya yang sedang mengaduk telur. Ok, dia tahu Da Rae cemas tapi apa dia masih mencemaskan Jeno setelah ditinggalkan begitu saja?

"Keputusan ada di tangan Jeno dan Agensi. Dia memilih menyelamatkan nama baiknya dan NCT atau nama baik Su Ah dan keluarganya atau memilih menyelamatkan dua duanya" jawab Renjun sedikit malas.

"Jadi apa yang akan dilakukan?"

"Aku tidak tahu Lee Da Rae! Begitu kau menelfonku, aku langsung pergi bahkan saat itu Jeno belum sampai di Seoul" kata Renjun sedikit tajam dan Da Rae tentu saja terkejut dengan reaksinya.

"Mianhae" sesal Da Rae dengan gugup. "Kalau begitu seharusnya sekarang kau pergi menemui Jeno, dia lebih membutuhkanmu. Kau seharusnya mengantarku pulang-"

"Berhentilah memikirkan Jeno saat dia meninggalkanmu seperti ini!" Da Rae terdiam. Kilatan amarah dimata Renjun membuat Da Rae takut. Kenapa Renjun semarah ini padanya? Apa dia membuat kesalahan?

"Ke-kenapa kau marah seperti itu? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?" tanya Da Rae gugup. Dia tidak menyangka melihat Renjun marah bisa semenakutkan ini.

"Iya! Kau salah! Aku sudah mengatakan padamu jika aku berharap kau menyukaiku tapi kau justru selalu mengkhawatirkan Jeno dan Jeno! Kau bahkan tidak peduli saat dia meninggalkanmu seperti ini! Apa kau tidak mencoba berpikir bagaimana khawatirnya aku? Apa kau benar-benar hanya menyukai Jeno seorang? Apa kau tidak berniat memberiku kesempatan?"

Da Rae menelan ludahnya dengan susah payah, jadi Renjun benar-benar menyukainya? Apakah dia begitu menyukainya sampai semarah ini?

"Renjun...aku...maaf... aku belum bisa melupakan Jeno. Aku masih berusaha, tapi aku-" Renjun menghampiri Da Rae dengan langkah panjangnya. Menghampiri Da Rae lalu meraih wajahnya dan menyatukan bibir mereka. Da Rae terbelalak, dia tidak bisa mencerna apa yang sedang Renjun lakukan padanya sekarang.

J Brothers - The Return of TemptationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang