Niyta dan Kegelapan

21 3 0
                                    

"Luna, bangun Luna!" Seseorang membangunkanku, aku membuka mata dengan cepat, senang rasanya suara itu membangunkanku.

"Mamah?" Jawabku bangkit dari tidur, menatap penuh kebahagiaan namun semuanya tidak sesuai keinginanku, bukan mamah yang membangunkan namun wajah Brenda tepat berdiri di hadapanku.

"Maafkan aku Luna, bukan mamahmu yang berdiri di hadapanmu ketika kau bangun." Brenda tunduk meminta maaf padaku. Aku menarik kakiku memeluk lutut menundukan kepala perlahan. Aku benar benar terjebak dalam dunia ini. Ini bukan mimpi biasa. Aku hanya bisa pasrah dan berharap seseorang di duniaku membangunkanku, Lili, Mamah, Ayah atau siapapun aku mohon bangunkan aku.

"Luna, kita harus bergegas ke rumah temanku, di sana kita akan menemukan jawaban yang kau butuhkan." Ajak Brenda padaku, aku mengangguk. Brenda memberikanku sebuah jubah untuk dikenakan. Jubah berwarna abu abu dengan tudung panjang.

Setelah bersiap siap kami keluar dari rumah danberjalan menyusuri jalan setapak. Matahari masih belum terbit. Brenda mengajakuuntuk pergi sepagi ini agar tidak ada yang melihatku berkeliaran. Brenda takutjika ada seseorang menyadari bahwa aku seorang Declension. 

Beberapa menit kemudian sampailah di sebuah rumah yang bentuknya tidak jauh berbeda seperti rumah Brenda. Brenda mengetuk pintu dan tidak lama seseorang membuka pintu, seorang wanita muda berumur 28 tahun, berambut merah panjang, cantik muncul di hadapanku.

"Brenda? Ada apa sepagi ini mengunjungi kemari?" Tanya wanita itu.

"Aku perlu sesuatu untuk dibicarakan, ini sangat penting. Izinkan kami masuk ke dalam." Jawab Brenda memandang wanita itu penuh keseriusan. Wanita itu meliriku dan mengangguk mempersilahkan masuk.

****

"Silahkan diminum." Ucap wanita itu menyediakan minuman hangat berwarna hijau. Duduk di depan kami. Aku dan Brenda menerima minuman itu. Awalnya aku ragu dengan minuman aneh apa ini, warnanya hijau bening seperti sirup namun disajikan hangat. Aku meminumnya setelah Brenda meminumnya terlebih dahulu. Rasanya seperti susu dicampur dengan telur mentah, namun sangat enak sekali ketika air membanjiri tenggorokanku, seperti ada cairan yang membuatnya hangat dan nyaman.

"Perkenalkan namaku Niyta, anda?" Ucapnya meliriku sembari tersenyum.

"Namaku, Luna." Jawabku kembalitersenyum.

"Ada apa Brenda? Sepertinya serius sekali?" Ucap wanita itu.

"Aku membutuhkan buku yang ditulis oleh nenekmu sebelum peristiwa itu terjadi." Jawab Brenda.

"Buku? Buku tentang mahluk luar itu maksudmu?" Tanya Niyta.

"Iya catatan tentang declension yang ia tulis selama bersama ibuku dan orang itu."

"Untuk apa catatan itu?"

"Hal itu kembali lagi, aku ingin kau menjaga rahasia ini" Tanya Brenda serius.

"Hal itu? Jika Brenda yang meminta aku akan menjaga sebaik mungkin." Jawab Niyta, Brenda masih menatapnya serius.

"Baiklah. Sekarang kita kedatangan Declension baru setelah sekian lama. Kau taukan apa yang akan terjadi jika seorang Declension muncul? Peperangan merebutkan kekuatan akan segera tiba." Jawab Brenda menatap serius.

"Aku mengerti, jadi sekarang kau akan mengumpulkan dua permata kehidupan seperti declension terdahulu lakukan?" Tanya Niyta.

"Bukan aku, namun Luna." Brenda menatapku, aku hanya diam menurut kurang mengerti apa yang mereka bicarakan.

DeclensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang