"Panggilan untuk Calon Pasukan Khusus!!" mulai dah, panggilan, padahal baru juga nyeruput kuah dari empek-empek Kang Sora yang baru aja aku beli didepan sekolahan sama Niana, kawan sereguku, anak Paskibra, sekaligus OSIS yang pastinya famous. Mana ni perut laper buanget lagi, konser gara-gara dipake buat konsentrasi sekaligus nahan ngantuk waktu sholat Jum'at tadi.
"Eh, uda panggilan tuh Ni," kataku masih sambil makan empek-empek tadi, walaupun kemasannya cuma plastik bening. Tapi malah dari situ nikmatnya,
"Iya, aku denger kok. Trus, kenapa kamu nggak segera pake name tag?" Katanya sambil membuang bungkus bekas empek-empek ke tempat sampah, padahal masih ada kuahnya...sayang tau' 😅
"Panggilan untuk Calon Pasukan Khusus!!" Panggilan terdengar lagi, yang mengumandangkan sih cewek, Kak Fadya namanya, tapi suaranya kedengarannya seantero sekolahan lhoo...bukan kaleng-kaleng nih...😂
"Kamu sendiri kenapa belum pake hasduk?" Kataku sambil memasang name tag bertuliskan Dian Pramukadani dan nomor 7
"Nggak bawa" jawabnya dengan enteng,
Etdah, santai bener ya ni bocah, batinku."Panggilan untuk Calon Pasukan Khusus!!" Terdengar lagi, bener-bener habis makan toa apa nelen mic sih tu kakak? Suaranya bahkan kecoa pun denger kali' ya,
"Terus? Hey, ini kegiatan Pramuka mbak bro... masa' iya nggak pake hasduk? Itu kan malah yang lebih penting daripada name tag," kataku sambil menunjuk name tag yang ada di tangannya, bersiap tuk dipakai.
"Udahlah, nanti kamu juga tau, ayo! Panggilan uda tiga kali nih," Niana menarik tanganku menuju ke lapangan, tanpa memberiku kesempatan tuk bertanya.
Apaan sih yang bikin dia kaya' kurang begitu senang ketika masuk ke dalam seleksi ini? Ada yang salah kah, sampai-sampai hasduk pun dia lupa bawa. Padahal sejujurnya, ia adalah salah satu saingan terberatku dalam seleksi ini, he he he maap-maap ya...biarpun saingan terberat, tapi kan aku tetap nggak mau kalau dia bahkan putus harapan sebelum pengumuman, alias menyerah sebelum bertanding."Tiga bershaf kumpul!!" Kalimat petunjuk sudah diumumkan, masi dengan orang yang sama, kakak cewek cantik yang suaranya cetar membahana badai halilintar,
"Siap, tiga bershaf kumpul," ini jawabannya, atas kalimat petunjuk tadi. Harus dijawab karena kan kalau nggak dijawab, tandanya petunjuk tadi bertepuk sebelah tangan. Kalau bertepuk sebelah tangan kan atit qaqa'...
"Mulai!"perintah sudah dilayangkan,
"Bisa!"jawab kami para Calon Pasukan Khusus sambil menghentakkan kaki ke tanah, mengambil sikap lari yang dilanjutkan lari pastinya sambil membentuk barisan 3 bershaf dengan segera. Jangan samain sama barisan berbanjar lho ya...pastinya beda tuh...
Setelah barisan telah terbentuk, mulailah aba-aba untuk seleksi baris-berbaris hari ini. Sebelum itu, kita diperiksa terlebih dahulu kelengkapan seragam kita juga berdo'a untuk kelancaran kegiatan.
"Perhatian, siap grak!"hening, nggak ada satupun yang berani ngeluarin suaranya. "Luruskan!" Lanjutan aba-aba tadi, langsung dilaksanakan dengan lencang kanan dengan barisan paling depan melihat ke penjuru kanan untuk meluruskan barisan.
"Lurus," teriakku ketika barisan telah lurus, karena posisiku yang berada di penjuru kiri belakang. Bukan berarti akutu 'pendek' lho ya...ini karena aku yang datengnya telat tadi😅
"Baiklah, untuk mengawali kegiatan pada siang hari ini. Berdoa," semuanya langsung menundukkan kepalanya,"mulai!"
Semoga aja hari ini baris-berbarisnya nggak berat-berat amat, aku bisa ngejalaninnya dengan baik, dan lolos seleksi ini juga seleksi yang lain. Intinya, semoga aku bisa jadi salah satu anggota Pasukan Khusus ini. Do'aku dalam hati, berharap bisa terwujud.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN DIARENA PRAMUKA
AventuraCerita tentang para pengejar mimpi, cinta, dan rasa sayang dibumi perkemahan. Karena tak selamanya cinta yang terjadi di sana sebatas patok tenda. Kisah dalam rintik hujan di rana baret coklat dan kacu yang jadi saksi bisu. Hanya dengan bersabar da...