Baby Sweet

50 3 0
                                    

PlayList : Naomi Scott ( Speechless )

###

Lonceng tua milik SMA Kebangsaan telah dibunyikan oleh Pak Karno sang penjaga sekolah. Memberi tanda waktu istirahat telah berakhir. Para murid-murid berpacu untuk memasuki kelas masing-masing, mencari posisi aman agar terhindar dari guru-guru yang selalu membawa penggaris kebanggaan guna memukul siswa yang masih berkeliaran.

Kantin juga mulai sepi, nampak mereka segera membayar belanjaan dengan tergesa-gesa. Meninggalkan makanan yang masih tersisa saparuhnya, meneguk air dengan asal dan berburu masuk ke kelas.

Tapi tidak bagi anak laki-laki yang sedang berada di pojokan kantin belakang sekolah. Yang masih saja tertawa heboh sembari menikmati rokok disela jarinya. Pojokan kantin sebagai tempat bagi mereka yang hobinya melanggar aturan sekolah, yang tidak pernah bosan mendapatkan hukuman setiap hari. Tidak ada raut wajah cemas dari mereka yang bakalan menghadapi guru-guru yang akan memukulinya. Seakan itu adalah makanan sehari-hari untuk mereka.

Katanya, 'biar ada moment untuk dikenang pada saat reuni nanti'. Padahal, untuk naik kelas saja mereka masih nyontek sana-sini, bagaimana bisa mereka dengan begitu yakin untuk bisa lulus tepat waktu.

Sang penjaga kantin, Bu Tina sedang mengantarkan kopi susu dingin kepada anak laki-laki yang sedang selonjoran disalah satu bangku panjang yang memang sering ia tempati. Menikmati permen tangkai yang sedang bergelayut manja di bawah langit-langit lidahnya.

Gilang Putra Aditya.

Bersandar di dinding kantin yang warnanya sudah tidak lagi utuh, menikmati angin dari kipas yang sudak tidak ada lagi penutupnya, ia tetap menikmati cerita dari Bastian. Teman seangkatannya yang berasal dari papua, nampak jelas dari perawakannya yang tinggi, kurus, hitam dan rambut pendek yang keriting.

Bastian yang mempunyai nama lengkap Bastian Abraham Mandacan itu berhasil membuat seisi kantin tertawa oleh ceritanya disaat bertemu artis Ibu Kota, meminta untuk foto bersama. Disaat bidikan kameranya terdengar, layar handponenya tiba-tiba menggelap. Hanya ada bayangan dirinya dan sang artis di depan layar. Dan ternyata, handphone jadul miliknya itu kehabisan baterai.

"Gila bro, hp gue aja nggak terima dengan wajah gue yang gelap ini. Padahal itu hp udah gue charger full. Bangsat." Dengan logat ke-Papuaannya, serta menunjuk dirinya seakan tidak terima akan kejadian hal yang merugikan dirinya tersebut.

"Itu mah, hp lo yang mesti diganti curut." Sahut temannya yang bernama Eno sembari melempar bungkus rokok yang sudah ia remas ke arah Bastian.

"Ntaran aja, hp mah nggak terlalu penting broo disaat status masih saja sendiri. Percuma punya hp bagus tapi nggak ada yang ngapelin terus menerus. Eaaakk.." Bergoyang ala 'bang jali' dan melirik ke arah Gilang yang memang sudah menjadi sahabat baiknya dari semasa junior dulu. Seakan mengejek sahabatnya itu yang masih saja bertahan dengan kesendiriannya. Yang ia ketahui, Gilang benar-benar belum pernah mengenal kata pacaran. Katanya, 'takut nanti terlalu menyakiti hati perempuan, seakan ia menyakiti ibu dan kakaknya sendiri'.

"Bacot!" Merasa diejek, Gilang melempari permen yang masih tersisa ke arah Bastian. Dengan sigap laki-laki itu mengelak dan diiringi dengan tawa dirinya juga teman-temennya yang lain.

Sebagai anak baru di sekolah baru, mendapatkan teman baru atau bergaul dengan kakak kelas dalam waktu yang masih hitungan minggu, mungkin terlalu sulit untuk mereka. Bersyukur, mereka yang sedang berkumpul di kantin Bu Tina yang jumlahnya lebih dari 8 orang itu adalah sekumpulan kelompok yang mencintai motor jadul, vespa.

Terbukti, seorang ketua osis yang namanya sungguh sangat indah oleh para guru itu juga ikut nimbrung dalam kumpulan mereka. Menghargai sesama pecinta vespa seperti dirinya, membuat ia selalu berada di kantin belakang sekolah. Masalah hobi mungkin mereka sama, tapi dalam hal pelajaran ia selalu nomor satu. Prinsipnya, 'nakal boleh, bodoh jangan'.

I Can't Run AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang