"Tadaima." Suara cempreng Boruto menggema dirumah minimalis itu. Membuat sosok yang terbaring di sofa ruang keluarga tersenyum tipis.
"Okaeri." Jawab sosok itu ketika melihat sang buah hati berjalan kearahnya.
"Kasan dimana Menma? Dan dimana tua bangka idiot itu? Oh Tuhan sudah ku bilang tidak meninggalkan Kasan dalam keadan begini." Boruto berjalan cepat sembari menggerutu dan beelutut di samping sofa tempat Sasuke terbaring. Ya Sasuke. Pemuda yang melahirkannya.
"Papa Boruto. Dan Tousan mu memang papa suruh kembali ke kantor. Lalu Menma sedang mandi. Istirahatlah. Kau lelah bukan?" Tanya Sasuke sembari menikmati tangan Boruto yang mengusap rambutnya. Anaknya ini memang sangat memanjakan Sasuke. Terlebih saat ini Sasuke tengah hamil muda. Mengandung anak dari seorang Jichuuriki bukanlah perkara mudah.
"Kasan ayolah. Aku memutuskan untuk mengambil misi itu karena tua bangka itu berjanji akan dirumah menjaga Kasan. Awas saja si idi-"
PUKKK
"Tousan." Sasuke menyela dingin.
"Hahhh~ aku mandi sebentar. Aku menyayangi Kasan." Menghela nafas pelan kemudian mencium kening Sasuke lembut. Berjalan tanpa menoleh kebelakang lagi. Membuktikan ia sedang menahan emosi.
"Menma kemari." Sasuke memanggil Menma yang tak berani mendekat setelah suara dingin Sasuke pada Boruto.
"Kasan, apa Niichan marah?" Menma bertanya datar. Sedikit takut membuat Sasuke kembali mengeluarkan nada dingin.
"Tidak sayang. Niisan mu hanya lelah." Sasuke mengelus rambut basah Menma.
Menma hanya diam menatap punggung sang kakak yang menghilang dibalik tembok. Perbedaan usia 5 tahun membuatnya sedikit banyak mengerti perasaan sang kakak yang begitu mengkhawatirkan Ibunya. Bocah 10 tahun itu juga kesal pada ayahnya yang tega meninggalkan ibunya dalam keadaan tidak sehat begini.
"Jangan berpikir yang tidak-tidak tentang Tousanmu. Tahu kewajiban Hokage bukan?"
"Tap-"
Poofffff
"Suke!!!" Tiba-tiba muncul gumpalan asap dan ternyata itu Naruto. Dengan bercucuran keringat ia berteriak memanggil sang istri. Ya istri. Uchiha Sasuke istri sah sang Hokage Konoha, Uzumaki Naruto. Masa lalu mereka yang sempat pahit terbalaskan sudah dengan terjalinnya ikatan suci ini. Warga konoha pun tak ada yang protes, sebab mereka tau kunci keamanan Konoha ada pada sang Nanadaime.
"Kenapa kau kembali lagi bahkan belum ada 30 menit semenjak kau pergi D.O.B.E." Seketika aura rumah UzuChiha dipenuhi api hitam atau dikenak Amaterasu.
"Kyaaaaaaaaa maaf aku hanya kuatir padamu!" Naruto lati terbirit-birit diikuti api hitam dibelakangnya.
"Boruto turun sebelum Papa membakarmu didalam sana!" Sasuke kembali berkata tegas memanggi sang anak sulung. Ia tau Boruto lah yang pasti membuat kabar palsu mengenai dirinya hingga naruto yang sedang rapat di Suna mendadak kembali kerumah. Ya walaupun memang chakra sibodoh itu banyak namun pasti karena panik iya lupa cara berpikir jernih dan bertindak bodoh.
"Ampun Kasan! Aku hanya mengetes burung eh peliharaanku!" Boruto yang memang telah merasa terancam dengan aura sang Kasan ingin lari. Namun belum sempat keluar melalui jendela tangan Susanoo telah menyeretnya keruang keluarga. Dapat dilihatnya sang ayah tergantung dengan kedua kaki nya yang di pegang Susanoo. Ayah bodohnya itu menatap iba sang anak sulung yang akan bernasib sama sepertinya.
"Maaf Kasan. Bukan salah Niisan. Aku yang memanggil Tousan. Aku hanya tidak ingin Kasan kenapa-napa. Cukup ketika Kasan mengandungku Kasan tersiksa dan hampir meregang nyawa. Aku ingin saat Kasan mengandung Otouto seperti ini Kasan merasa aman. Aku minta maaf." Nada datar penuh penyesalan it terlontar lancar dari mulut si bungsu. Menma memang memiliki sifat seperti Sasuke, berbanding terbalik dengan Boruto yang duplikat sang Ayah.
