20.00 KST
Kini Chanyeol berada di taman yang berada di bagian atap apartemennya. Dengan membawa sebuah gitar,ia mulai melantunkan sebuah lagu. Lagu yang ia ciptakan sendiri untuk para penggemarnya.
*tiing*
Tiba-tiba saja handphone yang berada di dekatnya berbunyi. Sebuah notifikasi dari Line. Ia tak menghiraukan notifikasi itu dan melanjutkan acara bernyanyi nya.
*tiing*
Lagi-lagi handphone itu berdering. Kini ia mulai mengambil dan melihat pesan apa yang telah membuat hp nya berdering dari tadi.
"Soo Man-seonsaengnim?" tanyanya dalam hati.
"Kenapa dia menyuruhku ke sana?" ujarnya dan langsung bangkit dari posisi tadi. Ia pun meletakkan gitar itu ke kamar dan langsung turun ke basemant untuk mengeluarkan mobil.
🎶🎶
"Kau sekarang ke ruanganku," perintah Soo Man kepada Yongmin. Yongmin pun menurut dan mulai mengikuti langkah Soo Man.
"Duduk,"ujar Soo Man yang lagi-lagi di turuti Yongmin. Setelah duduk,Soo Man langsung bicara.
"Kau atau aku yang duluan bicara?" tanya nya. Tentu saja Yongmin tak mengerti apa maksud perkataan Soo Man tersebut.
"Maksudnya seonsaengnim?" tanya Yongmin mengerutkan kening.
"Chanyeol," ujarnya.
"Kenapa?" tanya Yongmin semakin tak mengerti.
"Apakah ia serius ingin hidup normal?"tanya Soo Man. Sontak,Yongmin membulatkan matanya.
"Ka..Kau?? Darimana kau tau?" tanya Yongmin membalik pada Soo Man.
"Kau tak perlu tau darimana aku tau. Kau pikir kau bisa menyembunyikannya dariku? Sekarang kau hanya perlu menjawab pertanyaanku tadi!" Soo Man kembali bertanya.
"Itu—" ucapan Yongmin terpotong karena bunyi pintu yg terbuka hingga menampakkan sosok tinggi nan menjulang itu.
Chanyeol bingung melihat kondisi yang ada. "Kenapa Yongmin-hyung juga ada disini? Kenapa mereka menatapku seperti itu? Apakah ada yg tak beres?"
Segala macam pertanyaan keluar dalam pikirannya. Ia sempat terdiam di depan pintu kalau saja Soo Man tak memanggilnya.
"Kenapa tidak masuk?" tanya Soo Man. Chanyeol merasa hawa dingin di sekitarnya. Ia yakin ada yang tak beres di sini.
Ia pun berjalan menuju tempat Soo Man.
"Duduk!" perintah Soo Man yang tentu saja dituruti oleh Chanyeol. Ia duduk di sebelah Yongmin.
"Kau yg menjawab atau dia?" tanya Soo Man pada Chanyeol.
"Hah? Maksudnya" tanya Chanyeol yang tentu saja juga tak mengerti dengan topik pembicaraan inin.
"Kau benar-benar ingin hidup normal?" Mata Chanyeol sontak membulat. Ia memberi kode pada Yongmin mengapa Soo Man bisa tau hal itu. Yongmin hanya membalas dengan gelengan.
"Maafkan aku Seonsaengnim, aku tak bermaksud. Mood ku hanya sedang tak bagus saat itu. Aku tak berpikiran jernih waktu mengatakannya. Maafkan aku," jawab Chanyeol.
Soo Man menghembuskan nafas kasar nya.
"Tak ada kah jawaban lain yang bisa kau beri? Alasanmu hanya itu dan itu saja. Aku muak mendengarnya!!" Nada bicara Soo Man agak meninggi saat ini.
"Maaf," balas Chanyeol dengan kepala menunduk.
"Bisakah kau tak menjadi ancaman bagi agensi? Kau kira hanya kau yang ingin hidup bahagia? Kau kira hanya kau yang ingin hidup normal? Kau kira hanya kau yang merasa dirugikan?" Chanyeol diam, menunduk. Ingin rasanya ia menghilang pada saat itu juga. Melihat hal itu Yongmin jadi tak tega.
"Sudahlah Seonsaengnim. Ia hanya ingin mengutarakan kata hatinya. Dia salah satu artis yang paling berpengaruh di agensi ini, tentu saja ia juga bisa merasakan stress. Ingat,dia juga manusia," bela Yongmin memberanikan diri. Dalam hati ia sudah menyumpah serapahi dirinya sendiri yang entah mengapa dengan spontan nya mengeluarkan kalimat-kalimat itu.
Alis Soo Man tertaut. "Sekarang kembalilah ke dorm. Kali ini kau ku maafkan." ucap Soo Man sambil pergi meninggalkan ruangan itu.
Kini keduanya bisa bernafas lega. Melihat Chanyeol yang masih tertunduk, Yongmin pun mengusap punggung Chanyeol, berusaha menenangkan.
"Lupakan saja apa kata Seonsaengnim tadi. Mungkin ia hanya lelah. Kau tau bukan Soo Man- Seonsaengnim itu orang seperti apa."
"Sekarang, ayo kita kembali ke dorm. Aku dengar anak-anak memesan banyak makanan hari ini. Aku tak mau perutku kelaparan karena hanya menatap ruang hampa ini," Chanyeol menatap Yongmin sedih namun dengan senyum yang tulus. Setidaknya Yongmin berhasil menghiburnya walaupun hanya sedikit.