"Yerin eonni bangun!! Ini sudah siang, kau tidak ingin berkerja eoh?!". Sinb berusaha membangunkan yerin yang masih asik berkelana di dunia mimpi walaupun ini sudah jam 9 pagi.
"Yak! Bangun nona Jung pemalas!!". Merasa teriakannya diabaikan, sinb bergeas membuka tirai jendela agar cahaya bisa masuk. Dia tau yerin tidak suka tidur bila ada cahaya, bahkan cahaya lampu sekalipun.
"Ahh segarnya... Padahal ini sudah jam 9 tapi cahayanya masih terasa menyegarkan..." Sinb memejamkan matanya sambil menikmati terpaan cahaya di wajah dan sebagian tubuhnya.
"Mwo?! Jam 9?! Astaga, aku banyak pesanan hari ini!!".
Sinb tersenyum mendengar teriakan panik yerin beserta suara gedubrak-gedubruk yang di ciptakannya.
Yerin bangun kesiangan pasti karena ulah mereka tadi malam. Bagaimana tidak, kemarin mereka berencana jalan-jalan dan nonton di bioskop.
Tapi memang jalannya wanita jika bertemu belanjaan pasti lama, bahkan untuk sekedar kecocokan warna. Itulah yang dialami yerin kemarin. Sudah naik turun eskalator berkali-kali hanya berakhir dengan membeli satu baju.
Belum durasi filmnya yang cukup panjang membuat acara jalan-jalan mereka semakin ngaret.
"Sinb-ah aku berangkat dulu. Jika kau ingin pergi, kunci pintunya dan letakkan ditempat biasanya. Bye!".
"Yak! Mau kemana kau, bahkan tidak ada 2 menit kau berada di kamar mandi. Tapi sudah keluar dengan penampilan seperti ini. Hey, sebenarnya kau itu mandi atau tidak?!".
"Sudahlah, aku mau berangkat. Jangan lupa kunci pintu jika kau pergi. Bye!". Balasan terakhir yerin sebelum tubuhnya menghilang dibalik pintu.
"Aishhh.. Dasar kulit pucat! Aku yakin dia hanya mencuci muka dan menggosok gigi tanpa membasuh seluruh tubuhnya. Dasar jorok! Kalau aku salah satu karyawannya akan kubocorkan rahasia mandi 1 menitnya." Gerutu gadis bermarga hwang itu.
****
"Bagaimana kemarin? Apa kau dimarahi appa mu?". Dua orang pria bersetelan jas yang tampak mahal itu berjalan berdampingan memasuki sebuah restoran.
"Anni, appa malah menyuruhku mencari gadis itu."
"Mwo? Kok bisa?". Mereka mengambil tempat duduk didekat jendela kaca, sambil menikmati jalanan tokyo yang tidak terlalu padat karena ini malam hari.
"Molla, appa bilang jika dia memang gadis baik-baik maka aku harus bertanggung jawab. Karena aku sudah merenggut masa depannya." Taehyung menganggukkan kepalanya setuju.
"Aku setuju dengan appa mu. Bagaimanapun keadaannya lelaki adalah pemimpin, baik dalam rumah maupun diatas ranjang. Jikapun kemarin kau terpaksa menidurinya, aku yakin kau juga yang memimpinnya."
Obrolan mereka terpaksa terhenti kala ada waiters datang untuk menanyakan pesanan mereka.
"Permisi, kalian ingin pesan apa?".
"Aku pesan spaghetti, dan minumnya hot chocolate."
"Aku samakan dengannya saja."
"Baiklah, pesanan akan segera diantar."
Kemudian mereka melanjutkan obrolannya yang sempat tertunda.
"Anni, aku tidak terpaksa hyung. Aku sudah jatuh cinta hanya dengan nelihatnya dalam balutan kaos dan celana jeans."
"Tunggu, kau bilang kalian bertemu di club. Kenapa dia memakai kaos dan celana jeans? Atau dia memang datang ke club dengan pakaian seperti itu?".
"Ne, dan itulah yang membuatku penasaran. Ada juga gadis yang datang ke club dengan pakaian seperti itu. Tapi aku bersyukur dengan itu tubuhnya tidak terlihat oleh lelaki buaya bermata kucing disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night With Mr. Jungkook [SINKOOK]
Fanfiction"Kita telah melewati malam yang panjang sayang. Walaupun cuma satu malam saja, tapi itu membuahkan hasil. Jadi, jangan coba lari dariku!" -Jeon Jungkook. "Itu hasil dari kesalahan. Jadi, jangan berharap banyak!" Hwang Sinb Hanya dengan satu malam...