BAB 12

1.7K 208 29
                                    

TYPO HARAP MAKLUM

Lets Vote & Comments

FF Membosankan!

***

Suasana di meja makan di sebuah resto tampak terasa sedikit canggung. Mungkin lebih tepatnya Veranda yang merasa demikian. Gadis itu berkali kali melirik lirik ke arah Kinal yang terlihat acuh tak acuh menikmati makanannya.

Kok dia kelihatan acuh tak acuh sih? Gak marah atau kaget gitu waktu Deva ngaku ngaku pacar gue? Aneh banget. Apa dia gak cemburu ya? Ck, Dasar pacar geblek! Rutuk Veranda dalam hati.

"Ve? Kamu kenapa? Kok diem gitu?" Tegur Deva heran pada Veranda yang sedari tadi hanya diam, sama sekali tidak menyentuh makanannya. "Gak enak ya menunya? Mau ganti menu atau kita pindah tempat lain aja?" Tanyanya, perhatian.

"Gak usah, Dev. Gak pa-pa kok," Sahut Veranda memasang senyum fake-nya.

Deva mengangguk percaya dan Veranda bernapas lega untuk hal itu. Ia kembali melirik Kinal yang lagi lagi terlihat cuek bebek. Sementara Naomi hanya menahan dirinya agar tidak sampai meledak ketawanya. Ia jelas jelas sangat tahu kalo Veranda saat ini kurang nyaman karna adanya Kinal.

Gimana sih rasanya kepergok pacar sendiri saat jalan berdua dengan pria lain? Apa lagi pria itu mengaku ngaku pacarnya. Pasti rasanya... Ahh, sudahlah. Pokoknya begitulah. Itu yang dialami Veranda saat ini.

"Mungkin dia pengen loe suapin kali, Dev. Peka dong," Kata Naomi mulai kambuh jailnya. Dia menutup mulutnya dengan telapak tangan menahan ketawa saat mendapati Veranda mendelik geram ke dirinya.

"Ohh, gitu?" Sahut Deva melihat Naomi sebentar, lalu beralih ke Veranda. "Duh, maaf ya Ve kalo aku kurang peka. Yaudah, nih cobain punyaku. Enak loh. Buka mulutnya!" Ucapnya seraya menyodorkan sendok berisi makanan ke mulut Veranda.

"Hehehe. Nggg gak usah, Dev. Makasih," Ucap Veranda menolak harus.

"Loh, tadi katanya minta disuapin? Ayo dong buka mulutnya. Ini beneran enak loh, hm."

"Nggg gak,-"

"Terima dong, Ve. Masa disuapin pacar sendiri gak mau sih. Itu namanya gak menghargai usaha pacarnya," Ucap Naomi terus melancarkan aksi jailnya.

Veranda kembali hendak menolak suapan Deva, tapi keburu disela Naomi. Ia melotot geram ke sahabat jailnya itu dan terpaksa juga menerima suapan dari Deva.

"Duh, kalian so sweet banget sih. Jadi iri deh," Celetuk Naomi makin gencar menjaili Veranda.

Deva tersenyum lebar, merasa senang. Veranda sendiri sudah nggak tahu lagi deh gimana perasaan geramnya ke Naomi. Pasti pengen banget jorokin Naomi ke jurang curam nan sangat dalam, biar mampus.

"Awas loe ya, Mi. Gue jadiin perkedel loe ntar. Huh!" Batin Veranda dengan kepala keluar tanduk.

"Hihihihi. Mampus loe, Ve." Batin Naomi tertawa guling guling. Ia pun menoleh melihat Kinal. "Uhm, Nal. Loe gak mau gitu nyuapin gue juga?" Tanyanya.

Kinal menoleh. "Loe mau disuapin?" Tanyanya yang diangguki Naomi dengan muka pengennya.

"Mau pakai sendok apa pakai bibir?" Tanya Kinal lagi.

Uhuk uhuk uhukkk!

Veranda seketika tersedak mendengar itu. Ia buru buru mengambilkan gelas minumnya dan meneguk isinya.

Pfff! Naomi mati matian menahan ketawanya. Kinal sendiri hanya tersenyum tipis melihat Veranda.

"Ve, kamu gak pa-pa'kan?" Tanya Deva, cemas.

Re:STARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang