5. Bagas Nembak Nina!

187 79 10
                                    

Rafika berjalan menuju meja riasnya. Ia menarik kenop laci bagian tengah dari tiga laci dan mengambil sebuah frame dari sana. Dikenopnya foto yang berada di frame itu, ia memeluknya dan mengingat perkataan orang tersebut

Rafika tersenyum saat melihat indah menuju kearahnya. Ia mempersilahkan indah duduk, setelah itu memanggil pegawai restoran tersebut dan memesan makanan. Rafika menanyakan tujuan apa indah menyuruhnya datang.
Indah memegang kedua tangan Rafika. "Ka, kamu tahukan, aku hidup nggak lama lagi," Ujarnya, Rafika mengerjap, lalu menunduk dan perlahan mengangguk, "ka, kalau nanti aku meninggal, kamu mau kan gantiin posisi aku buat besarin Arza?" Lanjutnya, menatap Rafika lekat-lekat.
Rafika perlahan mengangkat kepala dan menatap indah iba. Ia tahu, penyakit yang diderita indah sangat parah, dan sudah 3 tahun terakhir indah berjuang mati-matian untuk melawan penyakitnya, namun tetap tak berhasil.
"Mbak Indah, Arza udah besarkan? Kalau dia nggak bisa nerima saya, bagaimana?!" Tanya Rafika, mengingat Arza sudah berusia 14 tahun, dan itu sudah cukup dewasa untuk memahami semuanya. Indah menggeleng "kamu wanita yang baik, Arza pasti bisa mengerti!"
Rafika Mengangguk.
Indah mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan menunjukkan sesuatu pada rafika. Itu sebuah foto, Rafika melihatnya, ia menatap foto gadis dengan pipi bakpao itu, dan menatap indah.
Indah pqhqm, ia pun menjelaskan "ini anak teman aku, tapi teman aku udah meninggal pas lahirin dia, ayahnya nitip dia ke panti Asuhan Kasih Ibu, dan sebelum teman aku meninggal, aku udah janji untuk jagain anak dia, " Indah menatap foto sebulir air mata jatuh, membasahi pipinya, "ka, hidup aku sebentar lagi, kamu mau kan urus dia juga untuk aku?" Senyum indah terbit. Rafika tentu tak bisa menolak.
"Mbak, " Rafika menatap foto indah "sekarang dia udah tumbuh jadi gadis yang cantik, baik dan sopan, saya tinggal dekatin dia sama Arza" Gumamnya, memeluk foto itu sekali lagi dan memasukkannya ke dalam posisi semula.

🍁🍁🍁

Arza mendengus kesal melihat tingkah Dino yang terus-terusan berdebat dengan pak dayat sana. Dino tak mau menyerah, pak dayat pun tak mau memberi materi yang salah. Semua berawal dari oksigen. Saat pak dayat bertanya oksigen dalam ilmiah itu apa, Dino langsung menjawab kalau oksigen itu O2, tapi Pak Dayat meralat dan mengatakan hanya O saja. "Iya Dino, O2 itu oksigen juga, tapi di tabel periodik unsur itu, oksigen hanya O, nggak ada 2 nya!" Jelas Pak Dayat masih sabar.
Dino melengos "nggak bisa gitu dong Pak, saat SD sampai SMP, oksigen itu O2, bukan O saja. Bapak juga pernah SD sama SMP kan, pasti guru-guru IPA bilang oksigen itu O2, Dino tak mau menyerah, dan tetap keukeh kalau oksigen itu O2. " Jangan mentang-mentang bapak udah jadi guru, bapak yang udah ngajar bapak dari SD sampai SMP dilupakan kek gitu aja dong Pak, bisa kecewa mereka!" Lanjut nya Mendramatisir.
Pak Dayat menggeleng-geleng "Tapi Dino, pelajaran SD, SMP nggak sama kek SMA" Pak Dayat pun tak mau menyerah dengan argumen tak masuk akal Dino.
Dino tertawa renyah "Apa SD sama SMP itu bukan sekolah juga, pak"
Arza menepuk paha Dino, membuat Dino yang masih ingin membela diri, langsung menoleh "Diam, nanti gue traktir sepuasnya di kantin!" bisiknya.
Dino mengulum senyum ia menatap tabel periodik diatas mejanya. "Eh.., keknya oksigen itu O, deh pak, hehe" Cengir Dino menatap Arza lalu mengedipkan sebelah mata.

🍁🍁🍁

Nina dan Nana berniat menuju ke kantin, tapi ia terhenti saat melihat Bagas masuk dengan seboket bunga mawar ditangannya. Nina dan Nana saling beradu tatapan, lalu menatap Bagas.
Bagas menunduk, menatap bunga ditangannya, lalu Menghirup aroma bunga itu. Perlahan Bagas menyodorkannya pada Nina.
"Tadi pagi, gue nggak sengaja mampir ditoko bunga tempat lo kerja, terus gue beli ini buat lo" Jelasnya. Nina perlahan menerima bunga itu.
"Gue senang lo nerima bunga ini, dan gue bakal lebih senang lagi, kalau lo nerima gue sebagai pacar lo" Ungkap Bagas, Nina terdiam. Ia menatap Bagas tanpa kata-kata.

🍁🍁🍁

TBC

See You Next Capter

Zines_21

Haughty Boy | Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang