Realize

2.7K 198 11
                                    

***
Da Rae termenung sendirian di tepi sungai han, dia memikirkan Renjun dan Jeno. Melihat semua pemberitaan media tentang hubungan Jeno dan Su Ah, rasanya Da Rae ikut merasakan sakit karena dia tahu Jeno tidak akan bisa bersama dengan Su Ah lagi.

Da Rae tidak rela, dia tahu betapa Jeno sangat mencintai Su Ah. Haechan mengatakan Da Rae sudah gila, karena jika dia mencintai Jeno dia seharusnya senang karena inilah kesempatan untuknya memperjuangkan cintanya. Tapi nyatanya Da Rae justru sedih dan berharap Jeno bisa bersatu lagi dengan Su Ah.

Da Rae menghembuskan nafasnya kasar lalu teringat ucapan Renjun ketika dia mengantar Da Rae pulang 4 hari lalu.

"Istirahatlah. Maafkan aku untuk segalanya dan lupakan apa yang telah terjadi hari ini. Aku akan menemui Jeno besok pagi jadi kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan memaksakan perasaanku lagi. Ini perasaanku dan aku akan menanganinya sendiri. Selesaikan kuliahmu dengan baik dan jadilah penulis yang hebat. Aku pulang"

Kata-kata itu terus terngiang diingatan Da Rae, seolah Renjun ingin mengatakan padanya jika dia tidak akan mengganggu hidup Da Rae lagi. Renjun bahkan tidak mengiriminya pesan lagi, setidaknya untuk memberikan kabar tentang kelanjutan komiknya.

Apakah Renjun benar-benar ingin menjauhinya?

Da Rae juga merencanakan untuk menghindari Renjun, tapi kenapa Da Rae merasa tidak rela?

Rasanya ada yang hilang saat Renjun tidak menanyakan kabarnya, memintanya datang ke apartement Renjun secara mendadak, meminta Da Rae membelikan ini dan itu sebelum ke apartemenya, mengabaikan ocehan Da Rae ketika dia sudah sangat fokus dengan gambarannya.

"Kenapa aku merindukannya?" keluh Da Rae sambil mencoba mengalihkan pikirannya dari Renjun. Dia tidak boleh memikirkan Renjun atau Jeno lagi. Da Rae tidak ingin membuat Renjun membenci Jeno hanya karena Da Rae menyukainya. Mungkin memang lebih baik jika mereka saling menjauh seperti ini.

***

Min Ha mendesis kesal melihat Haechan terus saja datang ke apartemen keluarganya, bisa dibilang dia datang setiap hari dan itu membuat Min Ha kesal.

"Kenapa kau selalu saja cemberut setiap kali Haechan datang?" tanya Mark gemas.

"Ani, aku bukannya tidak suka. Hanya saja Haechan Oppa tidak bisa diam dan suaranya sangat nyaring, Omma tidak bisa istirahat setiap kali Haechan Oppa datang" keluh Min Ha.

"Benar karena itu? Atau kau justru berharap Jaemin yang datang kesini setiap hari?"

"Itu... Aiss... Oppaaa" rengek Min Ha tidak bisa berbohong dihadapan kakaknya. Dia sangat berharap Jaemin yang datang tapi Jaemin bahkan tidak datang setelah 4 hari yang lalu.

"Min Ha aku minum jus peachnya ya!" seru Haechan dari dapur.

"Andwe! Oppaaaa!" Mark tertawa lepas melihat adiknya langsung berlari untuk menghentikan Haechan minum jus yang Min Ha buat khusus untuk Jaemin.

Min Ha sangat tahu Jaemin menyukai jus peach. Terkadang Mark juga kesal dengan sikap Haechan yang tidak peduli dengan perasaan pemilik barang atau makanan yang dia ambil, tapi Mark sudah mengenal Haechan selama hampir 8 tahun jadi Mark sudah sangat memahaminya berbeda dengan Min Ha yang baru mengenal Haechan secara pribadi kurang lebih selama 2 minggu.

"Jangan diminum! Jebal" pinta Min Ha memelas sebelum Haechan benar-benar meminum jus peach Min Ha.

"Kau kan bisa buat lagi. Pelit sekali" Haechan ingin menenguk jus peach itu tapi Min Ha berteriak histeris lagi.

"Oppaa! Kembalikan atau Oppa tidak boleh datang kemari lagi!"

"Huh? Mwo ya? Kau mengusirku? Kenapa kau selalu galak sekali padaku?" keluh Haechan dan dia tidak jadi minum jus peach milik Min Ha.

J Brothers - The Return of TemptationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang