Sebuah ingatan baru. Sosok yang baru. Itulah yang terjadi dalam diri Rafael. Keluarga, sahabat, maupun kekasihnya sepakat merahasiakan dan tidak akan mengungkit hal yang menyakitkan di masa lalu. Namun, mereka tetap memberitahu siapa saja yang kawan maupun lawan.
Sikap Rafael berbeda 180° dibandingkan dahulu. Jika dulu Rafael akan diam saat para gadis mendekatinya maka saat ini Rafael tidak segan memberikan tatapan tajam ke siapapun yang mendekatinya.
"Ini cokelat untukmu, Raf..." ucap seorang gadis sambil menjulurkan tangan yang membawa cokelat merk terkenal.
"Aku tidak suka cokelat!" balas Rafael sambil menekankan kata terakhir lalu meninggalkan gadis tersebut. Gadis itu hanya bisa menunduk menerima perlakuan dari Rafael.
Hal ini juga berlaku untuk para lelaki yang mendekati kekasihnya. Rafael tidak akan segan untuk bermain fisik untuk menghalau para penggoda.
"Apa kamu butuh buku? Aku bisa menemanimu ke perpustakaan" ucap seorang pemuda yang juga teman satu kelas dengan Isyana.
"Tidak perlu" ucap Isyana sambil mengangkat pergelangan tangan kiri untuk melihat waktu.
"Kamu sedang menunggu Rafael?" tanya dia. Isyana menganggukkan kepala tanda mengiyakan ucapan pemuda tersebut. "Bagaimana kalau menunggu di kafe? Kamu juga bisa mengisi perut di sana" ajak pemuda tersebut masih gigih.
"Aku membawa bekal" ucap Isyana menolak ajakan pemuda itu.
"Ayolah, Syan. Rafael tidak akan marah kalau kamu menunggu di sana" ucap pemuda itu. Isyana mulai terganggu dengan pemuda yang ada di hadapannya.
"Jika kamu ingin ke sana maka pergilah" sahut Isyana masih dengan nada normal meskipun keningnya mengkerut.
TAP TAP TAP
Seorang pemuda bertubuh jangkung melangkah ke arah kelas Isyana. Dia melihat raut wajah Isyana dan merasakan aura yang terpancar menunjukkan ketidaknyamanan.
"Menjauhlah dari kekasihku!" ucap Rafael sambil menarik kerah leher seorang pemuda yang memaksa kehendak ke Isyana. "Jika aku melihatmu mengganggu Isyan lagi maka aku tidak segan menghajarmu!" gertak Rafael.
Pemuda itu langsung meninggalkan tempat karena tidak ingin membuat masalah dengan Rafael. Rafael hanya mendengus melihat kepergian pemuda tersebut.
"Ayo pulang, Isyan..." ucap Rafael sambil meraih tangan Isyana lalu menggenggamnya. Isyana hanya tersenyum tipis melihat sosok baru Rafael.
TAP TAP TAP
Mereka melangkahkan kaki menuju parkiran sambil bergandengan tangan. Rafael tidak peduli dengan tatapan yang memperhatikan dirinya.
"Hei, Raf" sapa seorang gadis yang melihat Rafael. Namun, Rafael tidak membalas maupun tersenyum ke arahnya.
Isyana yang melirik sebentar ke arah Rafael lalu menatap ke depan. Sosok baru Rafael terkadang membuat Isyana senang karena sosok baru ini akan dingin terhadap para gadis yang mencari perhatian.
"Siang, Syana..." sapa pemuda yang akan melewati Isyana.
"Si-"
"Jangan berpikir untuk menggoda tunanganku!" balas Rafael sambil menatap tajam pemuda tersebut. Ucapan Rafael otomatis memotong perkataan Isyana yang ingin membalas sapaan pemuda itu.
Terkadang pula sosok baru Rafael membuat Isyana was-was karena Rafael tidak segan menabuh genderang perang untuk pemuda yang ingin mendekati dirinya. Selain itu, Rafael juga akan menebar perang terhadap orang-orang yang menyakiti orang terdekat Rafael.
"Raf!" seru seseorang yang membuat langkah Rafael berhenti. "Anak-anak akan pergi ke markas Gio nanti malam untuk membalas perbuatan mereka yang mengganggu proyek pembangunan kita" lanjut Rangga menginformasikan tentang pembalasan dendam. Isyana menatap ke arah Rangga lalu melirik ke arah Rafael.
"Aku akan menyusul jika pekerjaanku telah selesai dan diberi izin pergi oleh Kak Bian" sahut Rafael sambil mengatur rencana di dalam otaknya.
"Oke. Aku pergi dulu. Ada hal lain yang harus dikerjakan" ucap Rangga sambil melangkah meninggalkan Rafael.
Isyana tidak berkomentar. Gadis ini memahami perubahan dalam diri Rafael. Rafael yang lebih ekspresif. Rafael yang berani memberi tatapan tajam ke arah para gadis. Rafael yang mudah melakukan kekerasan jika mengusik kekasihnya maupun orang-orang terdekatnya.
"Isyan.." panggil Rafael membuyarkan lamunan Isyana. Seketika Isyana menengok ke samping. "Ada apa?" tanya Rafael menangkap wajah datar Isyana. Isyana pun menggelengkan kepala.
"Tidak ada apa-apa" jawab Isyana sambil tersenyum kecil. Rafael tahu jika Isyana sedang menutupi sesuatu.
"Apa kamu masih belum terbiasa dengan diriku yang baru?" tanya Rafael. Isyana menatap dalam ke mata Rafael.
"Masih sedikit terkejut melihat sosok kamu yang sekarang" ucap Isyana sambil menunjukkan jari jempol dan telunjuk membentuk garis horizontal yang berdekatan. "Bukan berarti aku tidak menerima dirimu ini" Isyana tersenyum ke arah Rafael. "Kamu tetap Rafael yang pekerja keras dan memberi banyak kasih sayang untukku" lanjut Isyana. Rafael tersenyum mendengar ucapan Isyana.
"Maaf jika diriku berbeda dengan dulu. Aku tidak bisa diam jika ada pemuda lain yang berniat menggodamu. Aku tidak bisa pura-pura tersenyum saat para gadis mendekatiku dan ada kamu di sampingku" ucap Rafael menatap dalam ke arah Isyana.
"Aku menyukai Rafael yang sekarang" ucap Isyana tersenyum lebar. "Jika dulu maka sosok Rafael tetap menerima hadiah dari penggemarmu" Isyana mengerucutkan bibirnya mengingat kekasihnya yang tidak menolak pemberian gadis lain. "Aku tidak suka" lanjut Isyana.
"Apa kamu cemburu?" kekeh kecil Rafael mendengar ucapan kekasihnya.
"Ti-Tidak!" seru Isyana sambil menatap ke arah Rafael. Rafael menarik salah satu sudut bibirnya.
"Jika tidak cemburu maka kenapa aura kamu berubah saat berbicara tentang gadis lain?" goda Rafael. Mata cokelat Isyana membola.
"Auraku tidak berubah!" tegas Isyana yang tidak mengakui ucapan Rafael.
"Jangan berbohong, Isyan..." kekeh Rafael sambil menjawil hidung Isyana.
"Huh!" Isyana menghentakkan kaki lalu membalikkan badan mulai melangkah meninggalkan kekasihnya. "Aku tidak cemburu!" gerutu Isyana. Ah, betapa sulitnya para gadis mengakui itu.
TAP TAP TAP
Rafael mengikuti Isyana untuk berjalan sambil terkekeh. Betapa senangnya dia menggoda calon istrinya ini. Sifat Tuan Muda masih sama, ya.
Rafael sesekali memperhatikan orang-orang yang berada di sekitar Isyana maupun dirinya. Mata sipitnya meneliti setiap orang yang melewati dirinya dan Isyana. Pemuda ini selalu mawas diri akan keselamatan yang mengincarnya sejak anggota Tanubrata mulai bangkrut!
Alex Tanubrata adalah orang pertama yang harus merasakan kekejaman seorang Rafael. Alex yang berhasil menemui Rafael merupakan awal balik segala kesusahannya. Semula hanya ingin menyapa keponakannya yang baru sembuh berubah menjadi pertengkaran antara dirinya dengan Rafael.
"Bodoh!" dengus Rafael saat mengingat kedatangan Tuan Alex di perusahaan Zeth Corp. Rafael yang mengetahui jika pamannya datang dengan niat tersembunyi. Apalagi Rafael mengetahui jika Tuan Alex adalah salah satu penyebab kesengsaraan Rafael kecil di masa lalu membuat pemuda sipit ini harus membalas semua perbuatan Tuan Alex.
Rafael tidak ingin dirinya diinjak-injak oleh orang lain terutama oleh keluarga sendiri. Jika dulu dia menerima semua hinaan dan perbuatan kejam dari keluarga besarnya maka kini dia yang membalas itu semua. Tidak perlu nyawa hilang cukup dengan menguras harta mereka.
Bukankah mereka diperbudak oleh harta sehingga mereka seakan tidak memiliki hati karena dapat melukai anak kecil. Bahkan tertawa karena tangisan anak kecil.
Mereka tidak pantas disebut Keluarga. Mereka pantas dipanggil Monster.
Dan. . . .
Kini,
Rafael yang akan menjadi
M O N S T E R
![](https://img.wattpad.com/cover/54927530-288-k400716.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KUMPULAN ONESHOOT [Complete]
Cerita PendekCoretan apapun--setiap part berakhir--tentang cerita pendek, cerita mini, drabble, puisi, maupun surat. Happy Reading, ReVers [Reader Lovers] Rank dalam Short Story: #948 (7/8/2017), #776 (9/8/2017), #631 (12/8/2017) Rank dalam #cermin : 2 (10/11/20...