Duapuluh

7.7K 834 21
                                    

(Namakamu) menatap sendu sebuket bunga indah yang ada diatas meja belajarnya, bunga itu sangat cantik karena merupakan bunga kesukaannya. (Namakamu) menyukai bunga. Hanya ada beberapa orang saja yang mengetahui jika (Namakamu) maniak bunga, beragam bunga (Namakamu) sukai kecuali bunga bangkai pastinya.

Bunga itu masih sangat segar dan harum, dengan warna yang cantik pula. Buket bunga itu tidak hanya terdapat bunga yang indah saja, tapi juga terdapat sebuah kartu atau apapun itu diselipan bunga yang mana warna kartu itu juga berwarna pink cantik.

Hal itulah yang membuat (Namakamu) sedikit bimbang.. bimbang karena takut jika isi dari kartu itu tak mengenakan. Misal dari orang yang tak menyukainya, dan orang itu menuliskan kata kata ancaman? Eh tapi, mana mungkin seorang musuh memberikan bunga cantik dan segar seperti ini kan? Haha bodoh sekali.

Lama (Namakamu) berdebat dengan pikirannya, akhirnya dengan segenap keberanian ia membuka kartu itu dengan gerakan slow mation. (Namakamu) meneguk ludahnya gugup saat beberapa kata dalam kartu itu mampu membuat jantungnya memompa cepat.

Aku pergi bukan karena aku pengecut, aku pergi karena hal lain.

Alis (Namakamu) saling bertautan, hanya beberapa kata saja isi dari kartu itu tapi sukses membuatnya kebingungan. Sebenarnya dari siapa sebuket bunga yang ia temui didepan pintu utama rumahnya ini?

"Sebenarnya siapa pengirim ini sih?" gumam (Namakamu) terus menatap tulisan pada kartu itu yang sepertinya ia kenali.

Pikirannya (Namakamu) melayang pada orang yang memiliki tulisannya yang sama yang ada dikartu itu. Ya, orang yang dulu sangat ia cintai dan sayangi. Perlahan air matanya turun begitu saja.

Flashback on

Jam istirahat berbunyi 5 menit yang lalu, (Namakamu) membereskan bukunya dan meletakkannya dibawah laci. Setelah merapihkan sedikit baju seragam nya yang berantakan, ia bergegas keluar kelas.

"Mau kemana lo, (Nam)? Buru buru amat dah?" tanya Rendy--teman sekelas (Namakamu) yang kebetulan bertemu dilorong.

(Namakamu) tersenyum, "Mau--ya lo tau lah Ren, gue diluan ya bye!" (Namakamu) kembali melanjutkan langkahnya.

Disamping sekolah (Namakamu) terdapat sebuah warung tempat tongkrongan anak anak bandel. Warung itu dijadikan markas oleh anak anak bandel, selain karena warung ini menyediakan makanan dan minuman yang cocok untuk anak tongkrongan, warung ini juga aman dari guru yang berjaga saat beberapa siswa bandel itu menghisap tembakau.

(Namakamu) tersenyum manis saat melihat cowok berpakaian SMA duduk disalah satu bangku diwarung itu, ia berjalan cepat menghampiri cowok itu.

"Kamu lama nunggu?" tanya (Namakamu) setelah menyalimi punggung tangan cowok itu.

Cowok itu tersenyum sebelum akhirnya memberikan kecupan dikening (Namakamu), "Enggak kok, palingan sekitar 40 menit lah.."

"Ish, itu mah lama tau!"

Cowok itu terkekeh, "Udah ah jelek kamu kalo kayak gitu. Sini deh duduk, aku mau tunjukin sesuatu." tangan (Namakamu) digenggam lembut oleh cowok itu.

"Apaan?"

"Nih kamu liat deh." cowok itu menyerahkan sebuah buku.

My Possesive Boyfriend (IDR)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang