Aza membanting tasnya entah kemana. Hari ini benar-benar melelahkan. Gimana tidak ? Ban mobilnya tiba-tiba kempes semua. Aza yakin ini semua pasti ulah geng berandalan di sekolah barunya.
"Gimana tadi sekolahnya ?"tanya Ova sambil mengambil tas milik Aza.
"Menyebalkan," jawab Aza masa bodoh.
"Menyebalkan ?"
"Mama pasti tau kan kalau SPH itu yayasan milik Papa ?"
Ova tersenyum pasti putrinya baru saja mendengar sebuah fakta.
"Kenapa nggak bilang sih Ma ?" Aza berdecak sebal. Hari ini moodnya sangat buruk hanya karena mengingat cowok itu. Cowok yang sekarang sudah masuk di list hitam Aza.
"Kenapa sih dari tadi perasaan marah-marah terus ?"
"Gimana nggak kesel ? Sekolah banyak berandalannya kok masih aja dipertahanin," sindir Aza.
Ova menggeleng pelan. "Terus mau kamu sekolah itu dihancurin gitu ?"
"Udah ah males," Aza hendak pergi ke arah kamarnya.
"Eh Aza," langkah Aza terhenti.
"Mama mau bahas soal perjodohan kamu,"
"Astaga Mama, Aza capek. Kan udah Aza bilang kalau Aza nggak mau nikah titik nggak pakai koma."
"Mama nggak minta pendapat kamu Aza. Mama cuman mau mengingatkan kalau kamu akan menikah besok,"
Mata Aza membulat sempurna. Yang benar saja ? Bagaimana ini ? Aza bahkan belum memiliki rencana apapun untuk menggagalkan pernikahan ini.
"Jadi besok kamu nggak masuk sekolah ya,"
"Nggak mau, Mama. Aza nggak mau nikah,"
"Tau sendiri kan keputusan Papa nggak bisa dibantah ?"
"Yaudah kalau gitu Aza mau bunuh diri,"ancam Aza berharap bisa mengubah keadaan.
"Yakin ? Katanya Aza mau ngrasain punya anak-anak lucu. Emang Aza nggak mau ngrasain proses bikinnya ?"
Wajah Aza memerah. Mamanya ini benar-benar vulgar.
"Mamaaaa,"
"Udah sebaiknya kamu siap-siap sekarang. Nanti malam kita pergi ke hotel karena pernikahan kamu akan didiadakan disana. Sepertinya satu malam cukup untuk kalian saling mengenal,"
"Nggak mau,"
"Yaudah kalau nggak mau kamu mama pindah ke rumah Oma. Mau ?"
Aza tau kalau mamanya tidak pernah macam-macam dengan ucapannga. Aza paling anti untuk bertemu dengan omanya walau hanya waktu sedetik. Omanya akan mengomel tentang segala hal yang menurutnya salah. Apa lagi Oma Aza seperti titisan guru killer. Walaupun Aza seorang cucu dalam memberikan tugas,Oma Aza nggak pernah tanggung-tanggung. Hanya karena ingin mendidik Aza Omanya bahkan menyuruh semua ART pulang agar Aza bisa belajar membersihkan rumah yang luasnya nggak ketulungan.
"Ya nggak gitu juga, kalau keadannya seperti ini Aza seperti disuruh milih masuk kandang buaya atau kandang singa," omel Aza cemberut.
"Udahlah Aza lagian anak temen Papa ganteng banget loh. Mama tau kamu jones apa jangan-jangan kamu nggak suka cowok ya ?"
"Enak aja Mama. Aza suka cowok ya tipe Aza itu baik, ganteng, terus perhatian, romantis, sama kalau ngomong itu selalu lembut,"
"Tipe kamu persis banget sama anak temen papa loh," ucap Ova berbinar.
"Beneran ma ?" Mendengar perkataan Ova membuat Aza langsung melupakan masalahnya hari ini.
Ova mengangguk membuat Aza tersenyum.
🌟🌟🌟🌟
"Ngapain sih Ma bawa koper segala ?"
"Diem dulu deh," jawab Ova sambil terus mengecek barang bawaannya.
"Papa kira kamu bakal susah Za,"
Aza menoleh ke arah papanya lalu tersenyum.
"Aza kan penurut Pa,"
"Prett," mendengar jawaban Dalson membuat Aza terkekeh.
"Nggak ada yang ketinggalan yaudah ayo masuk,"
Dalson, Ova, dan Aza beserta pengawal keluarga mereka memasuki hotel milik keluarga Dalson.
Aza tau pasti Dalson sudah mempersiapkan ini semua. Bahkan dari tadi Aza tidak melihat satu pun pengunjung.
"Mana temen papa ?"
Dalson langsung terkekeh. "Udah nggak sabar ya kamu ketemu calon ?"
"Bukan gitu.."
"Itu dia," ucap Dalson memotong perkataan Aza.
Aza mendongak menatap ke arah sepasang suami istri yang begitu serasi. Tapi tunggu.. dibelakang mereka ada.."Cowok itu ?" Aza melotot.
"Apa kabar Dalson,"
"Seperti yang kamu lihat,"jawab Dalson ceria.
Aza masih terdiam dan terus menatap ke arah cowok itu. Cowok yang membuat moodnya buruk.
"Oh ya ini putraku Askara,"
Aza melongo. Apa mamanya tadi berbohong ?
Model Askara jelas sangat bertolak belakang dengan tipenya."Kalau ini putriku Azara,"
Askara menoleh menatap Azara dengan tatapan yang sulit dijelaskan.Jangan lupa koment..
KAMU SEDANG MEMBACA
Azakara
Ficção AdolescenteGimana sih rasanya dijodohin sama kakak kelas yang populer ? Dengan sifat buruk yang selalu menyertainya ?