Setelah berlari cukup lama, kuroko menghentikan langkahnya membuat akashi yang ada dibelakangnya pun terhenti. Kuroko terdiam cukup lama, membuat akashi menatapnya bingung.
"tetsuya?"
Agak tersentak sedikit kuroko menoleh. "ah! Maaf akashi-kun. Aku tiba-tiba ingat sesuatu."
"ingat apa?"
Kuroko melepaskan pegangannya, ia berbalik menghadap akashi. Dengan agak malu dia menggaruk pipinya pelan. "entah kenapa... Aku merasa aku pernah melarikan diri seperti ini. Padahal aku tidak pernah keluar dengan siapapun secara diam-diam. Tapi, perasaan ini seperti pernah aku rasakan sebelumnya."
Akashi merenung. Terjebak dalam lamunannya. Menatap kuroko dalam diam, dia mulai tersenyum tipis. "hahah. Bisa saja kan perasaan semacam itu muncul? Aku juga dulu pernah merasakan hal semacam ini. Kau tahu? Keluarga akashi adalah keluarga paling ketat di kyoto, jadi mustahil untukku bisa berkeliaran bebas seperti sekarang. Pernah sekali waktu aku kecil aku menyelinap keluar diam-diam di malam hari menuju sebuah taman bermain. Tanpa sadar aku malah tersesat disana. Haha... Tindakanku waktu itu ceroboh sekali." jelas akashi. Kekehannya yang pelan membuat kuroko menjadi penasaran dengan cerita itu.
"lalu apa yang terjadi? Apa akashi-kun melapor pada polisi setempat sebagai anak hilang?" tanya kuroko.
"apa? Melapor pada polisi? Itu tidak mungkin. Saat aku sedang berkeliling mencari jalan keluar sendiri, aku bertemu dengan seorang anak yang juga tersesat ditempat itu dan kau tahu? Dia juga ternyata adalah anak yang kabur dari rumah dengan taman bermain sebagai pelarian. Tapi malah sama-sama tersesat seperti aku. Itu sungguh konyol."
Kuroko semakin mendekat, cerita akashi nampaknya mampu memikat ketertarikan sang jurusan sastra satu ini.
"lalu? Kalian berdua mencari jalan keluar sepanjang malam?"
"tidak. Dia terus memegang tanganku dan menangis keras. Sepertinya dia menyesal, aku sudah mengajaknya untuk mencari jalan keluar tapi dia tidak mau berjalan. Setelah aku bilang aku akan mentraktirnya apapun yang dia mau, barulah dia berhenti menangis."
Kuroko memegang dagunya memasang pose berpikir. "itu pasti menyulitkan sekali ya akashi-kun? Apa dia membeli banyak barang?"
Akashi menggeleng. "tidak. Dia cuma minta dibelikan satu minuman saja. Setelahnya dia diam dan menurut padaku."
"terlalu mudah! Anak itu terlalu polos akashi-kun! Berani-beraninya kau membodohi dia!"
"tidak aku bodohi! Aku hanya ingin menenangkannya saja supaya bisa kuantar pulang." bantah akashi.
"lalu minuman apa itu yang dia minta?"
Mendengar itu akashi menyeringai, ia menatap kuroko dengan tatapan aneh.
"vanilla milkshake. Itu minuman yang dia minta dariku." jawab akashi.
Mata kuroko melebar, ia menatap akashi dalam-dalam.
"berarti anak itu..."
"yah... Seperti yang kau tahu. Anak itu..."
"anak itu...
Penyuka vanilla milkshake juga??! Seperti aku?!!" tanya kuroko dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
kuroko and trap! (akakuro)
AléatoireKarakter bukan punya saya melainkan minjem dari anime *KUROKO NO BASUKE* or punya Fujimaki Tadatoshi.. Akashi adalah *MUTLAK* semua orang juga tahu akan hal itu, tak ada seorangpun yang berani melawannya. Sementara Kuroko adalah seorang mahasiswa...