Chapter 6

17 1 0
                                    

BRAK

Kejadian naas terjadi didepan mataku. Astaga, baru saja Crystal tertabrak Truk besar yang beropersi dimalam hari. Tubuhnya terpental jauh darahnya tercecer kemana mana, dan lagi, wajahnya sudah dipenuhi dengan darah. Aku mendekati kerumunan orang disana. Jaraknya hampir 10 meter.

"Dia sudah meninggal." Ucap salah satu bapak.

Apa hanya aku yang berpikir ini adalah karma? Ia membunuh dan akhirnya ia juga meninggal.

Aku mulai pusing, ntah mengapa. Hingga seketika, pandanganku kabur dan berubah menjadi gelap.

***

Aku mulai mengerjapkan mataku. Mencoba memfokuskan pandangan. Ruangan bernuansa putih dengan bau-bau obat menyengat di indra penciumanku. Aku tau ini dimana.

Melihat sekeliling, aku menemukan guruku.

"Hei Angel? Kau sudah sadar nak. Kau ditemukan pingsan di koridor depan kelasmu, ada apa denganmu?" Wanita paruh baya itu membantuku untuk bersandar di kepala kasur.

"Akan ku ceritakan saat keadaanku membaik, bu."

"Baiklah, makan ini, bubur dari rumah sakit." Ucap Bu Carine sembari memberikan bubur itu padaku.

-Skip-

Aku sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, setelah 2 hari aku pingsan. Aku sedang bersama Bu Carine, di taman belakang sekolah. Sesuai dengan apa yang aku katakan saat itu, untuk menceritakan apa yang membuatku bisa pingsan.

"Benar begitu? Aku tidak percaya, mana mungkin. Kalau memang seperti itu, seharusnya mayat itu sudah ditemukan atau pembunuh meninggalkan jejak agar dapat ditemukan." Ujar Bu Carine.

"Tapi sayangnya sampai saat ini pun sepertinya mayat itu belum ditemukan bu, maka dari itu aku diperlihatkan dengan bayangan dan dia membawa ku ke masanya agar aku bisa memecahkan rahasia ini. Si pelaku juga, dia sangat teliti menghilangkan apa yang bisa menjadi jejak di tempat kejadian. Sangat teliti." Balasku.

"Bu bagaimana jika kita meminta tolong satpam untuk membuka atap koridor itu? Supaya kita bisa tahu mayat itu masih ada atau tidak dan masalah ini bisa cepat terselesaikan." Usulku, ku harap Bu Carine menyetujuinya.

Hingga Bu Carine setuju dan membawaku untuk meminta izin kepada kepala sekolah. Setelah aku ceritakan semuanya tanpa dikurangi dan dilebihi pada kepala sekolahku, akhirnya beliau juga setuju.

Atap koridor saat ini sedang dibuka, para siswa yang mengikuti pelajaran dibuat tidak fokus ke papan tulis melainkan fokus ke arah kami.

Saat atap koridor benar-benar terbuka, bau busuk menyeruak kedalam indra penciuman siapa saja yang ada. Bau anyir darah masih tercium segar, tak lupa bau busuk dari mayat tersebut. Padahal mayat itu sudah beberapa tahun ada didalam situ.

"Satpam, tolong cepat cek apakah disana ada mayat seorang gadis." Bu Carine memerintah satpam tersebut, hingga semua orang yang penasaran dibuat terkejut dengan yang dibawa satpam sekolah.

Gadis itu, sama persis seperti penglihatanku. Melainkan jika terlihat langsung keadaannya lebih mengenaskan. Semua murid dan juga guru yang berada disana terlihat menutup hidungnya karena bau busuk dari mayat tersebut.

Mayat Leny diletakkan di tempatnya, dan diserahkan pada orang tuanya. Syukur orang tuanya masih menggunakan nomor yang sama dan masih berada di kota itu.

"Kami pihak sekolah, meminta maaf atas kelalaian kami mendidik murid-murid kami." Ujar kepala sekolah pada kedua orang tua Leny yang sudah berumur.

"Tidak apa kepala sekolah, ini sudah takdirnya dari tuhan. Tuhan lebih menyayangi Leny, saya harap tidak ada lagi kejadian seperti ini. Terima kasih sekali lagi." Ayah Leny menjabat tangan kepala sekolah dan pergi bersama istrinya.

Semua murid dipulangkan lebih cepat karena kasus ini. Aku pun juga begitu, aku pulang dengan selamat. Sampainya di apartemen aku segera merebahkan badanku pada kasur king size kesayanganku. Hingga tak sadar aku sudah tertidur.

-skip-

Author POV

Tak lama setelah Angelina tertidur di ranjangnya, sekelebat bayangan melintas didepannya. Tak perlu menunggu waktu lagi, bayangan itu tampak memasuki tubuh Angelina yang tertidur.

Akibat ulah nya, Angelina terbangun. Tidak itu bukan Angelina, itu makhluk tadi. Sorot matanya memancarkan kejahatan, dendam dan ketidak relaan. Makhluk yang menguasai tubuh Angelina bangun dan membawanya berkeliling. Dengan tatapan kosong, namun sepertinya tujuan tempatnya sudah pasti.

Hantu itu, ia membawa Angelina ke gedung tak terpakai.

-

Disini lah tubuh Angelina sekarang, ia di lantai paling atas dari gedung tua di kota ini. Sorot matanya masih kosong, tetapi dibalik itu menyimpan sebuah dendam yang mendalam.

Perlahan namun pasti, tubuh Angelina berjalan mendekati tepian gedung.

Sayangnya tidak ada orang satupun disini untuk mencegah gadis itu. Tubuh Angelina masih dibawa ke tepian, hingga

Bugh

Tubuh Angelina, terjatuh dari lantai paling atas gedung tua itu. Miris, tubuhnya dipenuhi banyak sekali darah segar yang keluar. Badannya telungkup, matanya masih terbuka. Dan bibirnya tersenyum saat itu juga.

---------------

END

Update dong wkwk! Pendek ceritanya, it's okay. Thanks buat yang mau vote and comment cerita ini.

See you di next story!!

Don't forget to vote and comment guys ><

✏️Noonavii✏️

Mystery of The School CorridorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang