VOMENT!!!
Wanita berharga Bae terduduk bosan dikamarnya, duduk diatas ranjangnya sambil menonton drama terbaru channel televisinya. Baju bewarna hitam serta hotpants yang melekat ditubuhnya, membuat sang wanita terlihat akan sangat sempurna karena bentuk tubuhnya sangat terbentuk. Ideal.
Ia melihat jam tangan emas bermerek Daniel Wellington yang melingkar ditangan kirinya, menunjukkan pukul 8 pagi. Masih pagi, tetapi perutnya sudah meresponnya. Ia lapar. Tapi ia malas untuk pergi ke lantai 3 hanya untuk pergi ke ruang makan, karena makanan sudah tersedia disana.
Sudah 3 hari pula ia tinggal dirumah milik orang asing, ia merasa risih karena tidak bisa melakukan apapun yang mau ia lakukan sepuasnya. Karena rumah ini bukan miliknya. Lebih baik, ia menekan tombol pemanggil asisten rumah tangga saja, daripada harus turun ke lantai 3 hanya untuk pergi ke ruang makan. Meskipun memakai lift, tetap saja wanita bermarga Bae itu malas sekali.
Baru saja ia ingin menekan tombol, seseorang mengetuk pintu kamarnya. Dan Jihyun langsung menyuruhnya masuk, dan ternyata itu adalah Raemi yang sedang mendorong trolly dan diatasnya ada berbagai macam makanan serta air putih dan minuman segar lainnya. Hanya Raemi yang paling mengerti dirinya saat ini, bahkan Raemi bisa tergolong orang yang paling peka sebelum diberitahu."Aku tahu Nona lapar, itu sebabnya aku antarkan kesini." Raemi menaruh meja lipat diatas ranjang Jihyun, lalu menaruh makanan seperti nasi, tteobeokki, salmon mentah, kimchi Arab, dan lainnya serta makanan sehat seperti sup tak lupa ia bawa.
"Gamsahamnida." Jihyun bertepuk tangan karena Raemi sangat pengertian terhadapnya.
"Selamat makan, Nona."
"Gamsahamnida."
***
Suara sepatu pantofel bergema diseluruh ruangan dirumah mewah milik sang mafia yang terkenal kejam. Chan memasuki lift saat pintu lift terbuka lebar, langkahnya diikuti Sehun yang senantiasa mendampinginya setiap saat.
Saat lift berjalan ke lantai atas, Chan mengajukan sebuah pertanyaan pada Sejung. "Apa wanita itu masih disini?"
"Masih, Tuan. Raemi mengatakan padaku, bahwa kemarin lusa Jihyun sempat ingin pergi tetapi Raemi berhasil membuatnya tidak pergi." jawab Sehun.
Chan tersenyum miring. "Geurae, antarkan aku ke kamarnya."
"Baik, Tuan."
***
"Ah... Aku kenyang sekali, sepertinya berat badanku akan naik." ujar Jihyun dibalas dengan kekehan Raemi.
Raemi membereskan sisa-sisa piring dan gelas kotor, lalu menaruhnya diatas trolly. "Apa Nona ingin makan lagi?"
"Ah! Aniyo! Aku sangat kenyang."
"Geuraeyo."
Baru saja Raemi ingin melangkahkan kakinya mendorong trolly nya keluar, dan seketika ia teringat sesuatu.
"Ah, Jihyun-ssi! Hari ini Tuan sudah pulang, dan dia akan segera bertemu denganmu. Jadi lebih baik, kau segera mandi, Nona." Raemi memperingatkan Jihyun, sedangkan Jihyun hanya tersenyum lalu beranjak menuju bathroom.
Beberapa menit kemudian, Jihyun keluar dengan baju handuk bewarna putih yang melekat ditubuhnya. Rambutnya basah karena keramas, dan aroma cokelat yang berasal dari rambut pirangnya itu menyebar keseluruh ruangan. Saat Jihyun ingin melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang pakaian, ia teringat Seoyoon yang sudah 3 hari ia belum kasih kabar kepadanya.
Jihyun mencari keberadaan ponsel yang entah diletakkan dimana, ia mencari keseluruh pojok kamarnya. Mulai dari atas meja, belakang televisi, lemari, bathroom, ranjang, bawah bantal, dan lainnya. Saat hendak membuka laci di dekat ranjangnya, seseorang membuka pintu tanpa Jihyun sadari.
"Apa kau mencari ini?" suara berat yang mungkin itu adalah suara seorang pria, Jihyun mendongak. Betapa terkejutnya ia, ternyata ada seseorang yang pernah ia marahi 3 hari yang lalu dan tepatnya dikafe milik Seoyoon.
"Ya! Kau... Kau..." Jihyun berjalan menghampiri Chan sambil menunjuknya.
"Wae?"
"Kembalikan ponselku!" seru Jihyun sambil melompat-lompat untuk mengambil ponselnya yang berada ditangan kanan Chan. Usahanya sia-sia, baginya Chan terlalu tinggi jadi ia pasrah dan langsung ke intinya.
"Kenapa kau menculikku?" tanya Jihyun.
Chan langsung melipat tangannya di depan dada lalu menyandar di dinding kamar Jihyun. "Ck! Percaya diri sekali kau ini! Daebak!"
Jihyun menaikkan sebelah alisnya, karena melihat Chan tepuk tangan. "Daebak! Daebak! Aku bukan menculikkmu,"
"Lalu?"
"Menyanderamu."
"Heoh?" Jihyun menautkan alisnya tidak mengerti. "Aku tidak mengerti apa maksudmu."
"Bersenang-senanglah, suatu saat kau akan kulepaskan." ucap Chan lalu melangkah pergi, kemudian berbalik. "Namaku Chan."
Langkah kakinya mendekati Jihyun, sampai Jihyun mundur karena takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Saat ia terduduk diranjang, Chan berdiri dihadapannya.
"Wae-waeyo?" tanya Jihyun bingung.
Chan menyamakan wajahnya dengan Jihyun, lalu ia memajukan wajahnya mendekati wajah Jihyun, sedangkan Jihyun menutup matanya. Terasa merinding disaat keadaan seperti ini, Chan meniup telinga. "Bersenang-senanglah."
Kemudian Chan melangkahkan kakinya keluar kamar Jihyun, sedangkan Jihyun membuka matanya dan kembali diselimuti rasa bingung.
"Bersenang-senang?" gumamnya, dan seketika teringat akan ponselnya. "YA!!! CHAN!!! PONSELKU!!!!!"
***
Heeeuuuu seru g yaa?? klo misalnya Jihyun diculik musuhnya Ceye trs disiksa selama 3 bln? tp pd akhirnya Jihyun slmt koq, gmn kira²? need opinion from reader...
VOMENT!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario X PCY
FanfictionBagaimana jika skenario hidupmu bertemu dan jatuh cinta pada seorang mafia? Bagaimanakah rasanya? Skenario hidup seorang wanita bernama Jihyun dipertemukan dengan seorang mafia yang terkenal amat kejam dan jahat. Tetapi pertemuan keduanya, tentunya...