1. Cowok songong yang menyebalkan

507 114 46
                                    

Yang dimulmed visualnya Arza....😘

🍁🍁🍁

Sepasang sepatu cats yang dipakai oleh cewek berambut sebahu itu, seandainya memiliki mulut pasti akan menggerutu. Bagaimana tidak? Sudah hampir dua tahun sepatu itu tak diganti sama sekali oleh sang pemakai, bahkan tak ada niat pun dihati si pemakai untuk mengganti sepatu yang sudah usang itu. Sungguh malang!

Sepasang kaki itu terhenti menciptakan sedikit suara gesekan antara dasar sepatu dan juga lantai. Nina, si cewek pemilik sepatu itu berhenti karena cowok yang berjalan didepannya tiba-tiba saja berhenti.

Nina meringis kesakitan sambil mengusap-usap dahinya yang tanpa sengaja bertabrakan dengan punggung cowok itu. Si cowok berbalik dan menampakkan tampang taksukanya pada Nina.

"Jalan itu liat-liat pake mata! Mata lo rabun ya, sampe nggak bisa liat cowok seganteng gue berhenti? Kalo miskin itu jangan dilihatin keorang banyak! Maluin diri aja" Cercanya.

Nina menelan salivannya dengan susah payah, kalau saja orang dihadapannya ini bukan Arza, si cowok sombong yang sekarang ini menjadi bos sementaranya, maka jangan panggil namanya Nina kalau ia hanya berdiam diri dan mendengarkan ocehah receh cowok itu.

Kalau saja dihari itu ia tak menendang kerikil itu dan tak mengenai mobil si sialan ini, pasti semua ini takkan terjadi padanya. Menjadi babu dari cowok itu sungguh mimpi buruk bagi Nina, tapi apa boleh buat? Seandainya ia orang kaya pasti dengan mudah ia memberi uang ganti rugi ke cowok sialan itu.

"Heh! Ngapain lo bengong?," Teriak Arza, "ngomongin gue ya?" Tebaknya asal.

Nina mengangkat kepalanya dan menatap sepasang mata hitam itu lekat-lekat. "E-enggak kok, kalo gue ngomongin lo, ya pastinya lo dengar gue ngomong apa" alibinya.

Arza terdiam sejenak untuk memastikan perkataan Nina barusan benar adanya. Detik berikutnya ia berbalik dan melanjutkan langkah kakinya menuju kelas XI IPA 2. Sedangkan Nina, cewek itu hanya bisa diam dan mengikuti saja kemana perginya cowok itu. Ia hanya bisa menyumpah serampahi Arza dalam hati.

🍁🍁🍁

Berjalan bersampingan dengan temannya, Nana, Nina terus saja mengoceh tentang Arza, mulai dari Arza yang sok ganteng, sombong, sok pintar dan banyak lagi, tapi Nana hanya diam dan sesekali menyahuti perkataan Nina dengan mengangguk-anggukan kepalanya.

"Lo tau nggak Na?" Kata Nina dengan semangat.

Nggak tau dan nggak mau tau.

"Si Arza itu sok pintar banget, padahal nih ya, waktu gue periksa buku latihan dia, satupun dia nggak pernah dapat diatas delapan puluh" cercanya.

Kayak lo pernah dapat diatas lima puluh aja.

Nina berdecak-decak dengan tangan yang disilangkan didada. Detik berikutnya cewek itu tertawa keras membuat beberapa pasang mata melihat kearah mereka berdua. Tawa Nina semakin kencang, cewek itu tak peduli dengan tatapan dari siswa-siswi yang memandangnya, karena bagi Nina itu sudah biasa.

Nina berjongkok seraya memegangi perutnya yang sakit karena tertawa terlalu lama. Tawa Nina sekejab hilang saat matanya tanpa sengaja melihat sepatu limited edision itu berjalan kearahnya. Nina mengangkat kepalanya dan menatap kesal cowok pembawa sial dalam hidupnya.

Menundukkan kepalanya dan berharap Arza tak melihatnya, Nina dibuat kesal saat suara berat cowok itu terdengar.

"I-kut!"

Satu kata itu lagi-lagi membuat Nina kesal mendengarnya. Selalu saja seperti ini, dari hari pertama menjadi babu Arza, kata 'ikut' sudah menjadi makanan bagi Nina. Nina menghentak-hentakkan kakinya kesal.

"Udah jangan dihentak-hentakin sepatunya! Nanti makin rusak" ujar Arza dari belakang.

Nina membalikan badannya dan menatap punggung cowok itu kesal "dasar cowok songong menyebalkan" pekiknya dalam hati.

🍁🍁🍁

Nina menatap Arza dalam diam, apalagi ulah cowok itu sekarang? Memangnya tak ada kerjaan  lain yang lebih bermanfaat selain menontonnya menyetel senar gitarnya? Sungguh menyebalkan!

"Lo mau apa sih, Za?" Tanya Nina pasrah.

Arza tak menyahuti, cowok itu masih serius dengan senar gitarnya. Nina menghembuskan nafasnya gusar, ia harus melakukan ini, karena kalau tidak ia akan pingsan karena kelaparan.

Bangun dari duduknya, Nina langsung merebut gitar yang dipangku oleh Arza dan menyimpannya disamping tempat duduk cowok itu.

"Gue bosan liat lo dari tadi! Gue lapar dan kalau aja gue ini kanibal, bakal gue makan hidup-hidup lo Emangnya lo pikir gue robot yang nggak akan lapar? Hah?" Kesalnya.

Arza melongo lalu menatap Nina kesal, berani-beraninya cewek itu membentak dirinya, padahal seumur hidupnya takada seorangpun yang berani membentak dirinya seperti barusan, dan sekarang? Cewek dihadapannya sekarang baru saja membentak dirinya.

"Pergi!"

Nina terkejut, baru kali ini seorang Arza Candrawinata yang Nina ketahui takkan melepaskan mangsanya dengan mudah dari cengkeramannya, tapi sekarang ini? Sudahlah buat apa dipikirkan toh Arza orangnya nggak jelas apa maunya, kadang baik, kadang menyebalkan, dan kadang-kadang membingungkan.

Nina lalu bangkit dari duduknya dan meninggalkan Arza disana.

Sedangkan Arza? Cowok itu hanya diam dan menatap punggung cewek itu sampai hilang di balik pintu.

"Gue punya semuanya, tapi kenapa ini harus terjadi sama gue?" Lirihnya.

🍁🍁🍁

TBC!

See you next capter

Zines_21

Haughty Boy | Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang