PROLOG

7.7K 347 42
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

Ff Membosankan!

***

Siang ini di kampus Biru, tepatnya di kantin yang tidak pernah mengenal kata sepi oleh manusia manusia kelaparan dan kehausan. Lapar akan cinta dan haus akan kasih sayang. Ngenes amat ya? Padahal banyak loh yang mangkal di perempatan lampu merah juga butuh kasih sayang. Banci kaleng, mau? Mueheheee...

Tampak Veranda aka Jessica Veranda lengkapnya, berdiri dengan sikap angkuh di depan seorang mahasiswa dengan tanpilan yang tidak terlalu keren, juga tidak terlalu cupu, alias yang sedang sedang saja, by Vety Vera.

"Apa lagi, hm?"

Veranda menaikkan satu alisnya, menatap bingung dan juga heran cowok di depannya. Bersikap santai, sama sekali tidak takut terhadap dirinya. Seolah julukan Cool Angel sama sekali tidak ada artinya apa apa di hadapan cowok itu.

Sementara di sudut lain ruangan kantin, tepatnya di meja khusus bagi ketiga cewek populer kampus Biru, yaitu Veranda, Shania dan Naomi. Ketiga cewek populer yang menjadi idola kampus dan idaman para cowok kampus Biru.

Naomi dan Shania memutar bola matanya malas melihat aksi sahabatnya, yaitu Veranda.

"Veranda bego! Gak kapok kapok juga. Heran deh gue lama lama sama dia." Umpat Naomi mulai jengah sendiri.

"Tau tuh. Sama, jengah juga gue lama lama." Timpal Shania sama, pun merasa jengah.

"Kita taruhan lagi, yuk! Gimana? Berani?" Tantang Naomi dengan melontarkan senyum jailnya.

"Boleh. Apa reward-nya?" Timpal Shania menyambut tantangan Naomi.

Naomi terdiam, nampak berpikir hadiah apa yang cocok untuk dijadikan reward taruhan kali ini. Gadged sudah pernah, lipstik mahal juga sudah pernah, lalu apa lagi ya yang bisa dijadikan reward?

"Lipstik lagi deh. Kebetulan gue gak punya ide buah reward taruhan kita. Gimana? Setuju? Atau loe punya usul lain?"

Shania menggeleng. Ia juga tidak punya ide untuk reward taruhan kali ini. "Lipstik aja deh kayak usul loe. Gue juga buntu." Ujarnya.

"Oke, Deal."

"Deal."

Shania dan Naomi berjabat tangan sebagai tanda kesepakatan kedua bertaruh.

"Gue satu menit. Loe?"

"10 detik."

"WHAT THE... Gila loe. Cepet amat?"

Shania tersenyum miring melirik Naomi. Instingnya selalu tepat dan kali ini dirinya pasti menang lagi dalam taruhan kali ini. "Siapin reward itu, kali ini gue pasti menang lagi." Ucapnya percaya diri.

Naomi mendengus. "Jangan pede dulu loe. Kali ini gue yang pasti menang." Balasnya sengit.

"Oke. Kita lihat aja. Loe atau gue yang menang." Timpal Shania santai.

Kembali ke Veranda yang berdiri di depan cowok sedang sedang saja itu. Kayak lagu dangdut saja ya lama lama. Sedang sedang saja. Tarik maaaangggg.. Aseeeekkk!

Ruangan kantin itu kini tidak terdengar apa apa lagi. Sunyi sepi kayak kuburan. Hanya sesekali terdengar bisik bisik, kasak kusuk dari beberapa mahasiswa yang kebetulan berada di tempat itu. Mereka semua menantikan pertunjukan apa lagi yang akan dibuat si Cool Angel kali ini.

"Loe bilang apa tadi? Sorry, gue gak denger tadi loe ngomong apaan." Timpal Veranda dengan gaya angkuh dan pongahnya.

"Gue tadi bilang 'apa lagi', hm. Loe gak budeg'kan?" Kata cowok di depan Veranda itu santai. Sedikit pun tak merasa terintimidasi akan sikap angkuh Veranda.

"Loe!" Seru Veranda tertahan. Rahangnya mengeras dan kepalan tangannya terkepal kuat pertanda ia dalam mode geram, terpancing kata kata cowok tersebut.

Namun...

Bukan Veranda namanya kalo tidak bisa menahan dirinya untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi. Ia harus tetap stay cool agar wibawanya tidak jatuh di depan semua orang di kantin itu.

Gadis cantik berpipi chubby itu melangkah, perlahan lahan mendekati si cowok dengan senyum evilnya. Senyum yang mampu membikin bulu kuduk semua orang merinding. Tapi sayangnya itu tidak berlaku bagi cowok di depan Veranda. Dia tetap tenang dan bersikap santai sama sekali tidak terpengaruh.

"Cepet bilang ada apa, gue gak punya banyak waktu buat ngeladenin loe." Kata si cowok yang tidak sadar ucapannya membuat gempar seluruh penghuni kantin.

Waaaaaawww!

Sadis!

Mantap!

Berbanding terbalik dengan Shania dan Naomi. Dua gadis sahabat Veranda itu malah cekikikan geli. Pastinya menertawai Veranda yang gak kapok kapok juga.

"Oya? Sesibuk itukah loe?" Cibir Veranda menatap remeh sang lawan bicara.

"Hm." Angguk si cowok, tanpa dosa.

"Bahkan buat gue pun gak ada waktu?"

"Hm." Angguk si cowok lagi.

"Grrrrr... Loe!?" Geram Veranda sampai ke ubun ubun. "Oke, Fix. Kali ini gue serius. Kita putus!" Tegasnya.

Si cowok seketika memutar bola matanya malas. Hampir tiap hari ia selalu mendengar kata kata yang sama, yaitu Putus.

"Loe yakin?" Tanyanya memastikan.

"Ya. Kali ini gue serius dan seratus persen yakin." Timpal Veranda tegas.

"Yak. Waktu dimulai dari sekarang." Ucap Shania dan Naomi bersamaan. Dengan kata putus yang diucapkan Veranda, maka keduanya mulai menghitung waktu sebagai tanda dimulainya taruhan.

Satu detik
Tiga detik
Lima detik
Sepuluh detik

Dan...

"Oh, oke." Jawab si cowok. Begitu santai tanpa beban.

"Yes. Gue menang lagi." Seru Shania terlonjak senang. Kembali ia memenangkan taruhan atas Naomi. "Gue tunggu reward itu secepatnya." Ucapnya tersenyum meledek.

"Ck." Decak Naomi kesal. Lagi lagi ia kalah taruhan. "Iyaa." Sahutnya malas.

Sementara itu, Veranda yang mendengar jawaban cowok di depannya jadi mengeratkan rahang, mengepalkan tangan kuat kuat. Selalu saja, begitu mudahnya cowok di depannya itu berkata oke. Artinya menerima kata putus tanpa keberatan sama sekali.

Si cowok mengindikkan bahu acuh tak acuh. Ia pun berbalik badan dan berlalu dari ruangan kantin.

Satu

Dua

Tiga

"KIN-NAAAAAALLLLLLLL!!! NYEBELIN BANGET SIH LOE JADI COWOK!"

***

Mencoba menuangkan kembali imajinasi, dibalut delusi tingkat tinggi, dalam bentuk coretan tiada arti.

Segitu saja dulu...
Tertarik?

Yes or No

Genre: bxg (Danso)
Note: Fanfiction (Not Real)

Jangan dibawa serius. Thanks!

© DyoSalmont

Re:STARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang