1-Telat!

41 12 0
                                    

Oh no! Aysya telat bangun!

Aysya bergegas menuju kamar mandi dan dalam waktu 3 menit Aysya sudah keluar dari kamar mandinya. Karena terburu-buru dia tidak memperdulikan lagi, mau mandinya itu bersih atau tidaknya. Yang paling penting bagi Aysya sekarang adalah bagaimana dia biar tidak telat berangkat ke sekolahnya.

Cukup dengan waktu 5 menit Aysya telah rapi dengan seragam dan atribut sekolahnya, hanya saja jilbabnya agak letoy! Oh anak jaman sekarang pakai jilbab letoy? gak banget! Apalagi berangkat sekolah dengan jilbab letoy itu bukan gaya Aysya banget. Tapi untungnya dia punya dua jilbab, jadi dia bisa pakai jilbab yang satunya dan beruntungnya yang itu gak letoy. Dengan langkah cepat Aysya keluar dari kamarnya menuju meja makan.

"Maaaa!!! Kenapa Aysya gak dibangunin! Ih jahat banget mama nih!" omel Aysya sambil menyumpalkan roti tanpa selai kedalam mulutnya.

"Yeee, jangan salahin mama. Kan kamu sendiri yang tidurnya kebo banget! Lagian tadi mama udah berusaha bangunin kamu, gedor-gedor pintu kamu dan kamunya tetap aja gak nyahut-nyahut, malah yang keluar bunyi ngorok kamu itu!" ujar mamanya sambil menyentil hidung Aysya dengan jari telunjuknya.

"Ih! Siapa yang kebo? Aku mah gak kebo, cuma lebih suka moloran aja sih! Hehe. Trus kak Arif mana nih?" Tanya Aysya sambil melegalisir seluruh ruangan.

"Arif udah berangkat Sya," jawab mamanya.

"What the! Seriusan kak Arif udah berangkat?! Mampus, gimana gue caranya berangkat kesekolah coba? Masa iya naik angkot? " Batin Aysya.

"Lha, kok Aysya ditanggal sih! Asli nih jahat banget mama sama kak Arif!" ucapnya dengan wajah kesal.

"Kok bilang mama sama Arif jahat sih? Kan yang salah kamu. Makanya nak kalau bangun jangan keseringan kesiangan, ya ginih nih jadinya kamu." ujar mamanya menasehati.

"Iya iya. Trus si Sikha mana?!" tanya Aysya yang kini juga tak melihat keberadaan adik kecilnya itu.

"Tadi bareng Arif juga dia berangkatnya. Kamu buruan gih berangkat juga, naik gojek atau naik angkot aja. Nih uang buat naik angkot." mama Aysya nyerahin uang 20.000 kepadanya.

"Oke deh ma, aku berangkat! Mikum." Aysya mencium punggung telapak tangan mamanya dan langsung beranjak menuju kejalanan depan rumahnya, untuk mencari angkot lewat dan beruntung setelah dia berdiri 2 detik, angkot datang dan dia langsung naik angkot yang berisikan emak-emak tukang gosip.

"Arif kampret!" desisnya.

"Arkh! Gue jadinya kesel pakai banget! Ditambah lagi, nih angkot isinya ibu-ibu tukang gosip semua. Sebel gue mah sebelllll!!! Rasanya gue tu lagi pengen mukul orang, tapi takut dosa. Jadi sabar aja deh." batin Aysya yang merintih dengan emosinya.

#AtSekolah.

Akhirnya Aysya tiba juga disekolahnya. Tapi sekolah itu sudah nampak sepi dan Aysya sekarang hanya berdiri di samping gerbang sekolah, sambil ngintip-ngintip pak Iyan yang bertugas sebagai satpam disekolah ini. Dilihat-lihatnya ke kiri dan ke kanan juga kesamping dan lurus kedepan. Pak Iyan tak terlihat dimana pun. Aysya mulai memanjati pagar yang lumayan tinggi itu. Tapi dia gagal, karena pak Iyan tiba-tiba saja muncul dan itu membuat Aysya mengurungkan niatnya. Dia kembali kebawah dan lari secepat mungkin agar tak terlihat oleh pak Iyan.

Beruntungnya Aysya masih punya jalan rahasianya yang bakal bisa nyelametin dirinya dari laporan pak Iyan dan juga hukuman yang nantinya akan menimpa dirinya, jika saja dia ketauan. Aysya melangkah menuju gedung belakang sekolah dan tampaklah sebuah tembok yang memiliki tinggi 3 meter didepan matanya saat ini. Beruntung Aysya pandai dalam memanjat dan kebetulan juga disitu ada sebuah tangga yang lumayan buat dia berpijak agar bisa melewati tembok. Bagi Aysya manjat itu perihal gampang, asalkan ada tangga dan locat kebawah dari ketinggian itupun dia bisa dengan mudah juga, karena dibawah sana sudah ada rerumputan yang mengurangi beratnya hentakan kakinya.

"Perlu bantuan?" ujar seseorang dengan suara yang dirasa Aysya dia adalah orang yang Aysya kenal.

"Satria? Ngapain lo dimari?" tanya Aysya setelah berbalik melihat orang yang berbicara barusan. Aysya terlihat heran, karena baru kali ini dia tau kalau Satria ternyata bisa telat juga seperti dirinya.

"Buat bantu lo," jawabnya dengan wajah cool.

Aysya jadi semakin heran. Tidak biasanya Satria menawarkan bantuan kepadanya. Biasanya Satria lebih suka mengusiknya ketimbang membantu.

"Hidih! Gak perlu, gue bisa sendiri!" jawab Aysya cetus. Aysya mulai menaiki anak tangga bambu yang sudah di dirikannya sebelum Satria datang. Tak perlu waktu lama untuk Aysya sampai dipuncak tembok. Kini dia hanya perlu bersiap untuk locat dari ketinggian. Dan.....

BUG!

Aysya berhasil melompat dan mendarat dengan cukup sempurna.

BUG!

Aysya spontan Kaget setelah Satria mendarat tepat di depannya. Maju selangkah saja, bisa-bisa Aysya bakal ketiban badan Satria.

"Ogeb bener sih lo! Kalau loncat liat-liat dulu dong! Hampir kena gue tau gak?!" cetus Aysya dengan tatapan dinginnya.

"Yakan gak kena!" balas Satria menatap wajah Aysya dengan jarak yang lumayan dekat. Mata mereka berdua jadi bentrok. Tapi itu perihal yang sudah biasa. Karena itulah kebiasaan Satria, menatap Aysya tanpa permisi.

"Muka lo jauhin dari muka gue, kalau gak pengen kena tinju ini!" Aysya menunjukkan kepalan tangannya kearah wajah Satria dan spontan Satria sedikit mundur.

"Santai bu santai, gue becanda kali." ujar Satria yang kemudian berbalik badan dan melangkah melenggang dari tempatnya barusan.

Aysyapun juga mulai melangkah mengikuti Satria dengan wajahnya yang tampak bete itu. Setelah sampai di depan kelas, Aysya melihat dengan jelas, pak Yogi sudah berada di dalam kelasnya. Pak Yogi yang tenar dengan seribu hukuman yang mungkin bakal bisa bikin anak-anak bandel di sekolah ini jadi kapok. Namun tetap saja ada sosok yang tahan banting.

"Mampus gue!" desis Aysya.

Aysya meneguk salivanya dengan cukup kasar. Dia mulai mengambil langkah mundur.

"Gue duluan," ujar Satria yang melangkah masuk kedalam kelas. Sementara Aysya masih sembunyi disamping pintu kelas. Aysya cukup bingung melihat sikap Satria yang terlihat begitu santai ketika memasuki kelas.

"Assalammualaikum pak," salam Satria masuk kelas tanpa adanya keraguan.

"Waalaikumsalam, Ngapain aja kamu di toilet?!" tanya pak Yogi dengan suara yang cukup tinggi.

"BAB pak," jawab Satria spontan, tanpa ada rasa malu.

"Nah kan! Ternyata itu alasan dia bisa keluar kelas. Pinter banget tu orang," batin Aysya. Kini wajahnya terlihat makin kesal.

Aysya berniat ingin kabur dari kelas yang satu ini dan langkahnya kini mulai bergerak menuju kearah kantin sekolah. Namun sayang, dia tak terlalu beruntung untuk hal itu.

"BERHENTI DI SITU KAMU!!!" teriakan yang begitu nyaring terdengar menggema di seluruh koridor. Siapa lagi yang bisa berteriak sengeri itu selain pak Yogi.

Aysya terhenti, namun badannya tak berbalik mengarah kepada pak Yogi. Dia saat ini mematung ditempat, tanpa suara.

"Mampus kalau gue balik badan! Mending gue lari aja ketimbang dipenyet sama pak Yogi!" batin licik Aysya. Kini kakinya sudah bersiap melangkah.

"KABURRR!!!" teriak Aysya kemudian dengan langkah seribunya.

"JANGAN LARI KAMUU!!!" teriak pak Yogi yang mulai mengejar.

BERSAMBUNG!

AysyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang