Three

108 16 0
                                    

DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT!!! :)

Aroma daging sapi yang terbentuk menjadi satu batang sosis tercium hingga seisi dapur dan ruang makan, hal itu tidak membuat buyar lamunan seorang wanita bermarga Bae ini. Dia terus memikirkan Yoora semenjak Seoyoon berbicara bahwa kafenya sudah mulai ramai semenjak kehadiran Jihyun.

Seoyoon menaruh 3 buah sosis pangang diatas piring, dan memberikannya pada Jihyun yang tengah melamun. Seoyoon melambaikan tangannya di depan wajah Jihyun, tapi ia tak kunjung sadar. Seoyoon menampar pelan pipi Jihyun yang membuatnya terkejut karena kesakitan.

"Aigo, itu sakit, Seoyoon-ah!" ringis Jihyun sambil mengelus pipi nya yang ditampar Seoyoon.

Seoyoon memasang muka datarnya. "Kenapa kau selalu melamun saat aku berbicara?" protesnya cepat.

Jihyun mengerucutkan bibirnya. Oh Tuhan! Sungguh menggemaskan. "Ah, mianhae. Aku sedang memikirkan Kak Yoora."

Seoyoon yang tadinya sedang memasak nasi goreng untuknya, menjadi memberhentikan aktivitasnya. "Kak Yoora? Ada apa dengannya?"

Jihyun melipat tangannya diatas counter dapur. "Sudah hampir 6 bulan, dia tidak ingin keluar dari rumah rehabilitasi."

"Waeyo?"

"Aku tidak tahu, alasannya dia ingin dijemput kekasihnya atau Adiknya. Padahal aku tidak tahu siapa Adiknya, aku hanya tahu namanya." ujar Jihyun.

"Memangnya siapa nama Adiknya?" tanya Seoyoon sambil menaruh nasi goreng diatas piring.

"Park Chanyeol. Kau mengenalnya?" tanya Jihyun sambil melirik Seoyoon.

"Aniyo, aku baru mendengar nama itu." Seoyoon menyuapkan satu suap nasi goreng ke dalam mulutnya.

Jihyun menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Kira-kira siapa dia? Dan dimana dia? Aku ingin sekali membawanya ke Kak Yoora."

Seoyoon melambatkan aksi mengunyah makanannya, Seoyoon menaruh piring nya diatas meja counter dapurnya. Lalu menepuk bahu Jihyun. "Ya! Kau sabar saja, semuanya pasti akan kembali seperti dulu."

Jihyun hanya menghembuskan napasnya kasar.

"Aigo, Jihyun-ah! Aku benci kau saat seperti ini!"

***

"Kau! Cepat pindah dari tempat duduk ini! Tuan besar ingin duduk disini! Cepat pergi!" ucapan kasar keluar dari tubuh seorang pria berbadan gagah dan tinggi membuat Jihyun yang sedang mengobrol dengan Seoyoon di counter menoleh ke sumber suara.

"Siapa itu? Berani sekali membuat keributan disana." gumamnya dan langsung berjalan menghampiri sumber suara.

Seoyoon yang bingung akan suara tadi, matanya memerintahkan untuk segera melihat jam. Betapa terkejutnya dia, bahwa angka jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 8 malam dan seorang mafia berkunjung ke kafenya untuk duduk ditempat yang sudah ia booking. Seoyoon dengan cepat membuatkan pelanggannya itu minuman yang biasa ia pesan.

Sedangkan disisi lain, Jihyun membuat kesalahan besar. Jihyun berdiri tepat dimana seorang sepasang kekasih sedang dibentak oleh seorang pria berbadan gagah dan tinggi. Pasangan tersebut saling menunduk karena takut menatap sang pria tersebut.

 Pasangan tersebut saling menunduk karena takut menatap sang pria tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya! Kau!" seru Jihyun sambil melangkah menghampirinya.

Seorang mafia tengah duduk, saat ia melihat seorang wanita menghampirinya, ia menaikan kaki kanannya diatas kaki kirinya. Dia mengangkat sebelah alisnya.

"Berani sekali kalian membuat keributan dikafe ini!" seru Jihyun sambil menatap sinis pria dihadapannya yang tadi sedang memarahi sepasang kekasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berani sekali kalian membuat keributan dikafe ini!" seru Jihyun sambil menatap sinis pria dihadapannya yang tadi sedang memarahi sepasang kekasih.

"Memangnya kenapa?! Tuan ku yang berkuasa atas kafe ini!" sinis pria dihadapan Jihyun.

"Ck! Tuan mu? Apa dia yang mempunyai kafe ini? Bukan, 'kan? Yang mempunyai kafe ini adalah temanku! Bukan Tuan mu!"

Seoyoon datang dengan nampan berisi kopi latte diatasnya, kemudian menaruhnya diatas meja mafia tersebut. "Silakan diminum, Tuan."

Jihyun bingung dengan kelakuan temannya. "Seoyoon-ah! Apa yang kau lakukan?"

"Kau diam saja, Jihyun-ah." bisiknya pelan. "Ah, maaf Tuan jika temanku membuat keributan."

Ucapan Seoyoon membuat Jihyun melotot tidak percaya. Bagaimana tidak? Padahal Jihyun bukan orang yang membuat keributan, yang membuat keributan adalah pria dihadapannya. Mungkin salah satu bodyguard pria yang sedang duduk dikursi itu.

"Apa yang kau ucapkan, Seoyoon-ah?!!" protes Jihyun.

Mafia itu menyeruput kopinya, lalu kembali menaruhnya diatas piring. "Ah, siapa wanita ini? Aku baru melihatnya."

Jihyun sungguh menahan emosinya saat melihat salah satu pria duduk dikursi, yang mungkin baginya adalah Tuan yang dimaksud pria tadi. Ah! Lupakan!

Seoyoon melirik Jihyun. "Ah, dia bernama Bae Jihyun. Musisi dikafe ini, Tuan."

Mafia itu hanya mengangguk. "Ah, musisi. Jadi---"

"Ya! Kau! Bisakah kau ajarkan sopan santun pada anak buahmu ini?!" potong Jihyun cepat dan Seoyoon melotot tidak percaya bahwa temannya berani sekali pada seorang mafia dihadapannya.

"Jika kau ingin duduk, duduk saja ditempat lain! Jangan mengganggu tempat duduk orang lain! Itu tidak sopan!" tambahnya.

"Berani sekali kau, kepada Tuan ku!" ucap pria dihadapannya sambil menunjuk Jihyun.

"Memangnya kenapa?! Aku mengucapkannya fakta! Jika memang ini kafe milikmu, kau berhak mengusirnya, tetapi kafe ini bukan milikmu dan kau tidak berhak menyuruh anak buahmu untuk mengusir orang lain yang duduk disini! Arraseo?!!"

Mafia itu tersenyum miring, lalu berdiri dan berjalan ke arah Jihyun. Kemudian berdiri tepat dihadapannya. "Kau gadis miskin! Berani sekali kau berbicara lantang kepadaku."

Jihyun terkekeh. "Untuk apa aku takut padamu? Aku masih mempunyai jiwa yang kuat untuk melawan seseorang termasuk dirimu, dan tidak membutuhkan 10 bodyguard."

Sindiran Jihyun membuat mafia dihadapannya diam membisu. Baru kali ini ada mafia yang kalah bicara dengan seorang wanita dihadapannya, dan mafia itu menjadi pusat perhatian dikafe milik Seoyoon. Sedangakan pemiliknya, hanya menunduk menahan rasa malu yang temannya perbuat.

"Dan kalian! Janganlah membuat hidup kalian menjadi sia-sia karena ingin mengorbankan nyawa kalian demi melindunginya, itu membuang waktu! Hanya kalian ingin mendapatkan uang besar, kalian ingin mengorbankan nyawa pada orang lain yang belum tentu berterima kasih kepada kalian jika kalian mati!" sindir Jihyun sambil menatap pria dihadapannya dengan sinis. "Seoyoon-ah! Aku pulang!"

Jihyun melangkahkan kakinya pergi keluar kafe, dan memberhentikan sebuah taksi kemudian masuk ke dalamnya. Tanpa Jihyun sadari, mafia tersebut menyuruh salah satu bodyguard nya untuk mengikuti Jihyun.

"Ikuti dia."

Seoyoon melipat mulutnya. Matilah kau Bae Jihyun, pikirnya.

***

Kira² ada yg tau kenapa Ceye nyuruh anak buahnya ikutin Jihyun???
Jgn lupa comment yaa, apa aja terserah kalian! :)

VOTE AND COMMENT!!! :)

Love Scenario X PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang