Kepala gue rasanya mau pecah. Gue cuma bisa nyanderin kepala ini ditembok. Gue ngantuk, gue mual. Pintu rumah yang dari tadi gue gedor-gedor belum juga kebuka. Gue mengacak rambut frustasi mencoba sabar. Orang rumah pada kemana sih?
Nggak lama kemudian, suara knop pintu terbuka terdengar. Gue langsung berdiri tegak bersiap memaki orang yang dari tadi gue tungguin. Tapi, niat gue terurung gitu aja. Mata gue terbuka lebar dan langsung kicep.
Sialan.
"Dari mana lo jam segini baru pulang, hah?"
Pria itu menatap gue tajam sambil menyilangkan tangannya didepan dada. Gue berasa mau ditelan beneran. Waduh, sebuah keajaiban ketika dia menyebutkan kata 'Lo-Gue'.
"M--Mas Adit?"
Sumpah. Kalo udah ketangkap basah kaya gini gue harusnya langsung bertekuk lutut memohon ampun sekarang juga. Gue cuma bisa nunduk sambil menatap lantai. Ini orang nggak niat introgasi gue di dalam aja apa ya?
"Kenapa? Lo kaget gue yang bukain pintu? Lo nggak tau ini jam berapa, hah? Lo nggak pulang semalem kan, kemana aja lo?"
Duh. Rasanya kepala gue makin pengen pecah. Mas Adit masih natap gue tajam menunggu gue membuka suara untuk menjawab rentetan pertanyaannya.
"Duh, Mas. Bisa ngomong didalam aja nggak? Dingin banget ini," ucap gue pelan. Sumpah ya angin pagi-pagi buta beneran bisa buat lo beku kalo nggak terbiasa.
Mas Adit berdehem. Akhirnya dia berjalan masuk kedalam rumah. Gue ngikut masuk dan langsung lengseran di sofa ruang tamu sambil menghela nafas lelah.
"Kata siapa lo boleh tiduran? Bangun!"
Gue langsung sigap duduk. Gue berasa di kemiliteran sekarang. Mas Adit duduk di meja didepan gue sambil masih menatap gue garang.
"Jawab pertanyaan gue tadi,"
Gue menghela nafas, "Aku abis dari klub, Mas. Bareng anak-anak, tapi---"
"APA?! KLUB!? LO GILA APA GIMANA HAH?!" Mas Adit spontan teriak. Gue meringis.
"Mas, jangan teriak-teriak. Anak-anak masih tidur tuh kasian," ucap gue.
"Gausah mengalihkan pembicaraan! Pantes gue tadi kecium bau alkohol!"
Gue tersontak kaget, "EH NGGAK! AKU NGGAK MINUM SUMPAH, MAS!"
"GAUSAH BOHONG SAMA MAS!" doi teriak lagi. Gue menghela nafas panjang. Gimana caranya biar gue bisa cepet-cepet masuk kamar ini, Ya Tuhan.
"Sumpah, Mas. Aku tuh rencananya cuma ngikut sama Nona doang, abisnya bosan. Sampe disana aku cuma minum jus. Trus aku ketiduran gara-gara pusing disana musiknya kenceng banget, Nona nya juga belom mau pulang. Jadi, ya gitu...."
Gue cuma megangin tangan sambil menatap lantai. Nggak berani menatap cowok didepan gue ini. Kalo udah galak begini ngeri emang.
"Trus kenapa lo nggak pulang sendiri? Lo sadar nggak sih lo itu bermalaman diluar!"
"Rencananya gitu, tapi kan aku ketiduran. Trus juga tadi aku dianterin kok sama Alvin,"
"HAH!? ALVIN?! LO KESANA BARENG COWOK-COWOK!?"
Sialan.
Kayaknya gue salah ngomong. Suara Mas Adit makin meninggi. Doi keliatan marah besar.
"Duh, Mas. Aku nggak ngapa-ngapain sumpah. Ketemu Alvin juga pas udah disana," gue berusaha mencari pembelaan. Eh, nggak deng. Emang begitu adanya.
Sebelum Mas Adit membuka suara lagi, pintu kamar disebelah ruang tamu kebuka. Seorang sosok cowok berpakaian lusuh dan muka bantal berdiri didepan pintu sambil ngucek mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU MADE MY DAY
Fiksi RemajaHave you ever feel so lonely even when you're surrounded by everyone? Have you ever feel so lost even when you had everything? Have you ever feel so happy when you finally meet someone you've missed for your whole life? "Akhirnya kita ketemu lagi. G...