Limabelas

7.7K 809 8
                                    

(Namakamu) memasukkan ponselnya kedalam slingbagnya. setelah selesai memasukkan alat alat yang ia perlukan nantinya kedalam slingbag, (Namakamu) segera berjalan menuju ruang tamu rumahnya.

Sore ini ia akan kerumah Steffi bersama dengan Salsha. Setelah kejadian disekolah tadi terjadi, mereka mengurungkan niat untuk menjenguk Steffi yang sakit. Kala itu pun, (Namakamu) langsung bergegas pulang tanpa menghiraukan Salsha atau Iqbaal sekalipun.

Pukul empat sore ini Salsha dan (Namakamu) sudah berjanjian bertemu dirumah (Namakamu). mereka akan kerumah Steffi diantar oleh Kiki.

"Ayok, aku udah siap!"

Kiki dan Salsha yang tadi mengobrol singkat menoleh, menatap iba kearah (Namakamu) dengan keadaan yang cewek itu alami. Mata yang membengkak karena terlalu lama menangis, serta wajahnya yang sedikit pucat pasi.

Kiki tentu saja tahu masalah yang adik kesayangannya alami itu. Walaupun (Namakamu) tidak memberitahunya, Kiki sedikit bertanya tanya pada Salsha.

Bram dan Linda sedang tidak ada dirumah. Bram--Papa (Namakamu) sedang ada urusan kantor di kota Lampung dan Linda sebagai istri yang baik tentu saja mengharus dirinya untuk menemani sang suami.

"Kamu beneran gak papa, (Nam)?" tanya Kiki seraya mengusap puncak kepala (Namakamu).

"Aku gak papa bang." ucap (Namakamu) dengan senyum teduhnya. Senyuman manis yang selalu terukir, walau disela rasa sedih yang ia rasakan.

(Namakamu) tidak menceritakan masalah nya kepada siapa pun. ia memendamnya sendiri masalahnya dari orang orang terdekatnya. Bahkan, (Namakamu) yang sering bercerita pada Mamanya pun tak menceritakan masalah masa lalunya yang bisa dikatakan sedikit memprihatinkan.

Salsha mendengus, selalu itu jawaban yang (Namakamu) berikan saat mereka bertanya. Menurut Salsha, sahabatnya itu menyimpan masalah yang cukup berat. Terlihat dari gurat wajah dan pancaran binar dari mata sahabatnya itu.

"Beneran?"

"Iya abang, aku gak papa kok, beneran deh." geram (Namakamu).

Kiki mengangguk lalu tersenyum jenaka, "Yaudah ayok deh ntar keburu macet."

(Namakamu) dan Salsha mengangguk.

♣️♣️

Rahang Iqbaal mengeras. sudah berulang kali ia mencoba menghubungi (Namakamu), tetapi tak ada satu pun jawaban dari kekasihnya. Iqbaal menggenggam kuat ponselnya, lalu dalam sekejap ponsel itu melayang. Menghantam tembok kamarnya dengan keras.

Bruk!

Ponsel Iqbaal hancur menjadi beberapa bagian saking kerasnya lemparan Iqbaal ketembok itu.

Iqbaal mendesis kesal saat rasa pusing mendera kepalanya, ia menghempaskan tubuhnya kesofa.

"Dimana kamu, (Namakamu)?" gumam Iqbaal seraya memijit pelipisnya yang terasa berdenyut.

setelah kejadian perkelahian antara Iqbaal dan Kevin, Iqbaal digiring menuju ruang BK dan Kevin dibawa kerumah sakit karena lukanya cukup parah.

Banyak kalangan guru tak percaya dengan apa yang dilakukan Iqbaal. mereka berbondong bondong bertanya 'apa alasan Iqbaal memukuli Kevin?' Dan Iqbaal dengan santainya hanya menjawab.

My Possesive Boyfriend (IDR)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang