eins.

7.8K 1.2K 759
                                    

"Chan, ini adik kamu. Namanya Felix. Sayangi dia, ya?"

Chan kecil yang berumur tiga tahun itu hanya terdiam memandangi bayi laki-laki di gendongan ibunya. Matanya memandangi bolak-balik antara wajah ibunya dan bayi yang katanya adiknya, dia tak mengerti. "Ini adik Chan, ma?" tanyanya dengan lidah cadel khas anak kecil.

Ibunya tersenyum saat Chan mengulurkan tangan untuk menoel ujung hidung mancung adik bayinya. "Iya. Manis, kan? Chan harus jadi kakak yang baik untuk adik, ya."

Chan mengernyit. "Kenapa aku harus punya adik?"

"Itu artinya Tuhan percaya sama Chan, kalau kamu bisa jadi kakak yang baik untuk adikmu. Dia akan bangga punya kakak sepertimu."

Chan makin mengerutkan kening, kemudian memilih mengangguk agar pembicaraan itu segera berakhir dan dia bisa bermain perosotan di taman rumah sakit. Ibunya mengelus rambutnya, memuji bagaimana 'Chan yang pengertian akan menjadi pahlawan untuk adik Felix'.

Ketika membuka pintu ruang rawat, Chan menyempatkan diri untuk menoleh sekali lagi ke arah adik bayinya dan bertanya-tanya,

Apa yang pernah dia lakukan hingga Tuhan mempercayakan salah satu malaikatnya untuknya?

(Karena Chan kecil punya prinsip, malaikat itu cantik. Dan adik barunya, sama cantiknya)

.

[Zephyr]

.

Chan berumur delapan tahun saat Felix berlari ke arahnya sambil menangis. Adik kecilnya itu masih menggenakan seragam TK dan menggendong tas, tangan mungilnya berkali-kali menyeka air mata di pipi gembilnya sementara dia terhuyung mendekati Chan.

"Felix, kenapa?" Chan bertanya khawatir, memeluk adiknya sembari menepuk-nepuk pundaknya.

"Felix digangguin Eric, kak!" Isakannya makin keras, membuat Chan mengernyit. "Tadi di TK, Eric ngambil jatah plastisin yang dikasih bu guru untuk Felix. Terus dia juga ambil nugget yang dari mama buat Felix. Terus dimakan, HUEE-"

Chan mengerjap tak mengerti. Bocah kelas dua SD itu hanya menepuk-nepuk puncak kepala adiknya, sebelum kemudian menarik tangan Felix masuk ke kamarnya.

Dia berjinjit meraih celengan kaleng bergambar Optimus Prime dari atas nakas, kemudian menyerahkannya pada Felix. "Ini tabungan kakak, kamu buat beli plastisin sama nugget yang banyak. Besok pamer di depan Eric. Kakak ikut kamu sekolah besok, jadi kalau Eric mau ambil lagi, kakak pukul dia."

Mata Felix berbinar sembari memeluk celengan kaleng tersebut. Dia paham betul kakaknya adalah pekerja keras sejak kecil, uang sakunya selama ini disisihkan untuk ditabung, karena dia ingin 'belajar berbisnis seperti papa'.

"Makasih, kakak! Kakak baik kayak Doraemon!"

Meski Chan bersungut-sungut karena Felix mengatainya mirip Doraemon, namun anak itu tak bisa menahan senyumnya saat Felix berjinjit untuk mengecup pipinya.

.

[Zephyr]

.

Felix berumur sebelas tahun saat mendapatkan mimpi basah pertamanya. Dia terbangun pukul empat pagi dan menangis karena tak mengerti.

Dan kamar Chan adalah tujuan pertamanya mengadu.

Tak peduli akan kakaknya yang baru saja tertidur lelap karena bermain game sampai menjelang dini hari, Felix melompat ke atas ranjang Chan dan terus menangis sembari menggoyang-goyangkan badan kakaknya agar terbangun.

Zephyr +Chanlix [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang