Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Cantik sekali dia," ucap Acander sambil melihat ke arah Aza.
"Sepertinya kita harus memberi mereka waktu untuk malam ini," usul Ova yang langsung disetejui oleh semua orang kecuali Aza dan Askara.
"Kita bisa mengobrol disana,"
🌟🌟🌟🌟
Setelah mereka pergi keadaan mereka menjadi hening. Benar-benar mencekam berbeda saat mereka di sekolah tadi. Malam ini entah kenapa Aza tidak berani melihat ke arah Askara walau hanya sedetik.
Tidak ada yang berminat untuk membuka obrolan. Aza terus melihat ke arah lain sedangkan Askara sibuk memainkan game di ponselnya.
Keadaan kali ini mampu membuat Aza berkeringat dingin.
"Nggak nyangka gue ketemu lagi sama lo," Aza benar-benar bodoh membuka pembicaraan.
Askara langsung menutup ponselnya dan memasukkan ke dalam saku.
"Jangan-jangan ini rencana lo biar bisa nikah sama gue ?" pertanyaan Askara mampu membuat Aza melongo.
"Sorry lo bukan tipe gue,"jawaban Aza mampu memancing emosi Askara.
"Emang lo tipe gue ? Badan kerempeng aja belagu,"
"Kerempeng lo bilang ? Ini ideal. Nggak heran sih lo cari yang model tante-tante kan ?"
"Punya mulut dijaga. Lagian mimpi apa sih gue semalam bisa nikah sama cewek model begini ?"
"Lo kira lo oke ? Model begitu aja belagu. Kita harus gagalin perjodohan ini,"
"Kita ? Lo aja kali gue males," Askara kembali memainkan ponselnya. Aza menatapnya meminta penjelasan sedangkan Askara malah bersikap seolah tidak peduli.
Aza yang geram langsung merebut ponsel milik Askara.
"Lo mau pernikahan ini terjadi ?"
"Nggak ada salahnya,"
Aza terdiam, apa dia mau balas dendam soal tadi pagi ?
"Lo masih dendam sama gue ?"
Askara menoleh sekilas. "Asal lo tau gue bukan orang yang mudah melupakan kesalahan orang lain,"
"Maafin gue,"
"Gue juga bukan orang yang mudah memberi maaf," jawab Askara enteng.
"Mau lo apa sih ?"
Askara menghela napas lalu menatap mata Aza.
"Nggak ada salahnya juga sih lagian gue pengen coba rasanya malam pertama itu gimana,"
Mulut tuh cowok benar-benar pengen disumpal dengan kain mori.
"Mulut lo nggak pernah di sekolahin ya ?" Aza mulai emosi.