Naruto (NaruSasu)

6.3K 122 3
                                    

"Hhh~ ukhhh~ Teme tenggorokan dan mataku sakit~!"

Terdengar teriakan lemah dari ruang tv membuat Sasuke menghentikan sejenak kegiatan menulisnya. Ia segera menuju dapur untuk membuat secangkir coklat panas.

"Teme~!"

Teriakan lemah itu kembali terdengar. Sasuke menghela napas pelan kemudian mempercepat gerakannya membuat coklat panas. Lalu setelah selesai ia segera menuju sumber suara dengan tentu saja membawa cangkir ditangannya.

Dapat dilihatnya Naruto sedang terbaring lemah di sofa. Menggunakan selimut tebal dan pengompres yang telah jatuh ke lantai.

"Tenanglah. Ini minum dan kembalilah ke kamar," Sasuke menyerahkan mug berisi coklat panas kepada Naruto sembari duduk disamping pemuda blonde itu.

"Tidak mau, aku akan kembali kekamar setelah kau selesai dengan pekerjaan bodohmu itu," Naruto mencibir pelan sembari menerima mug yang berisi coklat panas itu.

Melihat tingkah laku Naruto, Sasuke hanya menghela nafas pelan. Berusaha bersabar menghadapi sikap kekanakan pemuda blonde itu.

"Tunggulah disini sebentar, akan kubereskan dulu yang disana. Lalu kita kekamar. Kau butuh istirahat Dobe," Ucap Sasuke sembari memungut kompresan Naruto yang terjatuh, lalu membasahinya dengan air hangat. kemudian kembali meletakkan kain lembab tersebut ke dahi Naruto yang telah selesai meneguk coklat panasnya.

"Aaaaa Teme ku sayang~" Naruto menatap Sasuke dengan pandangan berbinar. Sedangkan Sasuke hanya menatap Naruto datar.

"Hentikan tatapan itu, kau membuatku mual." Sasuke berkata pedas sembari emmbalikkan tubuhnya berjalan ke meja kerjanya.

"Huh novelis pedas," Umpat Naruto pelan.

"Aku mendengarnya Dobe," Tukas Sasuke datar.

"Hehe,"

.

.

SKIP TIME

.

.

Tak sampai 15 menit, Sasuke selesai membereskan peralatan menulis Novelnya. Ia pun segera kembali mendekati sofa dimana seonggok pria blonde bertubuh besar berbaring lemah disana.

"Dobe, ayo pindah ke kamar," Sasuke menepuk pelan bahu Naruto yang tengah memejamkan matanya.

"Dobe,"

Beberapa kali telah memanggil Naruto, namun Naruto tak merespon Sasuke. Sasuke menjadi kesal. Ia tahu kekasihnnya ini tak tidur, hanya memejamkan matanya saja.

"Terserah, aku akan kekam-!"

SRETT

BRUG

Belum sempat Sasuke melanjutkan perkataannya, Naruto telah lebih dulu menarik tangan Sasuke lalu bertukar tempat hingga Sasuke berada dibawahnya. Narutotidak terlalu menindih Sasuke karena bertumpu pada sikunya.

"Apa?" Sasuke bertanya datar.

"Kejam sekali, kau telah mengabaikan suami tampoanmu yang tengah sakit keras ini hanya untuk seonggok kertas tak berguna itu Teme," Naruto mengoceh dengan ekspresi berlebihan. Melihat itu Sasuke hanya memutar matanya bosan.

"Kau hanya demam Dobe, dan itu salahmu sendiri kemarin hujan-hujanan baka," Sasuke menjawab santai.

"Oh salahku? Berarti ini salahmu yang telah emmbuatku kesal disaat aku sakit sayangku~" Naruto berkata sensual sembari mengelus pipi Sasuke.

Belum sempat Sasuke protes, Naruto telah leboh dulu membungkam bibir Sasuke dengan ciumannya. Membuat Sasuke kaget dan memberontak.

"Emmphhhh!!" Sasuke memberontak dan berusaha mendorong Naruto. Namun karena dasarnya Naruto emmang kuat walaunpun tengah sakit. Sasuke gagal melepaskan diri dan malah menikmati cumbuan suaminya itu.

"Kau akan menularkan demammu padaku Dobe sialan. Tapi ya sudahlah, salahku juga mengabaikannya saat sakit begini," Sasuke membatin pasrah.

 Tapi ya sudahlah, salahku juga mengabaikannya saat sakit begini," Sasuke membatin pasrah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

END

next, have a request ?

voment please.

Ketika ... SakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang