Chapter 12

6.9K 560 90
                                    

Satu jam kemudian Jungkook udah bersih, wangi, ganteng pula. Tapi wajah Jungkook yang terluka bikin Yeri iba. Soalnya kaya sakit gitu.

Dan tadi Jungkook juga udah selesai makan dan sekarang Yeri lagi bersih-bersih ruang makan. Pokoknya Yeri udah siap jadi istri banget deh.

Masih berada di dapur, duduk di ruang makan. Sekarang Yeri tinggal mengobati lelaki itu.

Yeri mendaratkan tubuhnya di samping lelaki itu, sambil membawa salep yang udah di ujung jarinya tinggal dioles ke muka Jungkook aja.

"Mendekatlah!!!" suruh Yeri ketus ke Jungkook.

Jungkook mah cuma nurut, di suruh sama calon istri itu harus cepet di laksanakan.

Tempat duduknya itu kursi panjang, dari kayu. Jadi, lelaki itu bergeser, mepet sekali dengan Yeri. Atau emang Jungkook sengaja sih.

"Eh, yang mendekat wajahnya saja. Nggak usah deket begini juga." kaget Yeri pas muka Jungkook hampir nempel ke wajah Yeri. Bahkan Yeri bisa mencium bau nafas Jungkook.

"Lah, tadi kata kamu, aku di suruh mendekat? Ya sudah aku dekat kamu, ehhh malah salah" elak Jungkook.

"Ah terserah."

Yeri mulai mengoles salep di pipi Jungkook, yang terlihat seperti luka bekas cakaran.

"Shhh.. Ini dalam sekali cakarannya. Kamu diapain sama Nenek sih??"

Yeri meringis sendiri, padahal yang punya luka tidak merasa sakit. Jelas saja lah, malah lelaki itu sedang fokus menatap wajah cantik Peri-nya.

"Ini tidak sakit kok. Lebih sakit itu kalau lihat kamu jalan sama cowok lain." gumam Jungkook tetap memandang wajah Yeri.

Yeri menatap aneh lelaki itu. Nglantur nih orang.

"Dasar gak nyambung. Heh, aku itu tanya, kamu diapain sama nenek?? Bukan malah ngegembel ya!" Ujar Yeri keras yang buat Jungkook mengerjap, sadar dari lamunannya yang terus memandang wajah cantik Yeri. Lalu Jungkook menunduk, terkekeh pelan.

"Ini cakaran nenek sih, tapi ketambahan dapet cakaran ayam." jawab lelaki itu.

Yeri menggeleng. Neneknya memang kelihatannya ingin menghukum serta mengerjain lelaki ini.

"Menunduk!!"

Lelaki itu menunduk cepat, wajahnya jadi pas di depan wajah Yeri. Dekat sekali sampai Yeri terdiam kaget dan jadi grogi sendiri.

Yeri berdiri dari duduknya dengan capat "Kamu terlalu tinggi sih. Jadi, kasihan punggungmu kalau membungkuk terus nantinya."

Alasan saja Yeri tuh. Lelaki itu tersenyum miring, menuruti permintaan Yeri. Padahal Jungkook tau kalau Yeri gak kuat deket-deket sama Jungkook.

Yeri mulai ngoles ke pelipis Jungkook. Sambil berdiri di depan wajah Jungkook. Suasana menjadi canggung dan sang lelaki tak bisa bertahan dengan suasana itu. Apa lagi pas banget kepala Jungkook tepat di dada Yeri, mana payudara Yeri keliatan besar. Mungkin efek hamil, tapi mana bisa Jungkook lihat payudara itu terus.

"Yer, usia kandungamu berapa bulan??" tanya lelaki itu memecah keheningan dan kegugupan pada dirinya.

"Memasuki 4 bulan." ucap Yeri dingin, dan terus mengolesi luka-luka lain.

Jungkook ber-o ria, suasana kembali canggung. Lama-kelamaan lelaki itu jadi gemas sendiri menatap Yeri yang entah bagaimana aura keibuannya semakin kesini, semakin kuat. Menguar-nguar di sekelilingnya, menarik sesuatu dalam dirinya yang sedari tadi mengaum-ngaum.

Lelaki itu tiba-tiba menarik pinggang Yeri dengan lembut hingga Yeri duduk di pangkuan nya. Jungkook Memeluk pinggang Yeri dengan posesif tapi gak terlalu erat karena Jungkook mengerti ada anaknya di perut Yeri.

[2] Mutualisme [M] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang