BAB 20

1.4K 167 48
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

FF Membosankan!

***

Kinal tertunduk tak berani membalas tatapan sang Mama yang begitu tajam dan dingin. Perih di pipi tak seberapa sakit dibanding dengan perih di hati sang Mama. Untuk yang kesekian kalinya ia kembali melukai perasaan sang Mama, meski pun ia tak berbuat apa apa.

Di dunia ini apa yang membuat hatinya berduka? Yaitu melukai perasaan lembut dari seorang wanita yang telah bersusah payah merawat dan juga membesarkannya selama ini.

"Masih punya muka juga kamu nunjukkin mukamu di depan Mama, hm?" Kata sang Mama dingin syarat akan kemarahan yang begitu besar.

Kepala Kinal semakin tertunduk kian dalam. Demi apa pun itu di dunia ini, ia tidak ingin melukai hati wanita di depannya itu. Bahkan jika sampai wanita di depannya itu menamparnya hingga ribuan kali pun ia tidak akan berusaha melawan, karna ia memang pantas mendapatkan semua itu. Kesalahan yang ia lakukan sangat fatal dan itu sulit dimaafkan. Mencoreng nama baik keluarga dan merusak kehormatan seorang gadis yang notabene masih anggota keluarga besarnya juga.

Sementara itu, Melody hanya tersenyum miring melihat ibu dan anak yang sedang bertengkar itu. Inilah salah satu dari rencana dadakannya dan sesuai dugaannya, apa yang ia harapkan terjadi juga. "Huhuh! Ini belum seberapa sakit. Ini baru langkah awal. Kita main main dulu. Hahaha!" Batinnya senang.

Devian Putra, yaitu Papa Kinal pun hanya diam tidak berusaha melerai atau menenangkan istrinya. Namun begitu, terlihat jelas ada rona kesedihan di kedua mata pria paruhbaya tersebut. Entah sedih karna apa, tidak ada yang tahu.

Veranda sendiri menutup mulutnya dengan telapak tangan, kaget dan juga shock dengan apa yang ia lihat barusan. Neni Sukma, yaitu Mamanya Deva menampar Kinal? Kenapa dan ada apa sampai Neni Sukma menampar Kinal? Jelas ia merasa bingung dengan kejadian tak terduga yang ia lihat barusan.

Awalnya Veranda kaget dan juga heran akan kedatangan Kinal di restaurant Hotel Kartika. Namun kejadian tak terduga selanjutnya justru membuatnya lebih shock lagi, yaitu ditamparnya Kinal oleh Mamanya Deva.

"DASAR ANAK DURHAKA!"

Plakkk!

Lagi, Kinal kembali ditampar dengan keras hingga tubuhnya hampir terhuyung. Untuk sesaat, pandangan matanya menjadi sedikit kabur, berkunang kunang. Sudut bibirnya terasa perih, dan dari sela sela bibir itu merembes keluar cairan merah, yaitu darah segar.

"Mama!?" Seru Deva terkejut.

Deva buru buru menahan sang Mama agar tidak bertindak di luar batas. Bukan apa apa, ia mengkuatirkan kesehatan sang Mama yang masih belum stabil.

"Ma Udah Ma. Mama jangan marah marah, ingat kesehatan Mama belum stabil benar." Bujuk Deva sembari memegangi tubuh ringkih sang Mama yang terbalut kemarahan tingkat tinggi. "Nal, lebih baik loe pergi. Kesehatan Mama sedang tidak stabil. Jangan bikin kesehatan Mama drop lagi, ya?" Pintanya pada Kinal.

Apa? Mama sakit?! Kaget Kinal buru buru menatap sang Mama, tidak percaya. Yang ia tahu sang Mama selama ini sehat sehat saja, tidak pernah sedikit pun ia mendengar sang Mama jatuh sakit. Apakah ada sesuatu yang disembunyikan darinya?

"Nal, cepat pergi!" Seru Deva tegas.

Kinal melihat Deva sejenak, lalu beralih melihat sang Mama lagi dengan sorot mata sendu. Ia menurut, berbalik badan dan berjalan pergi dari tempat itu tanpa sepatah kata pun. Jangan ditanya gimana perasaannya saat ini. Sudah pasti rasa sedih itu tidak bisa dijabarkan.

Re:STARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang