Tharn (TharnType)

2.8K 161 10
                                        

"Enghhh hahhh hmmm," Nafas berat Tharn terdengar oleh Type dari samping ranjangnya. Ya mereka tak seranjang seperti biasanya, karena Type sedang merajuk.

Menoleh kesamping untuk melihat sang kekasih. Walau remang, Type bisa melihat bahwa Tharn tak tenang dalam tidurnya, keringat dingin membasahi wajah tampan itu. Menyeringitkan keningnya dan kemudian menghampiri Tharn.

Alangkah paniknya Type merasakan panas yang menjalar dipunggung tangannya ketika mengecek suhu tubuh Tharn.

"Tharn? Hei bangun lah," Ucap Type menepuk pelan pipi Tharn, berusaha membangunkan sang kekasih.

"Engghh ehmmm," Igau Tharn gelisah. Masih belum sadar.

"Astaga kau membuatku panik bodoh!" Seru Type pelan. Memperbaiki selimut Tharn dan posisi tidurnya. Kemudian beranjak ke kamar mandi untuk mengambil air kompresan.

Setelahnya ia meletakkan baskom kecil itu disisi nakas tempat tidur Tharn. Kembali beranjak untuk mengambil kotak obat. Berharap masih ada obat penurun panas untuk Tharn.

"Syukurlah masih ada. Sekarang jam emmm 12, dan dia telah makan tadi jam 9, oke bisa." Type berdialog sendiri mengira-ngira apakah ia bisa memberikan obat ini yang ditangannya ke Tharn atau tidak. Mengingat jika lewat 5 jam setelah makan maka lambungnya telah mencerna makanan itu.

Kembali ia mendekati kasur dimana tharn terbaring lemah dengan nafas beratnya. Mengelap telaten keringat yang membanjiri tubuh tegap itu.

"Tharn? Hei bangun sebentar," Ucap Type lembut sembari menepuk pelan pipi Tharn.

"Enghhhh," Igau Tharn.

"Tharn, minum obat sebentar ya," Type masih membangunkan Tharn. Mengusap pipi nya lembut.

"Enghhh Type," Ujar Tharn lemah. Membuka matanya perlahan.

"Jangan bicara dulu, minum obatmu ya," Ujar Type memotong Tharn. Membantu Tharn dengan telaten meminum obatnya. Agak sulit memang mengingat tubuh besar itu sedang lemah. Namun Type bisa mengatasinya dengan lancar.

"Tidurlah," Ucap Type setelah membenarkan posisi tidur Tharn. Tharn yang memang sejak awal belum sepenuhnya sadar hanya diam dan kembali memejamkan mata. Nafasnya masih berat, namun usapan Type pada kepalanya membuat Tharn tenang.

Dengan telaten Type membasahi handuk kecil itu dan menaruhnya di kening Tharn. Dengan harapan membantu mempercepat turunnya suhu badan sang kekasih. Selang 5 menit sekali ia basahi, karena memang panas Tharn cukup tinggi membuat handuk kecil itu cepat menyerap panas Tharn.

"Cepat sembuh," Kecupan lembut mendarat di bibir Tharn.

~~Joy~~

"Enghhh hooaaammmhhh~" Tharn menguap lebar.

"Ouchhh," Keluhnya tiba-tiba, merasakan pegal yang amat sangat pada persendiannya.

"Jangan banyak bergerak, kau masih demam." Type yang muncul dari beranda pun berkata demikian. Meletakkan baskom yang dibawanya disisi ranjang Tharn. Mengecek suhu badan Tharn kemudian. Masih agak panas namun tak sepanas tadi malam. Type menghembuskan napas lega karenanya.

"Aku demam?" Linglung Tharn.

"Iya, dan berterima kasih pada itu karena aku masih mau bicara padamu," Ujar Type dingin. Mengambil baskomnya lalu berlalu pergi ke kamar mandi. Menghiraukan Tharn yang mempoutkan bibirnya kesal. Namun sedetik kemudian ia menyeringai kejam.

Memang dirasanya badannya sakit semua. Namun niat sucinya lebih berhasrat.

"Uhukk uhukkk uhhh~" Tharn batuk seraya menghela nafas pelan. Tenggorokannya memang gatal, dan sedikit berlebihan memang agar terlihat parah.

Type masih sibuk dikamar mandi, ia mendengar batuk Tharn. Menghela nafas sejenak. Karena memang sudah selesai pekerjaan nya dikamar mandi, ia pun menghampiri Tharn. Duduk di samping kasur Tharn.

"Cuci muka mu, aku akan memanaskan bubur," Ujar Type setelah kembali mengecek suhu tubuh Tharn. Beranjak ingin ke dapur.

"Bantu~" Manja Tharn. Melihat itu Type melotot pada Tharn.

"Ehehe aku bisa sendiri," Ujar Tharn kemudian. Mencabik bibirnya kemudian bangkit perlahan menuju kamar mandi.

Melihat itu Type hanya tersenyum kecil. Ia tau Tharn sudah pulih. Kemudian melanjutkan langkahnya menuju dapur.

Teringat sesuatu, Type pun menyiapkan pakaian ganti untuk Tharn. Meletakkannya diatas kasur. Kemudian Type pun menuju pintu kamar mandi yang tertutup.

"Jangan mandi! Cukup bersih2 dan ganti pakaianmu! Sudah ku siapkan di atas kasur!" Teriak Type didepan pintu kamar mandi.

"Iya sayang!" Jawab Tharn balas teriak.

~~Joy~~

Tak lama setelah itu Tharn pun keluar. Wajahnya telah lebih segar.

Ia pun melangkahkan kakinya mendekati Type.

"Duduk di sofa. Jangan berpikiran untuk memelukku saat aku sedang didepan api begini." Ujar Type seakan tau yang akan dilakukan Tharn.

Mendengar itu Tharn merengut kesal. Kemudian menuruti Type untuk diam menunggu.

Tak lama kemudian, Type menyusul Tharn dengan membawa semangkuk bubur ditangannya.

"Nah makanlah." Ujar Type sembari meletakkan bubur itu dihadapan Tharn.

"Suap~" Manja Tharn sembari membuka mulutnya.

"Kau sudah pulih Tharn." Ujar Type datar. Memilih bersandar nyaman pada sofa. Mengabaikan Tharn.

Melihat itu Tharn menyeringai.

"Kalau begitu biarkan aku memakan yang lain," Ujar Tharn sembari dengan cepat mendorong Type agar tiduran di sofa.

"Oi oi jangan gila. Kau masih sakit!" Panik Type menyadari posisi intim mereka.

"Kau bilang aku sudah pulih sayang~" Ujar Tharn sembari mengendus leher Type.

"Tap-anghhh," Type mendesah saat Tharn menghisap lehernya.

"Selamat makan~"

"TTHARNNN ahhhh~"

.
.
.
.
.
END

Ketika ... SakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang