prolog.

33 2 3
                                    

"Lo masih tetep perjuangin tuh anak?" Tanya Nana. Anak laki-laki yang duduk di hadapannya itu menatap langit-langit kelasnya lamat-lamat.

Sejenak, lengang. Selalu itu yang ditanyakan. Cowok itu masih diam. Satu pertanyaan, satu jawaban.

"Cowok itu kalo udah maju, susah buat mundur." Akirnya cowok itu angkat bicara.

Nana menghembuskan nafas pelan. Tak ada yang bisa ia lakukan, selain mendukungnya. Bukannya apa, dia hanya kasian melihat cowok itu diambang ketidakpastian. Berlayar di tengah lautan tanpa tujuan.

*****

NgawangWhere stories live. Discover now