1~the first day

1.5K 53 0
                                        

(Askara Alcander)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Askara Alcander)

Kalau udah dikasih hidup enak jangan suka usik hidup orang lain.

🌟🌟🌟🌟

"Kalau papa,mama ujung-ujungnya pergi lagi ngapain kita pakai pindah segala ke Jakarta," protes Aza lengah dengan sikap kedua orang tuanya itu. Dalson (ayah Aza) malah tersenyum tanpa rasa dosa membuat Aza semakin geram. 

"Karena di Surabaya kita nggak kenal siapa-siapa Aza. Lagian papa punya temen di sini jadi Papa sama Mama bisa tenang pergi ke New York," Dalson terus berusaha membuat putri kecilnya itu mengerti. Bagaimana tidak ? Aza memiliki sifat keras kepala bagaikan batu. Tidak mudah untuk mengubah kemauan gadis itu. Apalagi membuatnya mengerti tentang masalah besar ini. 

Aza memutar bola matanya malas. Aza sudah biasa di tinggal seperti ini lagian kenapa dia harus repot-repot pindah sekolah juga. Apa lagi saat mendengar dia akan bersekolah di SMA Pelita Harapan membuat Aza semakin malas berada disini.

"Terus Aza tinggal di rumahnya temen Papa gitu ?" Aza muak dengan semua ini.

"Aza bahkan nggak kenal sama mereka. Secara nggak langsung kalian udah buang Aza," mata gadis itu berkaca-kaca.

"Aza kamu anak semata wayang Mama. Mana mungkin mama tega buang kamu. Seandainya kamu tetap di Surabaya mama malah telantarin kamu dong," ucap Ova (mama Aza) seolah memberi dukungan kepada suaminya.  

Aza menggeleng air matanya bahkan sudah terjatuh.

"Udah nggak usah nangis gini dong. Alay tau nggak," ucap Dalson membuat Aza meliriknya tajam.

"Papa bakal jenguk kamu 3 bulan sekali. Lagian papa juga berniat jodohin kamu sama anak temen papa,"

"Ha ? Astaga papa masih belum puas ? Setelah papa buang aku, papa juga mau nikahin aku sama anak temen Papa ?" Benar saja. Seperti dugaan mereka Aza pasti akan menolak keputusan yang mereka ambil.

"Aza mama tau ini berat buat kamu. Tapi Mama butuh orang buat jagain kamu,"ujar Ova lembut.

"Tinggal bayar orang apa susahnya sih ma ?"

"Mama mau ada yang jagain kamu 24 jam,"

"Yaudah tinggal bayar orang yang jenis kelaminnya cewek biar bisa tidur sekamar sama aku," Aza terus mengotot. Bagaimana mungkin di umurnya yang baru menginjak 17 tahun dia harus menikah muda, dengan keadaan terpaksa pula.

"Lagian anak temen papa itu ganteng lho Aza. Dia juga sekolah di SPH,"

Aza menatap Dalson seolah mengibarkan bendera permusuhan. Sebelum janur kuning melengkung Aza akan terus berusaha agar pernimahan ini batal.

"Kita bahas ini besok. Udah sekarang kamu tidur,"

Gimana mau bisa tidur kalau bentar lagi gue mau dinikahin ?

AzakaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang